Mohon tunggu...
Politik

Jokowi Berani Bubarkan Ormas Anti Pancasilais

13 Juni 2016   21:37 Diperbarui: 13 Juni 2016   21:39 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.suaranetizen.com/2016/02/bima-arya-resmikan-ormas-anti-pancasila.html

Sasaran ormas Anti Pancasilais adalah masyarakat di daerah.

Gerakan ormas Anti Pancasilais ini, sangat mengkhawatirkan. Mereka menjadikan masyarakat daerah sebagai sasarannya.

"Hasil pengamatan kami, gerakan anti-Pancasila ini sudah menyebar di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Kajoran, Grabag, dan Sawangan," sebut Majidun, Senin (25/4/2016).

Menurut dia, gerakan anti-Pancasila disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal melalui berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Misalnya, pengajian yang isinya membahas tentang ideologi berbentuk khalifah dan pembahasan yang mengarah pada anti-toleransi.

Dia menyatakan, gerakan ini sudah nyata dan mulai menyebar pasca-reformasi pada 2004 silam.

"Ada banyak kegiatan pengajian yang membahas tentang ideologi khalifah yang bermunculan di pedesaan-pedesaan," kata mantan Ketua KPU Kabupaten Magelang ini. (2)

Wiuw... serem banget yaaa...

Bayangkan kalau ormas Anti Pancasilais nanti menjadi besar, apa ga tambah kacau Indonesia? NKRI dan Pancasila jelas akan tinggal kenangan. 

Seorang Walikota hadir dalam peresmian Ormas Anti pancasilais.

http://www.suaranetizen.com/2016/02/bima-arya-resmikan-ormas-anti-pancasila.html
http://www.suaranetizen.com/2016/02/bima-arya-resmikan-ormas-anti-pancasila.html
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto angkat bicara soal kehadirannya dalam peresmian kantor Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) beberapa waktu lalu.

Menurut Bima, meskipun organisasi HTI memiliki cara pandang berbeda terhadap agama dan negara, terdapat kesamaan dalam melihat permasalahan, seperti korupsi, kemiskinan, pengangguran, HIV/AIDS, dan kriminalitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun