"Hitam Kita Berdua"
Aku ini laki-laki,
bodoh,
gak ngerti apa-apa soal cinta yang ribet ini.
Kubilang aku rela mati buatmu,
tapi malah aku yang terus hancur.
Kamu,
katanya cinta, tapi bawa pisau di balik senyum.
Aku gak punya teman,
gak punya apa-apa,
cuma kamu tempat aku pulang.
Tapi tiap kali aku balik,
aku cuma nemu luka baru.
Aku sedih, kamu diam.
Aku nangis, kamu pergi.
Kamu bilang aku gak ngerti,
gak peka sama sakitmu.
Tapi gimana mau ngerti,
kalau aku juga remuk tiap hari?
Kita ini sama-sama hitam,
sama-sama rusak,
tapi malah saling tusuk,
bukan saling obati.
Aku bingung, kamu bingung.
Kita cari arti cinta, tapi nemu pahit.
Kamu bilang aku yang salah,
aku bilang kamu bohong.
Tapi dalam-dalam, aku tahu,
kita cuma dua orang bodoh,
yang gak tahu caranya berhenti.
Aku cuma pengen didengar,
cuma pengen kamu bilang,
aku ini berharga buatmu.
Tapi ternyata,
aku gak cukup buatmu,
dan kamu gak cukup buatku.
Jadi apa kita terus begini?
Bunuh diri pelan-pelan
di tangan masing-masing?
Atau kita akhirnya berhenti,
lepaskan luka ini,
biarkan kita hidup,
meski sendiri lagi?
Tidak kamu tidak sendiri
Kamu punya mereka
Yang akan selalu menjadi tujuan mu
Walau mungkin kamu sunyi
Itu hanya sebentar saja
Aku kehilangan sebelum memiliki./(DR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H