Mohon tunggu...
Oyong Liza Piliang
Oyong Liza Piliang Mohon Tunggu... Wiraswasta, wartawan -

http://www.pariamantoday.com/ Praktisi media, pengamat politik, sosial dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Birokrasi Daerah yang “Total Football”

21 Juli 2014   20:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:40 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Publik Internasional baru saja selesai menyaksikan pertunjukan yang menghipnotis seluruh masyarakat dunia yakni piala dunia sepak bola yang berlangsung di Brazil bulan juni sampai pertengahan juli yang lalu. Mereka rela melewatkan waktu berjam jam sampai dini hari untuk tidak melewatkan setiap detik pertandingan.

Kesebelasan yang terbaik adalah kesebelasan yang menunjukan permainan yang kompak, semua pemain bergerak menuju tujuan yang sama yakni goal. Semua elemen kesebelasan menjalankan perannya masing-masing. Mulai dari pelatih yang selalu mengamati dan menyoraki arah permainan anak asuhnya, kapten kesebelasan yang mengarahkan dan mengomandoi permainan rekan-rekannya dalam lapangan, para pemain lainnya mulai dari pemain tengah, pemain belakang, pemain sayap, pemain penyerang, gelandang dan lainnya memiliki peranan masing yang di atur dalam suatu pola permainan secara kompak. kesebelasan yang paling dinamis dan kompak kemungkinan akan menjadi pemenangnya.

Peran playmaker sebelasan sangat penting, seperti kita lihat peran Neymar di kesebelasan tuan rumah brazil. Pada babak penyisihan sampai babak perempat final, Brazil menunjukan permainan yang hebat selagi masih ada Neymar di kesebelasan. Neymar mampu menjadi dinamisator yang membuat permainan rekan rekannya bergerak terus dan kompak serta dieksekusi oleh Neymar sebagai pemain depan.

Namun apa yang terjadi setelah neymar cedera akibat di tendang punggungnya oleh pemain kolombia Juan Camilo Zuniga yang mengakibatkan neymar tidak bisa lagi bertanding pada babak berikutnya? Brazil dikalahkan secara tragis oleh Jerman dengan skor memalukan 7-1 dan selanjutnya dihantam Belanda dengan skor 3-0.

Begitu juga kapten kesebelasan Argentina Lionel Messi, dia mampu membawa Argentina sampai ke final walaupun pada akhirnya dikalahkan oleh Jerman melalui tambahan waktu. Lionel Messi telah mampu menjadi katalisator (semangat percepatan) bagi seluruh rekannya di kesebelasan Argentina. Begitu juga Kapten kesebelasan Jerman Philipp Lahm yang mampu membawa Jerman untuk memenangi pertandingan Piala Dunia dan kehormatan untuk negaranya Jerman sang “Panser”.

Permainan sepak bola yang menggerakkan semua anggota kesebelasan secara terus menerus tanpa lelah dan selalu dinamis dan berkomitment untuk menang melalui kapten kesebelasan tersebut adalah dinamakan "total football".

Kita dapat mengambil pelajaran dari permainan “total football” tersebut terkait dengan birokrasi di pemerintah daerah. Birokrasi di pemerintah daerah dapat dianalogkan dengan kesebelasan sepak bola. Publiknya adalah penonton yang ada di stadion atau diluar stadion, serta yang menonton melalui televisi yang secara transparan melihat secara jelas setiap langkah para pemain setiap tim kesebelasan.
Birokrasinya adalah seluruh pemain sepakbola termasuk Kapten kesebelasan. Kapten kesebelasan dalam birokrasi adalah Sekretaris daerah dan para pemain yang dibagi menjadi pemain depan, penyerang, sayap kiri, gelandang, pemain belakang, back, kipper adalah seluruh Kepala Dinas/SKPD menurut peran dan fungsinya masing masing.
Setiap kepala dinas harus menuju arah/visi yang sama yakni menuju visi kepala daerah yang juga telah ditetapkan sebagai visi daerah dalam RPJMD.
Beberapa nilai positif total football yang dapat diambil oleh birokrasi sebagai tim pembangunan daerah adalah:

1. Kesatuan gerak menuju “goal”

Goal dalam bermain bola adalah pencapaian memasukan bola ke gawang lawan, sedangkan goal yang dimaksudkan dalam pemerintah daerah adalah pencapaian visi dan misi daerah.

Penyebab lambatnya suatu daerah mencapai visi daerah secara mantap adalah masing masing kepala dinas bekerja secara sendiri sendiri (ego sektoral) yang kadang kala menjauh mencapai goal (visi daerah). Setiap Kepala Dinas seharusnya menuju arah yang sama yakni goal.

Ada yang menuju arah ke kiri atau ke kanan bahkan bola keluar lapangan yang menyebabkan tidak efisien dan tidak efektif, disinilah peran sang kapten (sekretaris daerah) untuk mengkoordinasikan seluruh rangkaian kegiatan setiap kepala dinas atau SKPD. Sekretaris daerah juga tidak bekerja sendiri, namun dibantu oleh 2 atau 3 orang asisten sebagai koordinator di bidangnya masing masing, yakni asisten bidang Pembangunan dan asisten bidang perekonomian atau kalau ada asisten bidang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun