Mohon tunggu...
Bondan Pandiani
Bondan Pandiani Mohon Tunggu... -

Jokowi sudah berbuat hal kecil saat semua orang masih bermimpi - Muhammad Harris Indra (Gerindra)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

ILC Pun Membantu Jokowi

30 Mei 2014   05:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:58 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Akhirnya saya memaksakan diri untuk membuat tulisan di Kompasiana, setelah sekian lama kerjaannya hanya komen-komen saja. Mungkin ada baiknya saya ceritakan dulu asal-muasal saya membuat tulisan ini.


Saya adalah salah satu follower akun twitter Karni Ilyas, beberapa hari yang lalu saya lihat posting Karni Ilyas menjawab pertanyaan salah satu followernya untuk topik Indonesian Lawyer Club (ILC) pada tanggal 25 May 2014, yang isinya adalah: Masih alternatif antara Menag tersangka atau Bus TransJakarta. Twit tersebut menjawab pertanyaan salah satu follower-nya yang bertanya tentang topik yang akan dibahas pada acara ILC pada tanggal 27 May 2014. Dan seperti yang kita ketahui judul acaranya adalah "Menteri Agama pun Tersangka Korupsi".


Pada awalnya, saya tidak terlalu mengikuti jalannya acara tersebut, hanya mendengarkan penuturan dari M Yasin dan Anggito Abimanyu. Setelah itu acara tersebut saya tinggalkan, dan baru kembali lagi pada saat seorang yang bernama Muzzakir, yang namanya baru saya dapat tadi, seorang pakar hukum pidana. Kata-kata beliau terpaksa saya dengarkan, karena saya memang tidak bisa mengganti channel. Dari kata-katanya sih seperti biasa menyalahkan KPK.


Kata-kata Muzzakir ternyata terpendam dalam otak saya, maka begitu tadi pagi lagi iseng browsing youtube, menemukan rekaman acara tersebut, dan saya tonton lagi, ternyata ada bagian perkataannya yang  secara sengaja atau tidak, juga menjelaskan hubungan antara Jokowi dengan kasus TransJakarta, khususnya bagi saya yang awam ini.


Rekaman youtube-nya dapat dilihat disini:


http://www.youtube.com/watch?v=y_kLVoaE4oE


Perhatikan pada waktu: 12:03 - 12:30, berikut cuplikan kata-katanya:


"Dalam konteks kementrian atau organisasi kementrian seperti itu tadi sudah dibedakan antara KPA dengan mentri dan lain-lain sebagainya. Dalam hukum pidana, itu batas pertanggungjawaban dalam organisasi itu, kalau KPA bertanggung jawab adalah terhadap dana yang digunakan untuk itu dan dia lah kalau terjadi pindak pidana, pimpinan KPA bertanggung jawab sepenuhnya. Itu prinsip ya, jadi tidak bisa dialihkan kepada yang atas yang atas yang atas."


Perhatikan juga pada waktu: 12:30 - 12:56, berikut cuplikan kata-katanya:


"Demikian juga masing-masing harus punya pertanggungjawaban karena adalah sudah dijadikan KPA, dia adalah punya otoritas otonom, yang dia tidak boleh diintervensi dan dia bertanggungjawab penuh terhadap suatu perbuatan yang dilakukan pertanggungjawaban. Kalau dia menerima intervensi oleh pihak lain maka pihak yang intervensi dan terutama yang bersangkutan dia harus bertanggungjawab menerima intervensi dari pihak yang lain."


Bagi yang ingin mengetahui penjelasan tentang KPA, Anggito Abimanyu menjelaskannya pada rekaman youtube yang ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun