Mohon tunggu...
Boy Sandy Surya Wijaya
Boy Sandy Surya Wijaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya merupakan mahasiswa Ikom yang bergerak di bidang Broadcast, dan gemar sekali bercengkrama dengan media. terutama berdiskusi dan sharing tentang media. keep contact: Pin:26B08697 HP: 085311190275

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mimpi Besar dari Gubuk Kecil

29 Oktober 2013   19:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:52 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan kali ini, saya menyuguhkan sebuah Feature yang dapat menginspirasi teman-teman semua. berikut ini merupakan hasil tulisan teman saya,

Nama : Allice Chitra Yapardi

Kategori feature : Human Interest

Kota Jakarta, kota dengan sejuta impian bagi sebagian besar orang. Namun dibalik itu semua, Jakarta juga menyimpan sejuta kisah yang kelam.

Salah satu fenomena yang sering sekali kita temukan di Kota Jakarta adalah banyaknya anak jalanan. Di hampir setiap lampu merah pasti ada anak jalanan yang mengamen maupun meminta-minta. Mungkin bagi sebagian orang, anak jalanan tidak lebih dari sekedar anak-anak yang tidak mempunyai masa depan.

Tapi tahukah Anda, kalau masa depan mereka secara tidak langsung turut dipengaruhi oleh perilaku kita semua? Saat sedang berkendara di lampu merah, Anda mungkin sering memberikan uang Rp 1.000 kepada anak jalanan supaya mereka tidak mengganggu Anda.

“Dengan memberikan sejumlah uang kepada mereka, kita telah membunuh mimpi-mimpi mereka. Mereka akan semakin bergantung pada jalanan dan kehidupan mereka pada akhirnya tidak akan pernah berubah,” ujar Asmoro, pendiri dan pemilik lembaga swadaya masyarakat di bidang pelayanan anak-anak jalanan, Street Kids Ministry (SKM).

Mental mereka akan menjadi mental yang terbiasa untuk melakukan apa saja demi mendapatkan uang. Hati Asmoro tergerak ketika melihat anak jalanan yang mengamen di dekat halte Slipi dengan tas sekolah di pundaknya. Ternyata di dalam tas itu ada buku pelajaran. Anak jalanan itu terlihat kesulitan dalam mengerjakan PR-nya. Asmoro pun mendekati anak jalanan tersebut dan membantunya menyelesaikan PR-nya.

Keesokan harinya, anak tersebut mendatangi Asmoro lagi dan membawa teman-temannya untuk minta diajarkan PR-nya. Asmoro dan para anak-anak jalanan pun sempat ditangkap oleh Tramtib dan dimasukkan ke penjara dari jam 13.00-18.00 WIB, karena dianggap telah menimbulkan kegaduhan dan mengganggu kenyamanan masyarakat.

Melalui penjaralah, Asmoro berkenalan dengan ketua Lapas Kedoya. Kemudian Asmoro pun diberikan tempat di depan fly over Tomang untuk membimbing anak-anak jalanan. Kejadian yang sudah terjadi 14 tahun yang lalu ini yang menjadi inspirasi bagi Asmoro untuk mendirikan SKM.

SKM merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan anak. Pada mulanya SKM hanya memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak jalanan, tetapi kini SKM memiliki program-program lain, seperti advokasi, sanggar, layanan kesehatan, beasiswa, pendampingan, feeding, dan pemberian susu segar.

SKM melayani sekitar 1.600 anak jalanan yang tersebar di berbagai daerah, seperti Tomang, Grogol, Tanah Abang Bongkaran, Kemanggisan, Dumpit, Mbah Kucing, Teluk Intan, dan Sungai Tiram.

“Aku ingin jadi polisi ! Aku ingin jadi dokter ! Aku ingin jadi pemain sepak bola!” ujar Rangga, Sukma, dan Noval, beberapa anak jalanan di kawasan Grogol. Pilu rasanya mendengar anak-anak jalanan itu ternyata mempunyai mimpi yang besar yang berawal dari rumah mereka yang kecil dan terpinggirkan itu.

“Anak-anak jalanan butuh lebih dari sekedar uang, mereka butuh pembimbing, pembimbing yang bisa memberikan mereka batu loncatan. Kalau tidak diberikan bimbingan, maka pikiran mereka tidak akan pernah terbuka dan pada akhirnya kalau ditanya pasti cita-cita mereka tidak jauh dari supir. Karena di mata mereka, supir adalah orang yang hebat,” jelas Asmoro.

Asmoro pernah bertemu dengan seorang anak jalanan yang bercita-cita menjadi pedagang mainan. Asmoro pun berpesan kepada anak itu agar ia tidak menjadi pedagang mainan yang biasa-biasa saja. Anak jalanan itu kini telah berhasil meraih impiannya. Ia menjadi pedagang mainan yang besar.

Sanggar Kemanggisan

Salah satu sanggar yang dimilki SKM terletak di Jl. Sinar Budi No. 16, Jembatan Dua, Jakarta Utara. Setiap harinya, Sanggar ini didatangi hampir 300 anak jalanan. Di sanggar ini, anak-anak jalanan bisa mendapatkan bimbingan belajar secara gratis, tanpa dipungut biaya apapun.

“Untuk anak-anak jalanan yang bersekolah di pagi hari, mereka biasa mendatangi sanggar di sore hari pukul 14.00-16.00 WIB. Sedangkan untuk yang bersekolah di siang hari, mereka belajar di sanggar dari pukul 08.00-10.00 WIB,” ujar Lino, salah satu pengajar di sanggar SKM Kemanggisan.

“Aku senang bisa belajar di Sanggar. Di Sanggar, aku bisa ketemu sama banyak teman-teman dan ada kakak-kakak yang bisa bantuin aku ngerjain PR juga. Setelah aku selesai belajar, biasanya aku main sama teman-temanku di sekitar sanggar,” ucap Rangga, salah satu anak jalanan yang belajar di Sanggar Kemanggisan SKM.

“Bagi saya, mengajar anak-anak jalanan menjadi daya tarik tersendiri bagi saya. Sebagai seorang guru, saya tidak memandang siapa mereka dan darimana mereka berasal, yang terpenting bagi saya adalah saya bisa memberikan ilmu yang saya miliki kepada mereka, tidak hanya ilmu pengetahuan tetapi juga moral,” ucap Lino

Tanpa didasari dengan kerelaan hati, akan sulit rasanya melayani anak-anak jalanan. Anak-anak jalanan tidak seperti anak-anak biasa yang seusia dengan mereka, mereka membutuhkan perhatian khusus. Perhatian yang jarang sekali bisa mereka dapatkan dari kedua orang tua mereka.

“Untuk pembiayaan sanggar ini sendiri, ada beberapa hal yang saya keluarkan dari pendapatan saya sendiri, seperti untuk membiayai gaji guru di sanggar. Ada juga donatur-donatur yang sering menyumbangkan dananya untuk membantu SKM,” terang Asmoro

Asmoro mengaku tidak merasa keberatan sama sekali untuk mengeluarkan biaya demi membantu anak-anak jalanan. “Apapun akan saya lakukan, supaya anak-anak jalanan bisa merasa sejahtera dan tidak turun ke jalanan lagi,” tambah Asmoro

Solusi untuk Mengentaskan Masalah Anak Jalanan

“Pelayanan anak sendiri di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Kini kami sendiri pun telah memiliki jaringan pelayanan anak di 14 provinsi di Indonesia,” ucap Debby, koordinator pelaksana LSM Peduli Anak Bangsa.

“Komunikasi antar LSM juga sangat diperlukan supaya terjalin sebuah sinergi yang baik antar LSM. Karena terkadang ditemukan beberapa daerah yang sama sekali tidak tersentuh oleh LSM apapun, padahal daerah tersebut juga membutuhkan perhatian,” jelas Debby.

Kalau dilihat dari akar permasalahannya, masalah anak jalanan sebenarnya bersumber dari kemiskinan. Karena keadaan hidup yang serba berkekurangan, yang sering membuat anak-anak di bawah umur terpaksa untuk bekerja dengan turun ke jalanan untuk membantu kedua orangtuanya.

“Secara garis besar, angka kemiskinan di Indonesia memang sudah mengalami penurunan, namun ketidakmerataan pendapatan masih tinggi, sehingga yang timbul adalah masyarakat yang sudah kaya menjadi semakin kaya sedangkan yang miskin tetap miskin,” kata Veny Anindya Puspitasari, SE, M.Ec, dosen ekonomi Universitas Bunda Mulia.

Menurut dia, butuh kerjasama dari berbagai pihak untuk bisa mengentaskan masalah kemiskinan ini, supaya berbagai gejala sosial yang timbul akibat kemiskinan ini pun bisa diperkecil. “Pemerintah kini juga telah mencanangkan program One Village One Product dimana setiap desa diharapkan bisa menghasilkan komoditas tersendiri dengan begitu angka urbanisasi pun akan menurun,” jelas Veny Anindya.

Menurunnya angka urbanisasi akan berdampak langsung pada kepadatan penduduk di kota Jakarta. “Diharapkan dengan menurunnya kepadatan penduduk di Kota Jakarta, angka kemiskinan pun akan ikut menurun dan masalah-masalah yang timbul akibat kemiskinan bisa lebih terminimalisir,” tambah Veny Anindya.

Bicara mengenai kemiskinan di Indonesia, memang tidak akan ada habisnya. Tetapi kita sebagai warga negara Indonesia juga harus berani untuk mengambil langkah besar seperti Asmoro guna membantu pemerintah mengentaskan masalah kemiskinan. Apakah Anda tertarik untuk terjun ke dunia anak jalanan?

***

Catatan :

Data Narasumber

1. Anak-anak jalanan di kawasan Grogol

2. Asmoro, pemilik Street Kids Ministry

No. Hp : 081514015008

Alamat : Jl. Sinar Budi no. 18

3. Lino, pengajar di sanggar Street Kids Ministry

No. Hp : 081344443003

4. Debby Zakharia, koordinator pelaksana LSM Peduli Anak Bangsa

No Hp : 0818677287

5. Veny Anindya Puspitasari, SE, M.Ec, dosen ekonomi Universitas Bunda Mulia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun