http://damasburnaman21.blogspot.co.id/2015/05/pemuda-bangsa-adala-h-sesosok-pemuda.html
H5 Bulan Ramadhan...
Malam pemirsaa...
Jumpa lagi dengan Bocah Tua Nakal...
Whehehe...
Teman-teman...
Masih ingat peristiwa ini?
Tahun 1928
28 Oktober, sekelompok pemuda melaksanakan Kongres Pemuda II (Kerapatan Pemoeda-Pemoedi). Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon.
Dalam kongres tersebut, mereka mengambil satu kesimpulan, bahwa jika bangsa Indonesia ingin merdeka, bangsa Indonesia harus bersatu. Untuk itu mereka bersumpah yang terkenal dengan nama Soempah Pemoeda yang diikrarkan pada akhir kongres yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi: kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu tanah Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia. Selain mengucapkan sumpah, pemuda Indonesia yang berkongres tersebut juga melantunkan lagu Indonesia Raya untuk yang pertama kalinya.
Tahun 1945
17 Agustus, merupakan hari paling penting dan bersejarah dalam negara Republik Indonesia, karena hari itu menjadi tonggak awal berdirinya sebuah negara berdaulat yaitu “Republik Indonesia”. Pada hari itu seluruh dunia melihat hasil akhir perjuangan sebuah bangsa selama lebih dari 350 tahun akhirnya mendapatkan hasilnya yaitu “Kemerdekaan” yg diraih atas perjuangan sendiri. Tapi mungkin masih banyak pemirsa yang belum tahu, seandainya tanggal 16 Agustus Soekarno dan Hatta tidak “diculik” oleh para pemuda ke Rengasdengklok dan dipaksa memproklamirkan kemerdekaan tentunya Proklamasi Kemerdekaan tidak akan pernah terjadi. “Penculikan” para proklamator oleh para pemuda ke Rengasdengklok adalah untuk meyakinkan para pemimpin bangsa kita itu untuk segera memproklamasikan kemerdekaan karena mereka sudah tahu kalau Jepang sudah menyerah pada sekutu dan tidak lagi memiliki kekuatan di negara jajahananya.
Pada tahun 1949
10 November, arek-arek Suroboyo dengan gagah berani tanpa mengenal rasa takut berjuang melawan tentara sekutu. Bahkan mereka berhasil menewaskan Mayjend Mallaby yg membuat sekutu makin berang. Perobekan bendara di hotel Yamato pun menjadi saksi diiringi pekik semngat yg dikobarkan oleh Bung Tomo. Peristiwa heroik ini akhirnya ditetapkan sebagai hari Pahlawan untuk mengenang jasa-jasa para pejuang tersebut.
Pada tahun 1966
Dipicu oleh Gerakan 30 September 1965, Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi. Aksi-aksi Tritura yang diperjuangkan mahasiswa secara konsisten sejak awal Januari 1966 akhirnya mampu merubah peta kekuatan politik mendasar di tanah air, termasuk suksesi kepemimpinan nasional dari Soekarno ke Soeharto.
Pada tahun 1998
Krisis Moneter menimpa Indonesia tahun 1997 hingga 1998. Akibatnya rupiah jauh melemah, harga-harga melambung tinggi, pengangguran meningkat, inflasi, sehingga menyebabkan rakyat semakin sengsara dan menderita. Presiden Soeharto dianggap tidak mampu untuk mengatasi Krisis Moneter tersebut dan hanya mementingkan kekuasaan. Hal ini akhirnya membuat rakyat marah sehingga terjadilah pergerakan revolusi besar-besaran yg dimotori oleh mahasiswa. Gerakan ini desebut Reformasi dan banyak memakan korban jiwa terutam dari mahasiswa, pertistiwa yg terjadi seperti tragedi semanggi, dll. Mahasiswa berhasil menduduki gedung MPR/DPR dan akhirnya mampu untuk mebuat Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Peristiwa ini tentunya tidak akan pernah dilupakan sepanjang sejarah terutama kasusnya yg sampai sekarang belum tuntas.
Peristiwa terakhir, di bulan Juni 2015 (sebentar lagi Teman Ahok Ulang Tahun, cuma Bocah ga tahu tanggal berapa persisnya. Nyari di si mbah, ga nemu, hok hok hok) sekolompok anak muda yang sebelumnya mendukung Ahok untuk memberantas anggaran siluman APBD DKI 2015, berubah menjadi relawan yang mendukung Ahok untuk maju dalam pilkada 2017 lewat jalur independen.
Apakah para pemuda ini bisa menjadi motor penggerak sejarah di Indonesia? Bocah sih berharap demikian. Sebab, pemuda merupakan salah satu elemen bangsa yang selalu menjadi garda depan dalam menghadapi berbagai persoalan bersama. Dari para pemuda ini selalu melahirkan berbagai pemikiran dan gerakan menuju perubahan dan perbaikan bangsa Indonesia. Peran mereka sudah dimulai jauh sebelum lahirnya negara Indonesia.
Wahai Para Wakil Rakyat...
Berkat perjuangan para pemudalah, Indonesia bersatu.
Berkat perjuangan para pemudalah, Indonesia merdeka.
Berkat perjuangan para pemudalah, reformasi terjadi.
Seharusnya kalian malu, karena kalian mencoba menghalangi pemuda yang berusia 17-20 untuk ikut pilkada 2017 nanti.
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.” — Bung Hatta.
“Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri.” — Pramoedya Ananta Toer
Maju terus Teman Ahok, karena suatu saat negeri inipun akan kalian pimpin.
Ingat, Teman Ahok harus:
Tetap Fokus
Terus Bersyukur...
Selalu Berdoa...
daannn...
Keep Smiling...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H