Mohon tunggu...
Boy Mihaballo
Boy Mihaballo Mohon Tunggu... Seniman -

penulis fiksi-non fiksi, komposer, sutradara, web desainer, videografer, dan yang terpenting seorang amatir yang mencintai aktivitasnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anarki; Suatu Salah Paham

31 Januari 2012   12:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:14 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2012 baru hadir dan serentetan kisah-kisah tragis telah menyerang nurani kita dari segala sisi. Media massa mengabarkan demo buruh menguasai jalan tol, massa mengepung dan membakar kantor Bupati, Ormas bertempur melawan ormas lainnya, demonstrasi mahasiswa dibubarkan paksa dan lain-lain sebagainya. Yang menjadi masalah adalah pelabelan Anarki/Anarkis/Anarkistis oleh media massa untuk setiap kejadian yang penuh dengan aksi kekerasan dan darah. Di harian Kompas edisi Sabtu 28 Januari 2012 tercatat berita dua kelompok warga berdamai untuk tidak melakukan anarki, dan itu baru satu dari beberapa berita di harian yang sama dengan mengutip pernyataan resmi Kepolisian akan terjadinya aksi anarkis pada saat demo buruh. Di Metro TV pada acara Suara Anda pada Jum’at 27 Januari 2012 malah mengusung tajuk Demo Anarkistis kala membicarakan aksi demo buruh. Ini baru dua media massa yang saya kutip padahal masih banyak lagi stasiun TV, Harian, Majalah dan lain sebagainya mengumbar kata Anarki/Anarkis/Anarkistis pada setiap kejadian yang berujung bentrok. Peneraan kata Anarki/Anarkis/Anarkistis inilah yang menjadi pokok tulisan ini. Tetapi seyogyanya sebelum memberi cap kata tersebut alangkah bijaknya bila kita memahami dahulu arti kata tersebut. Menurut Kamus Merriam-Webster kata Anarchy berarti:

1. a: absence of government b: a state of lawlessness or political disorder due to the absence of governmental authority c: a utopian society of individuals who enjoy complete freedom without government 2. a: absence or denial of any authority or established order b: absence of order : disorder

Sedangkan Anarchism berarti:

1.: a political theory holding all forms of governmental authority to be unnecessary and undesirable and advocating a society based on voluntary cooperation and free association of individuals and groups 2.: the advocacy or practice of anarchistic principles.

Lalu kata Anarchist memiliki makna:

1.: a person who rebels against any authority, established order, or ruling power 2.: a person who believes in, advocates, or promotes anarchism or anarchy.

Sedang dalam pemahaman beberapa tokoh Anarkis lainnya (dikutip dari wikipedia),  Anarkisme memiliki arti:

“Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia”(Peter Kropotkin) “Penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia hanya bisa dilakukan lewat penghapusan dari kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang menindas”(Errico Malatesta)

Dari penelusuran makna kata Anarki/Anarkis/Anarkistis di atas tampak dengan terang benderang bahwa Anarki atau Anarkisme adalah suatu paham yang mengejar kemerdekaan individu tanpa negara sebagai regulator/otoritas yang selalu memaksa didalam pelaksanaan tugasnya. Dan yang menjadi sentral dari pemahaman diatas adalah bahwa Anarkisme tidak sama dan atau berarti paham kekerasan. Patut dikutip pendapat Alexander Berkman yang menulis dalam bukunya “What Is Communist Anarchist”:

“Anarkisme bukan Bom, ketidakteraturan atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula sebuah perang di antara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali kekehidupan barbarisme atau kondisi yang liar dari manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua. Anarkisme berarti bahwa anda harus bebas. Bahwa tidak ada seorangpun boleh memperbudak anda, menjadi majikan anda, merampok anda, ataupun memaksa anda. Itu berarti bahwa anda harus bebas untuk melakukan apa yang anda mau, memiliki kesempatan untuk memilih jenis kehidupan yang anda mau serta hidup di dalamnya tanpa ada yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian dan harmoni seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan, monopoli, kemiskinan, penindasan, serta menikmati kesempatan hidup bersama-sama dalam kesetaraan.”(Alexander Berkman, What is Communist Anarchist 1870 – 1936)

Sesudah menemukan titik terang tentang Anarkisme maka kini tinggal mengurai kaitan antara anarkisme dengan kekerasan seperti yang dilansir Pejabat Pemerintahan, Media Massa dan juga masyarakat awam. Yang menjadi sumber kegelapan dari kaitan kedua hal tersebut adalah tidak ada dalam sejarah Republik ini gerakan anarkisme melakukan pemberontakan kepada negara seperti sejarah kelompok Nihilis di Rusia pada zaman Tsar, atau Mikhail Bakunin di era Revolusi Rusia. Bila mengacu kepada dua contoh kecil di atas memang menjadi sah anggapan Anarkisme identik dengan gerakan kekerasan melawan otoritas negara. Tetapi pada masa lalu Indonesia tak pernah ditemukan gerakan Anarkisme memekar dalam revolusi kecuali gerakan-gerakan kecil yang dihapus dari buku histori oleh penguasa. Gerakan kekerasan justru banyak ditemukan pada kasus-kasus pelanggaran HAM oleh negara dari rezim orde lama sampai orde baru terbaru. Atau gerakan-gerakan dengan ideologi yang justru bertolak belakang dengan paham anarkisme semisal komunisme atau pemberontakan kaum beragama. Kalau begitu, siapa yang telah mengidentifikasi anarki dengan aksi kekerasan? Yang pertama dan utama adalah Negara, karena paham anarkisme justru meniadakan negara dalam menggapai kebebasan dan kesetaraan di antara rakyat.  Lalu yang kedua adalah Kapitalisme, dalam hal ini korporasi-korporasi raksasa dunia melalui kaki tangannya di Indonesia menyebarkan opini-opini buruk tentang anarki melalui media massa dan akhirnya opini kacau tersebut sampai dan diserap oleh masyarakat begitu saja. Pihak ketiga yang berkepentingan dengan mendiskreditkan anarki adalah militer, karena militer di Indonesia bukanlah sahabat rakyat tetapi bagian dari penguasa sekaligus anjing penjaga kepentingan korporasi global. Distorsi makna ini dilakukan trio ini dengan tujuan mengkambing hitamkan gerakan anarkisme sekaligus menghancurkan benih-benih anarki pada idealis-idealis muda bangsa ini. Dengan melakukan hal tersebut maka kejayaan trio ini akan terus bergelora dalam memanipulasi kekayaan bangsa ini. Dari penjelasan singkat ini semoga terkuak cakrawala baru mengenai anarkisme dan tentu saja yang menjadi sasaran tulisan ini adalah masyarakat, bukan kepada media massa atau trio NKM (Negara, Kapitalis, Militer) karena kepentingan yang jelas berbeda. Paling tidak masyarakat dapat membedakan mana anarkisme dan mana aksi kekerasan. Itu saja sudah cukup bagi saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun