Ada semilir kecil angin melintas menyentuh kulitku. Lebih dari cukup mengurai panas hawa yang terasakan di luar ruangan. Di antara orang-orang yang sedang bersibuk berbenah di café yang baru buka dan belum sebulan berdiri. Pantas saja, angka digital di smartphoneku tertera angka 10.20 an WIB di Sabtu, 22 Oktober 2016. Café barusan buka. Meja-meja dijajar rapi memanjang. Kursi-kursi minimalis sudah siaga di sampingnya. Begitu pula dengan meja sebelah dengan kursi-kursi ramping yang sedang dibersihkan. Belum ada pengunjung. Selain saya. Sejenak nyaman di dalam café yang baru tiga minggu beroperasi ini.
Duduk di kursi empuk setelah disapa Mas Adhi Nugroho selaku direktur dan co-ownernya. Ramah dan menawarkan minuman. Ice tea tak lama datang dan menyejukkan tenggorokan, dalam regukan pertama dan kedua. Haus juga ternyata. Memandang keluar jendela kaca. Sisi kanan dan depan tempatku duduk. Biru air kolam renang Cikini siang itu tak banyak pengunjung. Beberapa orang sedang berenang di cuaca berawan. Café ini punya pemandangan unik. Spotnya di tepi kolam renang. Rasanya pas menjadi tujuan yang habis membakar kalori dengan berenang.
Aku meraih tas. Kukeluarkan laptop dan menyalakannya. Mengisi waktu menunggu untuk acara bersama teman-teman dari Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana. Fasilitas WIFI yang disediakan tak kusia-siakan. Lumayan cepat. Ini unsur yang bikin betah konsumen/ pembeli. Dan Up2Yu mengerti betul ini bahwa di era digital ini, akses internet adalah menjadi modal utama pertimbangan sebagian orang ‘nongkrong’ di café.
Jadi aku pun bisa asik tetap beraktivitas di medsos maupun cek email dan lain-lain. Bahkan bukan hanya itu, kulirik di beberapa titik tersedia sarana penunjang colokan listrik. Ini berguna banget bagi pekerja freelance, ataupun mereka yang beraktivitas digital di café ini. Poin plus.
Mencecap Menu Up2Yu
Lalu apa poin menu café yang digawangi Miza Tania, General Manager Up2yu ini? Tak pakai lama ketika nama menu disodorkan. Nasi Goreng Gila, Sop Buntut, Mie Ayam Bakso dan Sapo Tahu. Ini dia menu favorit, Sop buntut!
“Ini bumbunya tak kalah dengan sop buntut hotel,” katanya saat kutanya. Tapi bumbunya dirahasiakan. Pastinya chefnya berpengalaman dan banyak mendapat masukan juga dari kawan-kawannya.
“Pantas saja, cocok aku dengan rasanya,” gumamku.