Mohon tunggu...
Boy Immanuel Manullang
Boy Immanuel Manullang Mohon Tunggu... Tutor - Laki-laki

Jangan Takut Untuk Gagal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Drama Kutukan Pulau Mintin

10 Februari 2020   00:15 Diperbarui: 10 Februari 2020   00:33 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  1. .

KAJIAN PRAGMATIK NASKAH DRAMA "KUTUKAN PULAU MINTIN" OLEH ZAKY MUBAROK DALAM KEBUTUHAN PENSI PHAPROS 2012: NILAI-NILAI MORAL DAN sosial

Boy Immanuel Manullang (171010700034)

Universitaa Pamulang

Abstrak

Dongeng adalah suatu karya sastra lama yang berisi cerita luar biasa dan penuh khayalan (fiksi) yang oleh masyarakat umum dianggap sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi.

Pendapat lain mengatakan, dongeng adalah cerita tradisional yang diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi dimana tujuannya untuk menghibur dan mengajarkan nilai-nilai moral. Cerita dongeng sering digunakan untuk membantu anak-anak belajar berimajinasi serta membentuk dan membangun karakter mereka.

Meskipun bersifat fiksi, tidak jarang cerita dongeng terinspirasi dari peristiwa yang terjadi di dunia nyata atau berdasarkan hal yang pernah terjadi. Dongeng umumnya mengandung ajaran moral, melukiskan kebenaran, dan ada beberapa dongeng yang mengandung sindiran.

Pengertian Dongen Menurut Para Ahli

1. James Danandjaja
Menurut James Danandjaja, pengertian dongeng adalah suatu cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh sih empunya cerita. Dongeng juga tidak terikat oleh suatu tempat ataupun waktu, karena dongeng diceritakan untuk menghibur.

2.  Agus Triyanto
Menurut Agus Triyanto, arti dongeng adalah suatu cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi yang berfungsi untuk menyampaikan suatu ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Jadi, dongeng adalah salah satu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif.

3. Poerwadarminta
Menurut Poerwadarminta, pengertian dongeng adalah cerita tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh atau cerita yang tidak terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan walaupun banyak juga melukiskan tentang kebenaran, berisikan pelajaran (moral), bahkan sindiran. Pengisahan dongeng mengandung harapan-harapan, keinginan-keinginan, dan nasihat baik yang tersirat maupun tersurat

4. Liberatus Tengsoe
Menurut Liberatus Tengsoe, dongeng adalah cerita khayal yang kebenarannya sulit dipercaya karena disajikan hal-hal ajaib, aneh dan tidak masuk akal.

5. Charles Perrault
Menurut Charles Perrault, pengertian dongeng adalah suatu cerita pendek mengenai petualangan khayalan dengan situasi dan tokoh-tokoh yang gaib dan luar biasa.

DONGENG

Dongeng merupakan suatu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadj atau fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dongeng adalah cerita fiktif yang bertujuan untuk menghibur dan mengandung nilai-nilai budi pekerti di dalamnya.Dongeng dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu mitos, sage, fabel, legenda, cerita lucu, cerita pelipur lara, dan perumpamaan. Jenis-jenis dongeng antara lain:

1. mitos: bentuk dongeng yang menceritakan hal-hal magis seperti cerita tentang dewa- dewa  peri atau Tuhan.

2. sage: dongeng kepahlawanan, keberanian, atau sihir seperti sihir dongeng Gajah Mada.

3. fabel: dongeng tentang binatang yang dapat berbicara atau berperilaku seperti manusia.

4.legenda: bentuk dongeng yang menceritakan tentang sebuah peristiwa tentang asal-usul suatu benda atau tempat.

5. cerita jenaka: cerita yang berkembang di masyarakat dan dapat membangkitkan tawa.

6. cerita pelipur lara: biasanya berbentuk narasi yang bertujuan untuk menghibur tamu di pesta dan kisah yang diceritakan oleh seorang ahli.

7. cerita perumpamaan

Bentuk dongeng yang mengandung kiasan, contohnya adalah didaktik dari Haji Pelit. Cerita tersebut tumbuh dan berkembang di daerah dan dinamakan cerita lokal (Dudung, 2015).

Manfaat yang ada pada dongeng:

1. Mengajarkan budi pekerti pada anak

2. Membiasakan budaya membaca

3. Mengembangkan Imajinasi

Dalam cerita KUTUKAN PULAU MINTIN ini, menceritakan Kegundahan seorang raja yang kehilangan istri untuk selama-lamanya. Kegundahan inilah yang membuatnya tidak fokus memimpin kerajaan serta rakyak-rakyatnya yang menjadi tanggung jawabnya.

Karena dirundung rasa bersalahnya akibat kegalauannya, ia pun menyerahkan Kekuasaan kerajaan kepada anak-anaknya yaitu Naga dan Buaya.

Raja yang pergi sementara untuk menenangkan dirinya dari kegalauan ,ditemani oleh sang Asisten Raja yang setia menemaninya. Setelah mempersiapkan diri dan pergi meninggalkan istana, Kekuasaan Kerajaan pun dipegang oleh Kedua anaknya yaitu Naga dan Buaya.

Namun di saat raja sudah meninggalkan istana, Naga Memiliki tabiat buruk yaitu mengadakan pesta untuk perayaan dirinya sebagai raja baru, walaupun sempat dikecam dan diperingatkan oleh saudaranya, si Buaya untuk tidak peelu melakukan pesta yang justru menghamburkan uang Rakyat.

Dan akhirnya perselisihan pun terjadi, Naga dan Buaya pun Berperang. Hingga Raja dan asistennya kembali ke kerajaan, namun Raja malah menemui Kedua anaknya sedang bertengkar.

Raja kecewa dan mengutuk kedua putranya menjadi Buaya untuk menjada Pulau Mintin, sedangkan Naga dikutuk untuk menjaga Sungai Kapuas yang terkenal itu. Pada akhirnya raja merasa bersalah kepada rakyatnya. Dan dengan segala kebijaksanaannya, ia menyerahkan Kekuasaan kerajaannnya kepada Sang Asisten Raja tsb. Dan berakhir lah Cerita Kutukan Pulau Mintin.

Pesan yang terkandung didalamnya adalah Kebijakan seorang raja dalam Kekuasaannya, dan Pentingnya menjaga amanah yang diberikan demi kepentingan / kemaslahatan orang banyak, bukan justru malah menyelewengkan Amanat dan wewenang yang sudah di percayakan. Mungkin itu sebagian dari Hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari Cerita KUTUKAN PULAU MINTIN.

NILAI-NILAI DALAM DONGENG
Apabila cerita rakyat itu dikaji dari sisi nilai moral, maka dapat dipilah menjadi nilai moral individual, nilai moral sosial, dan nilai moral religi. Adapun nilai-nilai moral individual meliputi:

1. kepatuhan

2. keberanian

3. rela berkorban

4.  jujur

5. adil dan bijaksana

6. menghormati dan menghargai

7. bekerja keras

8. menepati janji

9. tahu balas budi

10. rendah hati

11. hati-hati dalam bertindak.

Nilai-nilai moral sosial meliputi:

1. bekerjasama

2. suka menolong

3. kasih sayang

4. kerukunan

5. suka memberi nasihat

6. peduli nasib orang lain

7. suka mendoakan orang lain.

STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI DONGENG

Pembentukan karakter melalui dongeng di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui cara-cara berikut ini:

mewajibkan siswa untuk membaca dongeng sekali setiap minggu yang disediakan perpustakaan sekolah

guru membacakan dongeng yang menarik di depan kelas seminggu sekali

lima menit sebelum pelajaran dimulai, siswa membaca dongeng yang disukainya

siswa mencatat nilai-nilai moral dari dongeng yang telah dibaca

guru menugasi siswa membuat rigkasan mengenai dongeng yang dibacanya seminggu sekali

membuat kliping dongeng dari majalah atau koran semiggu sekali.

SIMPULAN

Dongeng merupakan cerita yang mengandung nilai-nilai budi pekerti atau nilai moral dan sosial yang berguna untuk membentuk karakter anak. Pembentukan karakter anak tidak hanya dilakukan dalam pembelajaran di sekolah, tetapi juga dapat dilakukan di lingkungan rumah atau keluarga.

Strategi pembentukan karakter yang dapat dilakukan di sekolah adalah siswa wajib membaca dongeng yang ada di perpustakaan sekolah sekali setiap minggu. Pembentukan karakter dalam lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan cara orangtua atau saudara membacakan dongeng sebelum tidur atau di waktu luang; menyediakan bacaan-bacaan dongeng di rumah untuk menarik minat baca anak.

Simpulan pada cerita Kutukan Pulau Mintin, juga memberikan Pelajaran dalam membentuk karakter anak tentang Tanggung jawab dan Amanah dalam menjalankan Kepeecayaan yang di berikan.

DAFTAR PUSTAKA

Nurchasanah dan Ida Lestari. 2008. Pengembangan Paket Pendidikan Budi Pekerti  melalui Baca-Tulis Permulaan Anak Usia Prasekolah. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

Pusat Bahasa. 2003. Kamus Pelajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun