Strategi besar kedua adalah dengan melakukan optimalisasi penguatan kapasitas pengamanan wilayah maritim. Strategi kedua ini juga berpijak pada teori dan pemahaman yang dikembangkan oleh Mahan melalui teori kekuatan laut dan Scharmer melalui teori U tentang manajemen perubahan. Dalam kaitannya dengan pemikiran Mahan, strategi kedua dapat dilihat sebagai realisasi pemikiran Mahan akan pentingnya kolaborasi antara penguatan keamanan militer dan keamanan nirmiliter. Keamanan laut bukan persoalan dan tanggung jawab TNI saja sebagai kekuatan utama pertahanan negara, tapi juga tanggung jawab seluruh warga negara dalam kerangka sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
Untuk menggalang kekuatan semesta tersebut, dibutuhkan kecermatan kepemimpinan nasional sebagaimana yang digariskan dalam teori U. Kecermatan ini dapat dikonkretisasikan dalam bentuk kebijakan-kebijakan komprehensif dengan menyasar hal-hal yang selama ini belum digalakkan secara optimal oleh kepemimpinan sebelumnya. Secara teknis, upaya untuk penguatan kapasitas pengamanan wilayah maritim tersebut dapat diterapkan melalui pilihan kebijakan sebagai berikut: Penguatan kapasitas pengamanan wilayah maritim melalui implementasi doktrin pertahanan negara, modernisasi alutsisa, peningkatan  kapasitas dan kesejahteraan prajurit (aparatur negara); Penguatan kapasitas pengamanan wilayah maritim melalui pembangunan infrastruktur maritim dan industri strategis di sektor maritim guna menopang keamanan wilayah maritim; Penguatan kapasitas pengamanan wilayah maritim melalui sinergi dan kolaborasi sistematis dan terstruktur antarpemangku kepentingan di sektor maritim, baik nasional, regional, serta global.
