Mohon tunggu...
Boy Anugerah UI
Boy Anugerah UI Mohon Tunggu... Consulting Group (Political, Education and Literacy) -

Literasi Unggul Group adalah sebuah perusahaan swasta yang didirikan oleh Boy Anugerah, mantan pegawai pemerintah dan perusahaan swasta yang mengabdikan dirinya pada dunia literasi, pendidikan dan riset. Literasi Unggul Group menyediakan jasa pendidikan privat di bidang Bahasa Inggris, pengembangan literasi di daerah Jakarta dan Bekasi, riset independen di bidang politik, ekonomi, pertahanan keamanan, serta sosial budaya, serta menerima jasa pembuatan buku, jurnal, serta artikel opini dan ilmiah untuk diterbitkan. Literasi Unggul Group dipimpin langsung oleh Boy Anugerah yang membawahi beberapa periset independen di bidang politik, ekonomi, serta pendidikan dan sosial budaya. Dapat dihubungi di alamat email boy.anugerahsip@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trump dan Strategi Politik Luar Negeri RI

12 Desember 2017   23:48 Diperbarui: 12 Desember 2017   23:51 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesalahan kalkulasi politik luar negeri dalam merespons rezim Trump dapat berdampak negatif bagi daya tahan bangsa. Atribut nasional AS sebagai negara adidaya menjadi pokok persoalannya. Dalam relasi antarnegara, sangat mudah bagi negara adidaya untuk memaksakan kepentingan nasionalnya kepada negara lain yang jauh lebih kecil 'kalkulasi kapasitasnya'.

Beberapa hal kunci yang harus digarisbawahi Indonesia dalam merespons kemenangan Trump setidaknya ada dua. Pertama, Trump dengan segala faktor idiosinkratik yang melekat memang memainkan peran dalam porsi yang besar dalam merumuskan politik luar negeri AS. Meski demikian, Trump bukanlah penentu tunggal. 

Trump akan berhadapan dengan birokrasi dalam merumuskan kebijakan-kebijakan luar negerinya. Sekuat apa pun seorang presiden di AS, tak akan mulus kebijakannya apabila belum menundukkan birokrasinya.

Pertanyaannya sekarang, apakah pandangan Trump yang akan melarang muslim masuk ke AS berjalan lancar tanpa hambatan? Belum tentu. Dialektika politik harus ditempuh terlebih dahulu yang tentunya akan melibatkan para birokrat di AS. Jangan pernah lupa fakta bahwa Obama pernah sangat ngotot akan menghapus Penjara Guantanamo di Kuba. Faktanya sampai hari ini penjara tersebut masih beroperasi dan berdiri kukuh. Birokrasi AS yang jadi penyebabnya.

Hal kedua yang harus menjadi atensi pemerintah Indonesia ialah darah bisnis yang melekat pada Trump. Trump ialah seorang pebinis tulen dengan penciuman yang sangat tajam akan segala peluang. Bukti sahihnya ialah metode kampanye yang ia pilih. Ucapan-ucapan Trump yang sarkastis dan cenderung di luar kebiasaan bagi seseorang yang ingin menggalang dukungan merupakan sebuah anomali politik, tetapi benar dari sisi strategi pemasaran. Trump sungguh paham kejenuhan warga AS akan retorika-retorika mumpuni nihil aksi. Hasil akhirnya, tampuk presiden ke-45 AS berhasil ia gondol.

Kembali ke faktor darah bisnis Trump, Indonesia dapat menarik peluang melalui peningkatan kerja sama ekonomi yang saat ini menjadi konsen utama diplomasi Indonesia. Porsi pengusaha dan para pelaku ekonomi lainnya dapat diperbesar guna menyokong kepentingan nasional Indonesia. Melalui kerja sama ekonomi yang erat dengan AS, kita berharap akan semakin banyak foreign direct investment yang masuk, begitu juga upaya untuk merealisasikan visi poros maritim dunia yang butuh dana tidak sedikit.

Relasi dengan sebuah negara besar, apalagi bergelar adidaya, merupakan sebuah pekerjaan yang gampang-gampang susah. Di satu sisi, kita mengejar pencapaian kepentingan nasional. Namun, di sisi lain, harus tetap mempertahankan jati diri bangsa, yakni berdaulat secara politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian budaya. 

Apa pun seni yang dimainkan dalam politik luar negeri, sudah semestinya empat konsensus bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, menjadi pedoman dan pegangan. Pencapaian kepentingan nasional harus diletakkan secara selaras dengan upaya untuk menjaga dan memperkukuh ketahanan nasional.

Penulis: Boy Anugerah Staf di Lembaga Ketahanan Nasional RI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun