Suasana menjadi semakin kental dengan adanya hiburan khas Jawa. Wah bener-bener ngingetin ala kampong saya di Wonogiri yang hanya sejam perjalanan dari Solo. Musik ditampilkan dengan beragam kemasan, campur sari, keroncong, dan gamelan. Selain itu ada tarian Jawa dan wayang humanoid.
Beberapa yang ditampilkan seperti Tari Bedoyo Kirono Ratih yang langsung dibawakan oleh penari dari Keraton Surakarta Hadiningrat pada 19 Juni 2015. Sementara untuk musik Keroncong dibawakan oleh Sundari Soekotjo dan putrinya Intan Soekotjo pada 19 Juni 2015. Ada juga penampilan Endah Laras. Saya sempat menikmati music campursari sesaat setelah aksi KPK gerebek. Berasa di kampong beneran, soalnya di ibukota sudah jarang dengernya.
Secara keseluruhan ajang “Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer” yang digelar di La Piazza Summarecon Kelapa Gading cukup menarik, dan perlu diapresiasi karena masih adanya kepedulian terhadap budaya tradisional. Memperkenalkan dan melestarikan budaya nusantara baik itu kuliner, musiknya maupun busana menjadi hal yang penting saat ini di tengah merebaknya modernisasi. Dan La Piazza sebagai sebuah Lifestyle Center di Jakarta, khususnya untuk daerah Kelapa Gading dan sekitarnya, telah menunjukkan solidaritasnya dan tentu saja layak dicontoh oleh pengelola mall lainnya. Dan semoga event-event budaya seperti ini selalu digelar di La Piazza Summarecon Kelapa Gading. Lestarilah budaya nusantara. Sukses buat La Piazza Summarecon Kelapa Gading.
@rahabganendra
Bulan diatas La Piazza saat ajang “Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer”. (Ganendra)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H