Mohon tunggu...
Junaidi Nasution
Junaidi Nasution Mohon Tunggu... profesional -

- I feel I'm growing older.. - I guess I'll always be a soldier of fortune...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diam Tidak Selalu Emas.

24 September 2017   08:07 Diperbarui: 24 September 2017   08:08 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(dialog imajiner)

Lelaki 1: "bosan aku, dari remaja sudah menonton film yg sama", kata seorang teman kepada temannya

Lelaki 2: "kenapa kamu masih ikut nonton", kata temannya menjawab santai.

Lelaki 1: "gimana saya ga ikut nonton, panglima saya memerintahkan untuk semua prajurit menyaksikan film tersebut". katanya lagi.

Oohh...rupanya lelaki pertama seorang prajurit dari suatu kesatuan antah berantah. Mereka berdua pulang dari acara nobar film legenda orde baru.

Lelaki 1: "tapi dari saya remaja, ada yg selalu jadi pikiran. setiap saya habis menonton film tersebut", kata si prajurit.

Lelaki 2: "apa yg jadi pikiran mu? tentang gerakan pki tersebut...? lanjut sang teman.

Lelaki 1: "bukan. tentang peran sang jendral panglima kostrad dalam film tersebut". "coba kamu bayangkan", lanjutnya, "soeharto adalah seorang panglima dari kesatuan bergengsi, kostrad. "tapi kok bisa2nya sang ahli strategi pki melewatkan posisi soeharto saat itu?" lanjutnya

Lelaki 2: "mungkin saja ahli strategi pki seperti yg kamu bilang itu, lupa dengan soeharto?" jawab temannya asal2an. sambil mengeluarkan rokok dari sakunya.

Lelaki 1: "oke skrg begini". "kita ber-andai2, sekiranya kita berdua dan saat ini menjadi boss2nya pki dan akan mengkupdeta negara ini, siapa saja yg kita akan culik?", katanya penuh dengan keseriusan.

Lelaki 2: "...yah saya tidak  begitu tahu organisasi militer ya, tapi akan saya jawab". kata temannya penuh keraguan. ...panglima tni, sdh jelas, kasad, danjen kopassus dan pangkostrad tentu saja".

Lelaki 1: "nah...itu dia. seharusnya jalan pikiran dan strategi yg sama berlaku pada waktu kejadian dulu. tapi kok aneh kesatuan yg dengan kekuatan ribuan orang, panglimanya ga jadi target. malahan jenderal bintang satu jadi target. itukan ga penting buanget." sambungnya. atau mngkin terkena sakit hati, dan juga akhirnya jadi korban".

terdiam sejenak. dan teman dari si prajurit rendahan tersebut hanya manggut2. sambil menghisap tarikan rokok se-dalam2nya.

Lelaki 1: "...ada lagi", kata si prajurit rendahan.

Lelaki 2: "...opo maneh?". jawab temannya.

Lelaki 1: "...itu, opung ku, yg pak nas itu. kan beliau sebagai jenderal yg senior. yaaahhh...kok diam saja setelah kejadian kelam bangsa kita tersebut. masak beliau ga punya info ttg kejadian tersebut. baik sebelum maupun sesudah pki nya ditumpas. kan ada intel toh..., itu sekedar pemikiran saya yg prajurit rendahan lho".

Lelaki 2: "....hhmm..., bener juga, kalau aku pikir2". jawab temannya singkat. entah memang berpikir,atau menyenangkan temannya aja.

Lelaki 1: "tidak selalu diam itu emas..kata sang prajurit. saya juga teringat dengan jenderal senior lainnya, tapi peristiwa yg berbeda".

Lelaki 2: "..opo maneh", temannya menyahut ogah2an. sambil melentingkan puntung rokoknya jauh  ke semak2

Lelaki 1: "kamu pernah tahu kan....jenderal m yusuf? beliau juga salah satu saksi sejarah, ttg perpindahan kekuasaan dari soekarno ke soeharto. supersemar...tahu kan?

apa isi sesungguhnya dari surat trsbt, hanya segelintir orang yg tahu. mmg betul copian dokumen tersebut ada di sekneg, tapi kan hanya salinan yg mungkin saja telah didaur ulang". bahas sang prajurit merasa lebih tahu dari temannya.

Lelaki 2: "...terus , karepmu piye?"...tanya teman sang prajurit.

Lelaki 1: "itulah. seandainya saja bapak2 kita semasa hidupnya dulu, menceritakan apa2 yg beliau tahu dan beliau alami,...mngkin kita2 sebagai generasi muda tidak akan ribut2 ttg rahasia perjalanan bangsa kita ini. karena  kita  punya pegangan yg jelas dan dari sumber yg jelas. tidak selalu ribut setiap bulan maret dan september.

betul kan?"...kata sang prajurit, menarik nafas dalam.

Lelaki 2: "....hmm, kok ga kepikiran ya, sama aku.

TAMAT...."tidak selalu diam itu emas"

(nedi botte)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun