Mohon tunggu...
Boy Mihaballo
Boy Mihaballo Mohon Tunggu... Seniman -

penulis fiksi-non fiksi, komposer, sutradara, web desainer, videografer, dan yang terpenting seorang amatir yang mencintai aktivitasnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan featured

Sebaiknya Sys Ns Saja yang Memandu Acara Kompasiana TV

22 September 2015   02:52 Diperbarui: 23 Januari 2018   15:28 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana TV adalah program pionir di televisi kita. Sejauh ini, yang saya ketahui, belum ada televisi lain yang memiliki program serupa dengannya. Ini adalah forum yang melibatkan pemirsa tampil dengan nyata dan apa adanya di layar tv nasional. 

Bandingkan dengan program wicara lainnya yang selalu menempatkan pemirsa sebagai penonton pasif, kalaupun berlangsung interaksi pun berpotensi manipulatif karena biasanya melalui telepon dan pemirsa tidak mempu membedakan apakah telepon tersebut berasal dari penonton di rumah atau malah dari studio itu sendiri. Ini sisi unggul dari Kompasiana TV di mata saya.

Di era keterbukaan dimana setiap orang memiliki hak yang sama dan kemerdekaan mengeluarkan pendapat seperti masa kini maka program Kompasiana TV akan memiliki peluang besar untuk menjadi corong alternatif yang memikat para netizenuntuk bergabung di dalamnya guna menyuarakan pendapatnya.

Namun prospek ini akan hilang direbut program lain bilamana moderasi berjalan tidak imbang antara nara sumber dengan kompasianer. Hal ini saya rasakan terjadi di Kompasiana TV sejak redaksi memberikan porsi lebih terhadap narasumber rutin. 

Sebenarnya tidak pas juga disebut narasumber karena Sys Ns, ini nama yang saya maksud sebagai narasumber rutin tadi, tidak menjadi rujukan atas informasi yang dibutuhkan untuk digali esensinya pada setiap edisi. 

Kebanyakan yang dia lakukan serupa dengan yang dilakukan oleh Kompasianer lainnya; bertanya. Bedanya dia rutin, nyaris di setiap edisi bahkan lebih eksis ketimbang Cindy Sistyarani, dan memiliki kursi tetap. 

Kritik saya terhadap Sys Ns bukan kali ini saja tetapi dalam artikel mengenai Kompasiana sebelumnya juga sudah saya lakukan. Walau tertuju kepada Sys tetapi  ini bukan masalah pribadi. Karena saya tidak mengenal Sys Ns secara personal. Dia pun tidak mengenal saya. 

Esensi dari kritik saya adalah karakter Sys yang menurut saya tidak seirama dengan program ini. Memangnya karakter seperti apa yang dibutuhkan Kompasiana TV? Karakter moderator murni seperti yang sudah dilakukan Cindy Sistyarani saya pikir sudah pas. 

Moderator murni akan memandu dengan seimbang tanpa tendensi untuk menjatuhkan narasumber atau kompasianer. Moderator murni tetap kritis dalam upaya menggali informasi dari narasumber. Dan Cindy memiliki karakter tersebut.

Tidak demikian dengan Sys NS. Saya lebih mengingatnya sebagai salah seorang yang digunakan Jendral Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi pendiri Partai Demokrat. Sudah menjadi transparan bahwa Partai Demokrat digagas, di arahkan dan digunakan untuk memenangkan beliau sebagai Presiden. 

Sys NS dalam acara Kompasiana TV (Youtube - Kompas TV)
Sys NS dalam acara Kompasiana TV (Youtube - Kompas TV)
Sys NS di mata saya adalah tipikal politikus, walau media lebih suka mengenangnya sebagai mantan anggota Sersan Prambors. Dan sebagai politikus yang non-aktif di Parpol maka ia butuh panggung pada kesempatan apa pun. Tidak ada yang salah dengan itu.

Beberapa tahu lalu di TV nasional yang suka tampil beda, Sys mendapat panggungnya. Radio Show nama programnya. Idenya mengkonversi acara radio dalam format tv. Cocok sekali dengan latar belakang Sys yang besar di dunia radio.  Beberapa narasumber dengan tema aktual ditampilkan. 

Di acara itu saya membaca karakter Sys yang kerap mendominasi bahasan ketimbang narasumber, kecuali pada tamu yang lebih senior dan lebih suka mendominasi juga. 

Lambat laun program tersebut bermetamorfosis dari acara forumnya Sys NS menjadi panggung musik dengan beragam genre. Sampai disini jelas terbaca bahwa kebutuhan di era pasca-radio bukan pada tuan rumah yang senang  bercuap-cuap sendiri.

Sampai disini saya ingin kembali kepada pokok kenapa saya mengkritik rutinitas Sys di Kompasiana TV. Fungsi yang jelas harus menjadi acuan bagi program sekelas Kompasiana TV. 

Bila ia hadir sebagai narasumber maka ia tak perlu hadir di setiap topik karena ia bukan spesialis di segala bahasan, kecuali bagi seorang politikus. 

Namun jika beliau dimaksudkan sebagai moderator maka akan menjadi tumpang tindih dengan yang sudah dilaksanakan Cindy. Dan apabila Sys setara dengan kompasianer maka ia harus berada di balik monitor komputer dan berhak mendapat kursi sesekali jika diundang redaksi. Tetapi, sekali lagi, tidak setiap edisi.

Ini kritik saya terhadap keberadaan Sys di Kompasiana TV. Dan bukan kali ini saya melakukannya. Perlu saya tegaskan bahwa ini bukan masalah pribadi tetapi sebatas aspirasi. Karena toh dengan kritik terdahulu pihak redaksi malah menjadi getol menghadirkan beliau. 

Itu kewenangan redaksi. Saya menghormati pilihan redaksi, sebagaimana redaksi juga menerima pilihan pemirsa mau menonton atau tidak.

Sampai disini saya berpikir untuk melihat dari arah yang berbeda dan mengubah pandangan saya. Agar moderasi tidak tumpang tindih yang berakibat pada biaya yang mubazir. Kenapa tidak dikukuhkan saja Sys NS sebagai pemandu tetap Kompasiana TV? Bisa jadi saya keliru dalam membaca karakter beliau sehingga redaksi bertahan dengan kehadirannya. 

Saya kira tak masalah bila Cindy Sistyarani kembali menjadi presenter program berita seperti sebelumnya. Mungkin dengan begitu tidak hanya Kompas TV bisa berhemat tetapi program Kompasiana TV bisa menjadi corong alternatif yang memikat para netizen untuk menyuarakan pendapatnya.

Apa yang saya tuliskan disini semata-mata kepedulian saya terhadap program yang, sejauh yang saya tahu, belum ada di TV lainnya. Tidak bermaksud menghakimi apalagi menelanjangi orang yang tidak saya kenal secara pribadi. Tidak pula berniat membuat panggung bagi diri saya dengan mengeksploitasikan nama besar selebritas seperti Sys NS atau Cindy Sistyarani. 

Karena ini cuma aspirasi. Dibaca orang lain saya bersyukur, tidak dibaca pun saya tidak peduli. Kalaupun dituruti pihak redaksi ya jelas mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun