Mohon tunggu...
Fiksiana

Friday the 13th, Nightmare for Haters

29 Mei 2016   20:38 Diperbarui: 29 Mei 2016   22:08 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu siang (28/5-2016), Bocah makan siang bareng sama Cit Kong. Whuaa... ternyata Cit Kong memang paling jago kalau urusan makanan, dia tahu dimana saja ada makanan enak danmuyaaahh... hahaha...

Nah, setelah makan, sambil minum arak (khas pengemis utara ya begini, ga jauh dari miras... hahaha…jangan ditiru ya pemirsa...) Cit Kong cerita sesuatu yang menarik.

Gini cerita Cit Kong...

Malam Jum'at, tgl. 12 Mei 2016. 

Seperti biasanya, hobbie Cit Kong selain minum arak adalah ngronda. Lagi enak-enaknya ngronda di bawah rembulan, terdengar suara wanita menangis tersedu-sedu. Ehh alahh... dasar Cit Kong, walau sudah tua tapi hatinya ga tegaan kalau mendengar wanita menangis. Maka dengan diam-diam Cit Kong mendekati suara tangisan tersebut.

Tiba-tibaa.. (Jreenngggg!!!)

Ya pemirsa... tiba-tiba saja...(Jreng... jreng... jreng...)

Terdengar suara seorang pria yang berkata, “Maa... sudah jangan nangis terus. Nanti Mama bisa sakit juga.” (Kecele kan? Pasti disangka cerita horor... hahaha...)

"Paaa... Mama nangis karena sedih Paa. Anak bungsu kita, sakit, tapi kita tidak punya uang untuk biaya pengobatannya. Gimana nih paa?”

“Maa... sabar ya. Papa kan sedang usahakan uang untuk biaya pengobatan anak kita, Maa.”

“Tapiii Paaa, kalau Papa tidak bisa mendapatkan uang untuk biaya tersebut, bagaimana dengan anak kita Pa? Huuhuuhuuhuu...” tangis wanita tersebut.

“Sudah... sudah... jangan menangis terus. Lebih baik Mama berdoa kepada Tuhan supaya anak kita bisa sembuh secepatnya.”

Maka, dengan segera sang wanita menyeka air mata dan pergi ke belakang, siap2 untuk berdoa. Sang lelaki termenung, sambil berbisik, “Mudah-mudahan secepatnya proyekku selesai, sehingga aku bisa dapat uang untuk berobat anakku.”

Kemudian lelaki itu juga masuk ke dalam menyusul istrinya.

Cit Kong termenung sejenak dan membatin“Kasihan, anaknya sedang sakit rupanya...”.

Karena malam bertambah larut, maka CitKong pun meninggalkan tempat itu sambil termenung.

Jum'at, 13 Mei 2016

Keesokan harinya, Cit Kong sengaja melintas rumah itu. Wanita yang semalam menangis, nampak duduk termenung. Tak lama kemudian, seorang anak datang menghampiri sambil memberi salam dan mencium tangan wanita tersebut.

“Ma, kapan Kakak dibelikan baju sekolah, sepatu sekolah dan buku sekolah baru?” kata anak tersebut.

“Sabar ya nak, proyek Papamu masih belum juga berhasil. Mudah-mudahan sebelum lebaran, proyek Papamu sukses, sehingga mama bisa belikan semua kebutuhan sekolah kamu.” Kata sang ibu dengan penuh kasih sayang.

“Baik... Maa... Kakak doakan semoga proyek ayah bisa cepat selesai.” kata anak itu.

“Ma, Papa mau pergi mencari pinjaman dulu ya buat berobat anak kita.” kata sang suami kepada istrinya.

"Oh ya, Pa. Tadi si Sulung minta dibelikan baju sekolah, buku sekolah dan sepatu sekolah baru."

“Ya, Ma. Doakan ya, semoga Papa bisa berhasil mendapatkan pinjaman.”

“Amien.” Jawab sang istri.

Setelah kepergian sang suami, sang istri masuk ke dalam rumah untuk menengok anak bungsunya. 

Di dalam kamar, nampak seorang anak sedang berbaring dengan tubuh kurus dan tatapan sayu. 

Sang ibu diam-diam menangis dalam hati,melihat keadaan anaknya tersebut.

Sekonyong-konyong... (Hahaha... ga usah takut, bukan cerita hantu koq)

“Tok... tok... tok...”

Terdengar suara orang mengetuk pintu.

Sang ibu bergegas keluar dari kamar anaknya, lalu membukakan pintu depan.

“Ehh pak RT... ada apa ya? Kalau mau mencari suami saya, kebetulan suami saya sedang pergi, Pak.” 

“Bukan bu, saya mau mengantarkan KJS dan KJP buat keluarga ibu.”

“Ehh... apa tuh KJS dan KJP pak?”

“KJS itu Kartu Jakarta Sehat bu...sedangkan KJP adalah Kartu Jakarta Pintar.”

“Owh... terus apa kegunaan kartu-kartu tadi pak? Maaf, kalau agak katrok pak, abis jarang nonton koran dan baca TV sih... hehehe.”

“Begini bu. KJS dan KJP adalah program Pemprov DKI. Dimana kalau KJS bisa digunakan untuk berobat,dan KJP digunakan untuk keperluan sekolah anak ibu.”

“Waaahh... kebetulan nih pak, anak sulung saya tadi minta dibelikan keperluan sekolah, sedangkan anak bungsu saya sedang sakit. Apakah kartu itu bisa langsung digunakan,pak RT?”

“Ohhh... bisa donk bu.” jawab Pak RT.

“Makasih ya pak RT, sudah repot-repotmengantarkan KJS dan KJP.”

“Seharusnya ibu berterima kasih kepada Gubernur DKI, karena beliau lah program ini bisa ada.”

“Whuaa... kalau gitu tolong sampaikan rasa terima kasih saya kepada Gubernur DKI, pak. ”

“Baik bu, akan saya sampaikan. Nah, berhubung saya masih ada keperluan, saya pamit dulu ya... bu."

“Ohh iyaa, Pak RT. Sekali lagi, terima kasih ya Pak RT. ”

“Sama-sama bu."

Setelah pak RT pergi, sang ibu pun buru-buru masuk ke dalam membawa anak bungsunya berobat. Berkat KJS si anak bungsu bisa berobat secara gratis dan dengan KJP sang ibu bisa membeli keperluan sekolah anak sulungnya.

 

Jum'at Malam, 13 Mei 2016.

“Maaa... Mama... Papa pulang.” teriak sang suami.

“Paa... gimana Pa? Apakah Papa mendapatkan pinjaman uang?”

“Maa... Maafin Papa ya Maa. Papa gagal mendapatkan pinjaman.” Sahut sang suami sambil tertunduk malu.

“Tidak apa-apa, Pa.” jawab istri sambil memeluk suaminya.

“Oh, ya Pa, Mama tadi sudah mengantar anak bungsu kita berobat dan membeli keperluan sekolah si sulung lho Pa.” Kata sang istri dengan bangga.

“Haaa??? Koq bisa? Mama dapat duit dari mana?”

“Dari Ahok...”

“Appaaaa?!!” teriak sang suamisambil pingsan.

“Lhoo... koq ceritanya aneh bin ajaib buanget sih Cit Kong?” tanya Bocah dengan heran.

“Sabar dulu Bocah... Cit Kong haus nih... Hahahaha... jadi Cit Kong minum dulu... gluk gluk gluk...”katanya sambil menenggak arak langsung dari pundinya.

“Ayyoo donk, Cit Kong. Lanjutkan ceritanya... Bocah jadi penasaran nih...”

“Hahahaha... sabar... sabar...”

Lalu Cit Kong melanjutkan ceritanya...

Sang istri secepatnya menangkap tubuh sang suami yang hampir jatuh ke lantai. Lalu menuntun suaminya kesofa dan secepatnya mengambilkan air hangat. Setelah sadar, sangsuami duduk terdiam.

“Paa, ada apa sih Pa? Koq tiba-tiba Papa pingsan mendengar Mama menyebut nama Ahok?”

“Ga ada apa-apa Ma. Tadi mungkin Papa cape di jalan.”

“Papa mau dipijitin Mama ya?

“Ga usah Ma. Papa sudah baikan sekarang. Oh ya, apa maksud Mama dapat dari Ahok?”

“Begini Pa. Tadi pak RT kan datang mengantarkan KJS dan KJP buat keluarga kita. Nah, dengan KJS dan KJP itulah Mama mengantar si bungsu berobat dan belanja keperluan sekolah si sulung, Pa. Ternyata Ahok hebat lho, Pa. Mama kagum deh sama Ahok. Karena, dengan adanya KJS dan KJP, sangat membantu  rakyat yang senasib dengan keluarga kita.”

"Ohh... begitu tho..."

“Oh iya, kalau Mama sudah ngantuk, Mama bobo duluan aja deh.” sambung sang suami.

“Ya deh... Mama bobo duluaan ya. Papa juga jangan begadang trus.”

“Iya, Ma. Nanti Papa secepatnya menyusul Mama.”

Setelah ditinggal sang istri, sang suami duduk termenung dan kelihatan gelisah. Kemudian sang suami berdiri, dan jalan mondar-mandir.

“Aduhh... gimana caranya yaa? Semoga saja tidak sampai ketahuan. Kalau ketahuan, gagal deh aku dapat THR. Siang dan malam, selama 3 bulan ini, aku menulis di Kompasiana. Bahkan sekarang ini, gara-gara tulisanku, aku sudah menjadi penulis yang sangat terkenal di Kompasiana.”

Kemudian, sang suami berdoa, “Tuhan, ampunilah hambaMU ini. Walau keluargaku sudah mendapat bantuan program KJS dan KJP, tapi Ku mohon padaMU, sebelum lebaran ini...jadikan DIA sebagai tersangka. Amien”

Nah pemirsa... gitu tuh cerita Cit Kong.

Gimana asikk ga ceritanya?

BTW, Pemirsa pasti tahu donk siapa "DIA" yang dimaksud oleh sang suami?

NB : Don't Judge the book by It's cover... 

Yang artinya, jangan pernah menyalahkan penulis... tapi salahkanlah The Bosses (Orang dibalik layar, yang membayar penulis tersebut untuk menulis sesuai keinginan The Bosses)

Hok... hok... hok...

Sooo... mari kita nyanyi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun