[caption caption="Museum Fatahillah (Dokumen Pribadi)"][/caption]Kota Tua Jakarta, yang juga disebut sebagai Batavia Lama, pesonanya dianggap mempunyai nilai lebih ketimbang tempat wisata lain di Jakarta. Karena bagi sebagian orang, Kota Tua merupakan salah satu destinasi wajib dikunjugi bila sedang berpergian ke Jakarta. Â
Saya yang belum lama tinggal di Jakarta juga penasaran untuk mengunjungi tempat tersebut, dan beruntung rekan kerja saya dengan senang hati untuk menemani saya menuju Kota Tua, sekaligus mengenalkan saya dengan jalanan Jakarta supaya terbiasa.
Kira-kira jam setengah 4 sore setelah pulang kerja, saya berangkat menuju kota Tua bersama rekan kerja saya dari halte bendungan hilir. Sebenarnya bisa saja menggunakan motor, tapi dengan Transjakarta lebih seru, karena bisa merasakan sensasi jalan-jalan di Jakarta dan menikmati sore tanpa menghirup pekatnya asap kendaraan bermotor.
Selama perjalanan saya sudah memikirkan tempat-tempat mana saja yang wajib dikunjungi berdasarkan rekomendasi yang saya baca di internet, seperti Toko Merah, Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Fatahillah, Museum Bank Mandiri, Museum BI, dan masih banyak yang lainnya. Tapi karena saya berangkat sudah sangat sore dan museum sudah pasti tutup, akhirnya saya menuju Lapangan Fatahillah saja, berharap masih bisa menikmati keindahan Batavia jaman dulu.
Sesampainya di Lapangan Fatahillah jam tangan saya sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore dan kesan pertama yang saya lihat adalah ramainya wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut, tumpah ruah di berbagai sudut.
[caption caption="Ramainya Kota Tua di Sore Hari (Dokumen Pribadi)"]
Bangunan yang saya lihat pertama kali adalah Museum Fatahillah yang berdiri kokoh dan diapit oleh beberapa meriam di kanan dan kirinya. Pada tahun 1707-1710 tempat ini merupakan sebuah Balai Kota, yang dibangun atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn.
Selain museum, di tempat ini juga terdapat ruang pengadilan dan ruang bawah tanah yang digunakan sebagai penjara. Namun sayang, karena sudah terlalu sore saya tidak bisa melihat benda-benda bersejarah di dalam museum seperti prasasti, meriam, mebel antik, dan yang lainnya. Tapi saya sudah cukup puas dengan menikmati keindahan arsitektur Museum Fatahillah.
Di kawasan ini juga terdapat beberapa museum lain, misalnya saja di sebelah kiri terdapat museum wayang yang dulunya adalah sebuah gereja pada jaman Belanda. Seperti namanya, Museum Wayang ini memamerkan berbagai jenis wayang dari seluruh Indonesia.
Lalu di sebelah kanan terdapat Museum Seni Rupa dan Keramik. Sedangkan yang terletak persis di depan Museum Fatahillah adalah Gedung Pos yang merupakan salah satu kantor pos tertua di Jakarta, yang dibangun pada 1928 pada masa pemerintahan Belanda.
[caption caption="Gedung Pos Indonesia di Kawasan Kota Tua (Dokumen Pribadi)"]