Mohon tunggu...
Buyung Tejohartanto,sh,se,mm
Buyung Tejohartanto,sh,se,mm Mohon Tunggu... -

belajar tentang kejujuran....tanpa bersembunyi dibalik jubah kebohongan...... inilah aku dan aku selalu apa adanya........

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saatnya untuk Indonesia

9 Desember 2016   21:20 Diperbarui: 9 Desember 2016   21:27 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Ah andai saja Soekarno, Hatta, Soedirman,dan para pendiri negeri yang lain masih ada diantara kita....
 Pasti mereka menangis dengan air mata darah
 Mengapa????
 Pasti mereka akan berkata dengan parau dan dada yang sesak....
 "bukan ini yang kami inginkan.....bukan hal seperti ini yang kami harapkan dari kalian semua......mengapa kalian begitu bebal dan susah untuk dapat mengerti tentang makna kemerdekaan dan persatuan.....mengapa kalian begitu buta tidak cuma mata kalian tapi terlebih hati kalian untuk dapat merasakan bahwa kita semua adalah satu darah dan satu bangsa.....mengapa kalian tidak dapat menangis bersama untuk kesedihan yang sama dan bersuka bersama untuk sukacita yang sama......pikirkan dan renungkan mengapa kami mengatakan itu semua...."

 Sungguh aku malu dan lelah....
 dengan semua yang aku baca dan aku lihat...
 Tentang anak negeri ini dan segala tingkah dan polahnya....
 ada yang membandingkan....ada yang mengolok....ada yang menafikan....ada yang merendahkan...ada yang mengkafirkan....ada yang memunafikkan.....

 Sungguh aku jatuh dalam kesedihan dan kedukaan....
 meski mungkin tak sesedih dan seduka para pendiri negeri ini
 tapi memang aku amat sedih...
 sampai kapan ini akan berlaku
 sampai kapan ego berkuasa atas hati dan diri kita
 sampai kapan kepentingan diri menjadi raja atas keinginan dan nafsu ini

 aku hanya ingin kalian berdamai dengan nurani kalian
 aku hanya rindu kita bersatu dan setia dalam cinta akan negeri ini
 agar tak sia-sia setiap darah dan nyawa para pendiri
 agar kita tidak disebut sebagai generasi tak tau bersyukur
 atas negeri indah ini....
 cukuplah ...
 cukupkanlah sudah...
 mari menangislah bersama saudara kita di aceh yang tengah berduka
 mari bersama kita menangis karena kesedihan kita sama
 dan lupakan yang lalu....anggaplah kita sejenak alpa akan Indonesia
 tapi saat ini kita kembali menjadi anak bangsa
 yang bangga telah disatukan di negeri tercinta ini......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun