Mohon tunggu...
Boy Daniel Pakpahan
Boy Daniel Pakpahan Mohon Tunggu... Profesional bidang Restoran dan Perhotelan -

life is a blessing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Moda Transportasi Online dan Konvensional: Kualitas Pelayanan yang Akan Menentukan

22 Maret 2016   10:58 Diperbarui: 22 Maret 2016   11:53 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkembangan zaman tidak selamanya bisa dicekal. Bahkan pada akhirnya kitalah yang harus pintar-pintar menyusun strategi terhadap berkembangnya zaman, baik dari sisi teknologi, perilaku manusia dan juga kebutuhan-kebutuhan hidup. Salah satu aspek kehidupan sehari-hari yang mengalami tsunami perkembangan teknologi adalah transportasi. Saat ini begitu banyak aplikasi online untuk menggunakan transportasi. Pada dasarnya semua itu berkembang dengan tujuan untuk memudahkan para pengguna jasa transportasi. 

Mulai dari ojeg sampai taksi pun sekarang go online. Terlepas dari ranah perizinan, persaingan antara moda transportasi online dan konvensional tidaklah terelakkan. Pada akhirnya mereka akan head to head. Para pengguna jasalah yang akan menentukan seberapa diuntungkan dan dimudahkan mereka oleh keberadaaan kedua alternatif transportasi tersebut. 

Bagi saya, transportasi konvensional (baca: contohnya taksi berargo dan ojeg pangkalan) mereka mau demo, protes sana sini, teriak sekencang-kencangnya pun kalo mereka tidak bisa menyediakan dan meningkatkan kualitas pelayanan mereka, maka para pengguna jasa akan beralih ke transportasi online YANG DIRASA memberikan pelayanan jauh lebih baik. 

Kualitas pelayanan tidak bisa dibohongi. Saya punya beberapa langganan supir taksi burung biru yang bagi saya sangat-sangat profesional. Pelayanannya top markotop. Sangat sopan, mengerti jalan dan benar-benar mengantisipasi kebutuhan saya. Jikalau saya membutuhkan taksi, saya akan menelpon langganan saya dan janjian untuk di jemput dengan catatan waktunya memungkinkan. Luar biasanya, beliau muncul 1 jam sebelum jam yang disepakati. Alasannya? Tidak apa-apa pak, biar saya menunggu dari pada terjebak macet nanti terlambat menjemput bapak. Sampai saat ini saya masih setia menggunakan jasa beliau, hanya saja beliau sudah tidak lagi terbang pakai burung biru itu. Beliau sudah pindah ke salah satu layanan taksi berbasis aplikasi. 

Begitu pula dengan layanan transportasi berbasis aplikasi. Apakah semuanya profesional dan baik adanya? Kata siapa? Saya beberapa kali naik taksi online dan layanannya sungguh buruk sehingga saya menuliskan email komplain ke perusahaan yang bersangkutan. Sikap yang tidak profesional dan driver yang awam mengenai situasi jalan. Alhasil, tadinya mau beristirahat malah jadi terjaga menunjukkan jalan. Ya, mau bagaimana, ternyata driver masih anak kuliahan yang part time jadi driver taksi online buat nambah uang jajan. Uang jajan lho, bukan uang sekolah. Hehehe.

Tidak bisa dipungkiri, persaingan akan melanda segala sektor sebagai imbas perkembangan zaman di segala bidang. Tinggal para pemilik usaha harus bijaksana dalam mengatur strategi, memastikan pelayanan yang diberikan maksimal, inovasi yang dibuat memudahkan para pengguna jasa mereka. Kualitas pelayanan adalah kunci. Apakah tranportasi berbasis aplikasi ataupun konvensional, tingkatkan pelayananmu. Barangsiapa berkualitas, dialah yang menang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun