[caption id="attachment_204530" align="alignnone" width="300" caption="foto : vivanews.com"][/caption] polemik KPK dan POLRI terkait skandal simulator SIM yg disinyalir juga melibatkan anggota DPR di banggar mental-mentul kasusnya dipolitisasi, mulai dari pengamat yg konon menduga ikhwal ini pengalihan isu terhadap kasus Anas dan Hartarti Murdaya yang notabene petinggi parpol berkuasa saat ini. saya rasa sangat naif bila ini dibenarkan kalau saya boleh menilai apa cakap pengamat tersebut.. banyaknya kalangan yg berkomentar mengaburkan objek masalah hukum itu sendiri dalam pemberitaan beberapa media akhir-akhir ini yg saya perhatikan. proses hukum tetaplah mengacu pada standar yg telah baku sebagaimana acuan UU yang berkiblad pada konstitusi dinegara yg menganut faham demokrasi ini.mereka yg mencemaskan ini pengalihan isu justru secara tidak langsung tidak menghormati hukum itu seniri yang mana perlu proses dari P1 sampai inkrah (keputusan hakim berkekuatan hukum tetap). Sementara Mabes Polri melalui Kadiv Humas Irjen Pol Anang Iskandar menyatakan bahwa Irjen DS sudah dinon aktifkan dari jabatannya sebagai Gubernur akpol bersebab status tersangka yg ia sandang. dan Anang Iskandar juga berujar bahwa Polri sudah menyiapkan penggantinya di lembaga pendidikan kepolisian itu. Selain Irjen Djoko, Polri juga sudah menonaktifkan Brigjen Didik Purnomo dari Waka Korlantas Polri dan AKBP Teddy Rismawan di Korlantas. Satu lagi tersangka Kompol Legiman juga sudah dinonaktifkan. Ketiganya bahkan sudah ditahan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, sejak Jumat (3/8) malam."Brigjen DP sudah ditahan," tukuk Anang kepada detik.com . sebagaimana kita ketahui bersama Sebelumnya KPK telah menetapkan Irjen Pol Djoko Susilo sebagai tersangka kasus pengadaan simulator SIM. Dalam keterangannya kepada wartawan, juru bicara KPK Johan Budi menyebutkan diduga negara rugi puluhan miliar dalam kasus ini. kita sebagai anak bangsa jangan mau saja digiring opininya oleh pengamat-pengamat yg kalau boleh saya berpendapat terkadang tak memberikan solusi dalam setiap kritikannya, ini sama juga dengan sahabat saya dikampung yg sangat lucunya, jikalau ia sehabis menonton berita ia dengan gampangnya mencak-mencak mengutuk " sipolan koruptor, semua sipolan korupsi yang baik hanya kita-kita ini saja bersebab tak makan uang negara dan rajin membayar pajak " ujarnya yg membuat kami tergalak dibuatnya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H