Mohon tunggu...
Boy
Boy Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Enthusiast

Do what you cant!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mukhlis Nur, Komikus Indonesia yang Sukses Garap Tema Sci-Fi

29 Juli 2016   13:50 Diperbarui: 30 Juli 2016   17:00 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mukhlis Nur (Kanan) dan seorang Cosplayer (Foto: Dokumentasi Mukhlis Nur)

Kontes Manga Internasional yang diadakan Kementerian Luar Negeri Jepang saat ini akan memasuki tahun kesepuluh, atau dikenal sebagai The 10th International Manga Award. Kontes ini bertujuan memberikan penghargaan kepada komikus yang turut menyebarkan budaya manga ke seluruh dunia. Aplikasi pengajuan karya The 10th International Manga Award sudah dilakukan dari 11 April 2016 hingga 30 Juni 2016. Dan pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada Februari 2017 di Jepang. Kontes ini mengingatkan saya kepada Mukhlis Nur, satu-satunya komikus Indonesia yang memperoleh Bronze Award di Kontes Manga Internasional kedelapan. Dengan komik Sci-Fi yang berjudul "Only Human" ia berhasil menggeser 13 karya lain dari Indonesia. Dan tahun ini ia kembali mengikuti kontes tersebut.

Pada 21 Juli 2016 saya berkesempatan menghubungi Mukhlis Nur dan melakukan wawancara melalui email. Sebelumnya saya ingin memberi pengantar tentang komik Sci-Fi "Only Human" miliknya. Komik ini bercerita tentang 500 tahun setelah peradaban manusia musnah. Pada masa itu, manusia sudah berubah menjadi robot dengan memindahkan kesadaran melalui mesin bernama Automa. Karena bertemakan Sci-Fi tentu ide cerita memiliki kemiripan dengan perkembangan ilmu pengetahuan ilmiah. 

Pemindahan kesadaran manusia ke mesin pada komik "Only Human" boleh dibilang mirip dengan ide ilmuwan Inggris, Stephen Hawking. Pada 2013 lalu ia pernah mengatakan bahwa secara teoritis manusia bisa hidup abadi dengan menyalin otak ke komputer. Bukan ide membuat robot, hanya membuat kehidupan setelah mati dalam bentuk digital. Selain Stephen Hawking, ide tersebut juga sudah sering dibahas oleh praktisi lain.

Di Indonesia masih sedikit komikus yang berani membuat komik dengan tema Sci-Fi atau Science Fiction. Pasalnya, selain ide cerita fiksi yang apik, komikus juga harus paham pengetahuan kemajuan teknologi agar dapat menghasilkan jalan cerita yang menarik. Mukhlis Nur bisa dibilang adalah komikus Indonesia yang berani dengan komik Sci-Fi dan mendulang kesuksesan. Karena komik “Only Human” miliknya tidak berhenti di International Manga Award saja, tapi juga dicetak oleh Bentang Komik pada Juni 2015 dan masih dicetak ulang hingga sekarang.

Salah satu cover komik Only Human (Sumber Gambar: fan page Facebook @ONLYHUMANcomics)
Salah satu cover komik Only Human (Sumber Gambar: fan page Facebook @ONLYHUMANcomics)
Sebelum terjun ke kontes internasional, komik Only Human sebenarnya sudah tayang lebih dulu di media sosial. Pengerjaannya pun hanya untuk mengisi waktu luang. Idenya didapat dari beberapa manga, film, dan program dokumenter yang pernah ia tonton di televisi. Film "A.I (Artificial Intelligence)" yang disutradarai Steven Spielberg dan acara dokumenter “Futurescape” dari Discovery Channel adalah inspirasi utamanya dalam membuat komik Only Human.

“Konsep mesin yang belajar menjadi manusia dan manusia yang semakin mendekati mesin berasal dari kedua acara tersebut. Dan saya mencoba menyampaikan pemikiran-pemikiran saya seputar topik itu dengan pendekatan yang berbeda dari komik-komik lain yang pernah saya baca. Tokohnya sendiri dibuat agak spontan, termasuk desain ‘dokter’ yang menjadi icon komik ini,” ungkap Mukhlis Nur.

