Bunda tersenyum mendengarnya.
"Jangan putus asa. Ingat pesan Pak Bowie. Ayo besok coba semai lagi," kata Bunda memberi semangat. "Hmmm, mengapa bisa gagal ya?" tanya Bunda.
Ayah memperhatikan semaian itu.
"Nah, Ayah tahu jawabannya. Pasti kalian lupa menyemprotkan air setiap hari," jawab Ayah. Malika dan Ghania terkejut.
Esok harinya Malika dan Ghani mencoba menyemai lagi. Mereka tidak lupa menyemprotkan air pada semaian setiap pagi dan sore. Setelah tumbuh kecambah, mereka melatakkannya di tempat yang terkena sinar matahari (simat). Tetapi seminggu kemudian tanaman itu mati lagi. Malika dan Ghania kecewa lagi. Namun kali ini mereka tidak putus asa.
"Baiklah, besok kita coba lagi mengulang semai dari awal,"sahut Ghania.
"Semangaaat!" teriak Bunda. Â Semua tertawa.
Esok harinya Malika dan Ghani menyemai lagi. Bayam dan selada. Mereka selalu menyemrpotkan air setiap pagi dan sore. Mereka memindahkan semaian ke perangkat hidroponik. Selanjutnya mereka berdoa agar tanaman ini bisa tumbuh subur. Minggu berikutnya mereka menambahkan lagi nutrisi pada tanaman itu. Begitu seterusnya setiap minggu.
Sebulan kemudian selada dan bayam sudah tumbuh besar, lebat dan subur.
"Nah, sekarang saatnya panen!" kata Ayah.
"Senangnyaaa...!" teriak Bunda, Malika dan Ghania.