Mendorong budaya kolaborasi juga menjadi kunci untuk mengatasi konflik politik di daerah. Indonesia dapat mengadopsi pendekatan konsensus seperti yang diterapkan di Belanda, di mana proses pengambilan keputusan melibatkan berbagai pihak secara aktif. Forum-forum diskusi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, dan sektor swasta harus diperluas untuk menciptakan kesepahaman bersama. Budaya kolaborasi ini tidak hanya mengurangi fragmentasi politik, tetapi juga meningkatkan legitimasi kebijakan yang diambil.
Pilkada merupakan elemen penting dalam demokrasi lokal di Indonesia, tetapi keberhasilannya dalam memperkuat otonomi daerah bergantung pada efektivitas tata kelola yang diterapkan pasca pemilihan. Fragmentasi politik, kapasitas birokrasi yang terbatas, dan koordinasi yang lemah antara pusat dan daerah adalah tantangan yang perlu segera diatasi.
Dengan belajar dari pengalaman Belanda, Indonesia dapat mengambil inspirasi dalam membangun tata kelola daerah yang lebih terorganisasi, kolaboratif, dan berorientasi jangka panjang. Pendekatan ini tidak hanya dapat memperkuat otonomi daerah, tetapi juga memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tetap selaras dengan visi nasional. Dengan demikian, otonomi daerah dapat menjadi instrumen untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kesatuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H