Menurut Mukhlis, kelebihan komik Only Human terletak dari kombinasi tema Sci-fi dengan slice of life yang jarang dilakukan oleh komikus Indonesia. Fleksibilitas gaya penceritaan Only Human yang bermain-main dengan gaya komik 4 kolom dan komik konvensional juga menjadi daya tarik tersendiri. Ia juga mengaku bahwa pada dasarnya, komik Only Human adalah media eksperimennya dalam bercerita.

Tampilan komik Only Human di media sosial (Sumber Gambar: fan page Facebook @ONLYHUMANcomics)
Tampilan komik Only Human di media sosial (Sumber Gambar: fan page Facebook @ONLYHUMANcomics)
Salah satu adegan pertarungan di komik Only Human (Sumber Gambar: fan page Facebook @ONLYHUMANcomics)
Salah satu adegan pertarungan di komik Only Human (Sumber Gambar: fan page Facebook @ONLYHUMANcomics)
Hal menarik dari komik Only Human adalah sengaja tidak memasukkan unsur budaya lokal alih-alih untuk menguatkan promosi komik di Indonesia. Alasannya karena Mukhlis ingin agar komik tersebut dapat membuat pembaca melihat dan menilai komiknya sebagaimana komik lain yang biasa mereka baca. Maksudnya, ia ingin menyamakan standar ekspektasi pembaca dengan komik terjemahan lainnya. Dalam konteks ini acuannya adalah gaya komik jepang. Dengan begitu ia tahu posisi komiknya bila dibandingkan dengan komik yang menjadi sumber referensinya itu.

“Karena Only Human termasuk karya idealis saya, saya memilih tema yang memang saya suka dan cukup kuasai. Dan saat itu, saya justru menghindari unsur budaya lokal karena saya ingin membuat komik yang dapat membuat pembaca begitu menikmatinya, sampai tidak lagi memperdulikan siapa dan dari mana komikusnya.” terangnya.

Dan untuk memopulerkan komik Sci-Fi miliknya, Mukhlis mengaku tidak menggunakan cara khusus. Ia hanya berusaha hadir di tengah-tengah pembaca dengan aktif berinteraksi di media sosial dan bertemu langsung dengan pembaca di berbagai event komik. Adanya aktivitas bertemu dan berinteraksi dengan pembaca itulah yang membuat ia memahami cara pikir dan selera pembaca komik Tanah Air. Ia juga terus meningkatkan kualitas komik "Only Human" untuk menarik perhatian pembaca.

Ke depan ia ingin mengembangkan universe "Only Human" ke media lain seperti game. Rencana tersebut juga terdengar menarik, karena beberapa cerita dengan genre Sci-Fi juga laris di pasaran. Dengan mimpi besarnya menyukseskan komik Only Human, ia berharap karyanya dapat menambah variasi komik di Indonesia

“Harapan saya, dengan terbitnya Only Human ini, bisa menambah variasi komik Indonesia. Dan saya berharap akan muncul lebih banyak lagi komik dengan tema-tema yang bervariasi, termasuk sci-fi. Sehingga pembaca tidak akan cepat bosan dengan karya-karya komikus lokal,” terang Mukhlis Nur.

Keinginan untuk berkompetisi di tingkat internasional juga tidak membuat Mukhlis pelit memberikan tips bagi komikus lokal yang juga ingin ikut kompetisi. Menurutnya pada kompetisi besar, para juri tidak hanya berfokus pada kualitas gambar manga, namun lebih kepada konsep dan ide cerita.

“Gambar yang bagus hampir tidak pernah menjadi fokus utama dalam penilaian kompetisi besar. Karena itu, cobalah untuk bereksperimen dengan cara bercerita, konsep, serta pendekatan. Buatlah sesuatu yang unik, tapi tidak melulu berarti harus berbau budaya Indonesia. Buatlah komik yang benar-benar kamu,” tutup Mukhlis Nur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun