Sesuai rencananya secara gotong royong, maka jika di daerah serang-banten ada 100.000 warga masyarakat yg membeli saham dalam jumlah terkecil Rp. 100.000 saja maka dana total yang dikumpulkan akan mencapai angka 10 milyar rupiah ! hal ini setara kira kira dengan 20 buah minimarket wara laba jika kira kira biaya satu buah minimarket membutuhkan dana sebesar Rp. 500.000.000,-. Dahsyat bukan???
Namun demikian, tentu tantangan akan timbul guna mewujudkan agar M212M dapat bersaing dengan wara laba yang tergabung dalam sebuah grup besar, dimana pembelian barang yang dilakukan antara mereka dengan produsen atau pabrik dilakukan dalam jumlah yang sangat besar. Karena dengan melakukan pembelian dalam jumlah besar maka tentunya ada potongan harga yang diberikan seiring dengan banyaknya jumlah barang yang dibeli.Â
Artinya, ada perbedaan potongan harga yang diberikan oleh pabrik/produsen jika kita membeli dari jumalh ribuan dus dengan pembelian dalam jumlah jutaan dus. Itulah yang menjelaskan mengapa beberapa harga barang tertentu bisa lebih murah dalam jaringan waralaba ketimbang jika kita membeli di toko biasa.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka M212M harus hadir dalam jumlah yang massive, dengan maksud untuk mendapatkan barang barang dengan harga yang lebih murah.
Selain itu, perlu juga dipikirkan agar pengusaha pengusaha muslim mulai memproduksi barang pengganti (subtitusi) dari ‘consumer goods’ atau barang konsumsi yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari hari. Misalnya sabun mandi, deterjen, shampo, hingga pampers atau     aneka bumbu masak. Dan jika kita mau jujur, siapapun termasuk ummat muslim memiliki kemampuan untuk memproduksi barang tersebut. Sekalipun tinggal persoalan harga jual barang yang agak sulit bersaing dengan industri besar dari grup grup ternama yang sebagian besar sahamnya dimiliki pihak asing.
 Jadi, jika demikian adanya, sekalian saja upaya mendirikan M212M kita jadikan momen kebangkitan ekonomi kerakyatan atau ekonomi gotong royong, yang selama ini semakin terlindas oleh berbagai gerak langkah dunia usaha kapitalis yang sedikit demi sedikit menjajah kebebasan perekonomian masyarakt Indonesia.
Jika pembaca tertarik untuk mewujudkan konsep perekonomian bebasiskan gotong royong dan pemberdayaan diatas, maka silahkan menghubungi salah seorang kordinatornya untuk di wilayah serang-cilegon yakni bapak Ahmad Sayuti. Semoga upaya ini menjadi momentum guna melahirkan dan mewujudkan ekonomi kerakyatan yang merupakan bagian kecil dari Sistem Ekonomi Pancasila yang pernah di gaungkan oleh (Alm) Prof. Mubyarto. Aamiin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H