menjelang jumat barusan seorang ibu muda datang ketempat saya, ini adalah kunjungannya yg kedua dalam membicarakan prahara dan polemik rumahtangganya kepada saya, diluar kapasitas ini dia sering sekali bertemu dengan saya karena ia sudah saya anggap adik sendiri termasuk suaminya.. ibu muda yg baru genap berumur 30th ini memiliki 3 anak, 1 laki2 dan 2 perempuan. yg laki2 tertua sekarang baru menginjak kelas 6 sd. anaknya yg ke 2 baru naik ke kelas 2 sd dan satu sekolahan dgn anak tertua saya. dan anak bungsunya berusia 4th. dia datang dengan berurai airmata kepada saya.. dia menuturkan sang suaminya sudah tidak adil lagi.. suaminya baru2 ini "buka cabang" beristri baru (siri) seorang janda muda.. dia bertutur kepada saya bahwa istri kedua suaminya tersebut mengaku hamil 6bulan kepadanya melalui sms ,dan rumahnya (istri muda) sudah hampir siap dibangun oleh suaminya (lagaknya memanas-manasi).. hal inilah yg membuat ibu ini amat bersedih.. dia sebagai istri sah dan diakui hukum dinegara ini hingga kini belum "menginyam" rumah baru.. rumah yg mereka tempati saat ini adalah rumah peninggalan nenek suaminya yg belum sah ia miliki secara perdata. mau dikemanakan anak2 yg bertiga ini imbuhnya.. ia menuturkan bahwa rumah warisan ini juga terancam diambil developer, dikarenakan suaminya terlalu banyak meminjam uang pada pengusaha yg "pemurah" pada suaminya .. namun dibalik itu ia bisa membaca dibalik kemurahan pengusaha tersebut ujung2nya keluarga mereka jua yg teraniaya pada akhirnya jika memang suatu saat apa yg ia prediksi benar adanya..
lama saya termenung sebelum menasihatinya.. dia mengatakan bahwa ia hendak berpisah dari suaminya.. hal inilah yg paling tidak saya inginkan..mereka yg nikah muda ini rumahtangganya memang sedang diuji.. tak lama kemudian suaminya juga datang ketempat saya dimana istrinya menangis2 kepada saya.. saya suruh suaminya pergi dulu.. (dia selalu mendengar nasehat saya,karena dia juga menganggap saya kakaknya, dan tak terbetik dihatinya bahwa saya akan jadi pihak ketiga yg akan memperuncing keadaan rumahtangga mereka).. sisuami menuruti kata saya.. lanjut saya menasehati ibu ini..saya minta ia sedikit lebih dewasa menyikapi keadaan saat ini.. ini adalah ujian tuhan.. menjelang ramadhan ini saya tekankan padanya untuk saling menahan diri dulu.. jangan ada pertengkaran , dan itu harus dimulai dari diri sendiri kata saya.. sebelum mengeluarkan kata-kata yg menjurus kearah emosional saya sarankan ia untuk berfikir agak 6 detik dulu agar logika lebih mendominasi perasaan.. saya mengajarkan ia akan arti nilai2 kedewasaan,, dan saya mengatakan kepadanya bahwa memang dalam hal ini tak satupun wanita didunia ini yg mau dimadu.. dan saya memahami apa yg ia katakan kepada saya dan berempati akan beban batin yg ia rasakan.. tak ada wanita yg mau dimadu.. silahkan tanya pada seluruh wanita dimuka bumi ini... jawaban dilubuk hatinya yg terdalam akan sama dg ibu ini.. saya yakin itu..
tangisnyapun mereda.. nasehat saya hanya meminta ia sedikit dewasa dalam menyikapi keadaan.. dan menahan dulu keinginan bercerai ini sebelum memikirkannya matang2.. sebab jika talak sudah dijatuhkan, maka yg paling menderita dalam hal ini adalah anak2 mereka.. mereka akan terkena beban psikologis dimasa pertumbuhan ini, yg fatal akibatnya saat mereka dewasa kelak.. karena ini menyangkut program bawah sadar manusia dimasa kecil yg tanpa sadar mempengaruhi perilaku mereka kelak dewasa nanti.. saya meminta ia jangan bertengkar didepan anak2.. dan memulai membicarakan polemik ini secara dewasa tanpa membawa emosi.. dengan cara apa? saya sarankan ia dengan pepatah minang.. berusahalah jadi itik.. yg tidak tenggelam oleh dalamnya air.. sedalam2nya air.. tetap setinggi dada itik.. dalam arti kata saya minta ia lebih dewasa dari suaminya dan berharap suaminya menyadari kelak hari akan kesalahannya dan kembali rukun dan berlaku adil dalam berumah tangga.. kenapa? karena ibu ini yg karena cintanya pada suaminya dan begitu juga sebaliknya, sepertinya menerima dipoligami meskipun didalam hatinya menolak dan merasa tersayat2 akibat dipoligami (ini yg ia katakan dgn gamblang pada saya).. tak satupun wanita didunia ini faktanya yg mau dimadu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H