Assalamualaikum,
Dalam acara Debat Kandidat Capres putaran Satu kemaren Konsep yang ditawarkan Jokowi yang patut menjadi perhatian selanjutnya adalah lontaran Isu Politik Aggaran.
Betapa Inovatifnya Capres yang merangkap Petugas PDI perjuangan ini membawakan ISU yang katanya Baru, Cerdas dan Sudah dibuktikannya sebelumnya. Saking bernasnya, para Intelektual partisan yang berada dibelakang kandidat ini, tidak sadar jika sesungguhnya ide ini masih terlalu Sumir dan Cendrung berpotensi menghancurkan cita-cita dan pengorbanan para Pendiri Bangsa.
Jokowi melontarkan untaian kata sebagai berikut.
- Melaksanakan Politik Anggaran yang akan bisa menertibkan pemerintah daerah agar patuh pada pemerintah pusat.
- Jokowi menyebut untuk membuat daerah-daerah patuh pada pemerintah pusat, maka strateginya adalah memainkan Politik Anggaran.
- Jokowi menyebut rata-rata 85% APBD daerah berasal dari pusat.
- Jika ada kebijakn daerah yang tidak sejalan, maka akan diberi Hukuman dalam bentuk pemotongan DAK.
Inilah BLUNDER ke tiga dari Pemaparan Jokowi yang di sanjung-sanjung oleh sebagian orang-orang yang menggadaikan Rasionalitas dan Intelektualitasnya.
Mengapa timbul kesimpulan seperti itu,,,?
Jawabnya sudah terbukti,
- Jokowi adalah salah satu contoh kepala daerah yang sering kali berlawanan dengan pemerintah pusat.
- Jokowi senantiasa menyalahkan Pemerintah pusat kala menemui kesukaran dalam mengurusi hanya sebuah Provensi bernama DKI Jakarta. link
- Jokowi juga menjadi salah satu Walikota(pimpinan daerah tingkat dua) yang sering berseberangan dengan Gubernur Jawa Tengah. link
Jika kebijakn ini diterapkn oleh Jokowi, maka dapat dipastikn akan banyak gejolak di daerah-daerah terutama yang bupati/gubernurnya bukan dari koalisi JKW-JK.
Artinya kebijakan ini hanya akan menambah daftar masalah baru di Indonesia. Alih alih menyelesaikn masalah, Jokowi justru memunculkn masalah baru.