Mohon tunggu...
Bozz Madyang
Bozz Madyang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Food Blogger

#MadYanger #WeEatWeWrite #SharingInspiringRefreshing #FoodBlogger - Admin Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana - Email: bozzmadyang@gmail.com - Instagram/Twitter: @bozzmadyang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sensasi Jengkol, dari Tongseng hingga Kopi Jengkol

8 April 2017   08:13 Diperbarui: 9 April 2017   16:00 3118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lumayan luas tempatnya. (Foto bozzmadyang.com)

MADYANGER suka jengkol? Yaa, jengkol yang dikenal orang sebagai ‘makanan kampung’. Padahal bagi pecintanya, jengkol adalah jenis bahan makanan yang bisa diolah menjadi makanan super nikmat. Sebut saja yang populer seperti semur jengkol, balado jengkol atau pun nasi goreng jengkol.  

Tak heran kemudian ada predikat Jengkoler. Ini sebutan bagi penikmat jengkol atau tepatnya penggila jengkol. Why #madyangers? Soalnya orang menilai jengkol itu ada dua. Pertama demen banget. Kedua benciiii banget. Yaah seperti durian tuh hehee. Maka yang demen banget berasa kek orang gila kalau makan jengkol. Sooo jadinya penggila deh hehee

Nah ternyata jengkol bisa diolah menjadi aneka masakan yang lezat, nikmat dan unik loorr.  Seperti yang dilakukan warung bisnis yang menamakan diri “Republik Jengkol”  di jalan Bogor Km 24, Cijantung, Jakarta Timur ini. Di warung yang lebih bercita rasa café ini, berupaya menjadi tempat makan yang sensasional karena mengolah menu-menunya dengan bahan utama jengkol!

Unik, dan jarang banget warung yang mengkhususkan atau memposisikan jengkol sebagai bahan utama, membuat Bayu Astha Nugraha dan 3 orang owner lainnya terinspirasi. Utamanya sihh dari inspirasi warung jengkol yang sudah ada di jal. Kramat Jati, namun skalanya kecil. Maka semangat membuka cabang di Cijantung ini begitu menggebu.

Insting Bayu tak keliru, ternyata sensasi Jengkol ini manjur banget. Terbukti meski baru buka Senin (3/4/2017) yang lalu, Republik Jengkol sudah diserbu para penggilanya. Padahal lokasi belum siap betul karena masih direnovasi sana sini.

Area yang ditempati lumayan luas meski masih menyewa. Daya tampungnya mencapai 80 orang dengan bangku dan meja kayu sederhana.

Lumayan luas tempatnya. (Foto bozzmadyang.com)
Lumayan luas tempatnya. (Foto bozzmadyang.com)
Bayu, marketing Republik Jengkol. (Foto bozzmadyang.com)
Bayu, marketing Republik Jengkol. (Foto bozzmadyang.com)
Jengkol Anti Bau

Mengusung tagline “Kuliner Serba Jengkol, Nikmat Tanpa Bau” ternyata benar-benar tak berbau. Saat saya mencicipi menu tongseng jengkolnya aroma jengkolnya nyaris tak tercium. Ini yang membuat unik. Karena biasanya bau jengkol inilah yang membuat sebagian orang menghindarinya. Kok bisa gak bau sih?

Chef Fathoni, selaku orang dibalik layar masakan Republik Jengkol, buka rahasia, saat kutanya tentang jengkol yang tak berbau itu.

“Saya kasih rempah-rempah, terdiri dari lengkuas, sere, daun salam dan daun jeruk. Saya rendam semalaman,” katanya saat kutemui Rabu (5/4/2017) di dapur Republik jengkol.

Bukan hanya tak bau, jengkolnya juga empuk dan berasa legit. Aku sendiri mencoba langsung jengkol yang siap diolah menjadi aneka menu itu.   Fathoni menjelaskan bahwa jengkol diproses dulu sebelum dijadikan aneka menu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun