Mohon tunggu...
Fiksiana

Ahok Mundur... Ahmad Dhani Tertawa, Bernyanyi, Menari, Melompat

4 Juni 2016   23:27 Diperbarui: 5 Juni 2016   01:17 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sebelumnya, Bocah mau mengucapkan selamat dulu aah, kepada Ahmad Dhani (AD) dan Mulan Jameela yang dikaruniai anak lelaki... 

Hok hok hok...

Trus apa hubungannya dengan Ahok?

Kenapa Ahok mundur?

Gini... gini...

Karena gagal konser di depan gedung KPK, AD pun pergi. Cit Kong (CK), yang suka iseng, mencoba mengikuti AD. Ternyata, AD tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan mampir di sebuah rumah. 

Cit Kong tentu saja bingung, mengapa Ahmad Dhani koq malah masuk ke rumah? 

"Jangan-jangan Ahmad Dhani punya selingkuhan baru, kan kasihan Mulan Jameela yang baru melahirkan anak lelaki." kata CK dalam hati.

Karena penasaran, Cit Kong secepat kilat mendekati rumah tersebut dan bersembunyi.

"Assalamualaikum." Kata Ahmad Dhani.

"Waalaikumsalam." Jawab kakek berambut putih dan berjenggot panjang dengan tidak kalah kerasnya.

"Guru..." Kata Ahmad Dhani, "Kenapa "Ajian Ahok Rontok" yang Guru ajarkan kepadaku masih tidak manjur?"

"Muridku sayang, ilmu yang kau miliki masih dangkal nak. Kamu kan baru belajar beberapa hari, jadi baru tingkat 1. Tunggulah beberapa tahun lagi nak, hingga kamu bisa mencapai tingkat 10, maka "Ajian Ahok Rontok" pasti berhasil kamu terapkan."

"Tapi Guru, murid kesal. Tadi, konser yang direncanakan murid di depan Gedung KPK digagalkan Polisi."

"Nak, kamu harus lebih fokus dan mempunyai tekad yang kuat. Percayalah, dengan fokus dan tekad yang kuat, gunungpun bisa kau pindahkan." Jawab sang guru dengan bijak.

"Murid tidak perlu memindahkan gunung Guru. Murid hanya ingin Ahok yang dipindahkan kedudukannya, dari Gubernur DKI Jakarta menjadi Tersangka. Itu saja!!" Teriak AD dengan keras.

"Sabar... sabar... muridku. Untuk keinginanmu itu, Guru tidak bisa banyak membantu, nak. Yang Guru bisa bantu adalah supaya Ahok mundur." jawab sang guru dengan sabar.

"Nah, bagus itu Guru." Sahut AD dengan girang, "Gimana caranya."

"Tenang... tenang..." jawab sang Guru, "Guru, akan merapalkan dulu ajiannya."

Lalu sang Guru memejamkan mata dan mulutnya komat-kamit membaca mantera dengan tangan dilipatkan di depan dadanya.

Beberapa saat kemudian, sang Guru membuka matanya, lalu mengusapkan tangannya ke muka murid kesayangannya.

"Nak, Ajian Pancakonak sudah Guru salurkan ke dalam dirimu. Ajian ini hanya mampu bertahan dalam dirimu selama 60 menit. Lewat dari 60 menit, Ajian ini akan lenyap dengan sendirinya. Jadi kamu harus secepatnya menggunakan Ajian ini. Oh, ya... ada beberapa pantangan yang harus kamu ingat baik-baik selama ajian ini masih ada dalam dirimu. Pertama, selama 60 menit kamu tidak boleh bersuara. Kedua, selama 60 menit kamu tidak boleh menyentuh tubuh wanita. Ketiga, selama 60 menit, tidak boleh ada anggota tubuh yang keluar dari celana. Keempat, selama 60 menit, kamu tidak boleh minum minuman keras. Kelima, selama 60 menit kamu tidak boleh makan. Apakah kamu sanggup menjalani kelima pantangan ini, muridku?"

"Bisa!!! Aku pasti bisa, Guru!" Sahut AD dengan semangat.

"Kalau begitu, pergilah nak. Temui Ahok dan Guru jamin, Ahok pasti mundur."

"Baiklah Guru. Murid pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Lalu AD pun buru-buru meninggalkan tempat itu, dan menuju ke Balai Kota.

Cit Kong, bingung. 

"Masa sih, ada ilmu yang bisa membuat Ahok mundur dari pencalonan Gubernur DKI? Jadi penasaran, lebih baik aku ikutin AD aja." kata Cit Kong dalam hati.

Maka, Cit Kong pun membuntuti AD dengan ketat.

Dalam perjalanan, AD begitu sungguh-sungguh menjalani kelima pantangan yang diberitahukan oleh Gurunya tadi. Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, sampailah AD di depan Balai Kota. Lalu AD turun dari kendaraanya, dan melangkah ke arah Gedung Balai Kota.

Baru beberapa langkah, tampaklah Ahok sedang tersenyum melangkah keluar.

Tiba-tiba saja... Plukkk!!!

Seekor cicak jatuh dari atas, persis di depan Ahok. Karena terkejut, Ahok pun mundur. Melihat Ahok mundur, AD langsung tertawa, bernyanyi, menari dan melompat. Dia lupa kalau dia sudah melanggar pantangan pertama Gurunya.

Nahhh... pemirsa...

Apa yang bisa kita petik dari cerita ini?

Menurut Bocah sih, jangan terlalu cepat merasa senang karena hasil yang dicapai, tetap fokus pada tujuan semula.

Selamat Malam...

Bocah mohon maaf lahir bathin.

Tetap Semangat...

Terus Bersyukur...

Selalu Berdoa...

daannn...

Keep Smiling...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun