Mohon tunggu...
Bintang Ach
Bintang Ach Mohon Tunggu... Tutor - -sub

24 y.o, currently English educator | www.ach-bookforum.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tik Tok Diblokir, Begini Tanggapan Seorang Mantan Penggunanya

6 Juli 2018   09:04 Diperbarui: 8 Juli 2018   15:36 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jadi, mungkin sebaiknya yang lebih pantas untuk menggunakan TikTok adalah mereka yang sudah berusia minimal 17 tahun, karena dianggap sudah bisa bertanggungjawab dengan aksinya."

Meski dinilai tidak sepenuhnya efektif, namun diharap diblokirnya aplikasi TikTok ini akan berdampak pada meningkatnya tingkat kesadaran orang tua terhadap anak-anaknya dalam menggunakan handphone. "Memblokir TikTok bukanlah solusi terbaik, tapi semoga itu bisa membuat mental orang dewasa lebih baik lagi dalam mengasuh anaknya" tutup Andreas saat ditemui di sela kesibukan organisasinya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Dela, salah seorang mantan pengguna TikTok. Dela cenderung bersikap santai dengan diblokirnya aplikasi yang pernah ia pakai tersebut. Tidak berbeda dari Andreas, Dela juga menyatakan bahwa semua kontroversi yang terjadi bukan karena salah aplikasinya, melainkan penggunanya.

"Sebenarnya sih yang salah bukan aplikasinya, tapi penggunanya yang seenaknya sendiri dalam menggunakan aplikasi ini. Sebagai contoh beberapa waktu lalu, kakeknya meninggal malah direkam pakai TikTok. Kan itu akhirnya membuat seolah aplikasi TikTok itu nggak benar."

Namun di satu sisi, Dela juga menyayangkan jika aplikasi TikTok benar diblokir. Karena memang cukup banyak juga aplikasi serupa di luar sana yang baik-baik saja. Hanya saja, kebetulan TikTok lah yang justru terkena getahnya. "Kalau saya sih enjoy aja pakai aplikasi TikTok, toh saya nganggapnya hanya untuk hiburan, tidak lebih. Kalau memang TikTok diblokir, kenapa aplikasi lain seperti Musically, dan Like tidak diblokir juga? Keduanya kan juga memiliki fungsi yang sama," ucap mantan pengguna TikTok tersebut.

Dari kedua narasumber tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kesalahan tidak terletak pada aplikasinya, namun penggunanya. Sebagai orang yang hidup di era modern, jangan biarkan teknologi berkembang cerdas, sementara manusianya berangsur bodoh. Jangan mudah diperbodoh oleh teknologi. Tapi, bagaimana kamu memanfaatkan teknologi untuk sebuah hal yang bermanfaat, itulah cerdas.

Berita tentang diblokirnya TikTok menjadi satu dari sekian banyak contoh kasus yang sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan manusia agar berbenah diri. Kadang apa yang kita tampilkan di media sosial memang tidak seperti apa yang kita tampilkan di kehidupan nyata. Namun kita perlu tahu, baik kehidupan nyata atau kehidupan medsos sama-sama memiliki jangkauan yang luas. 

Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah berhati-hati. Mata, mulut, dan telinga orang lain adalah hal pertama yang harus kita ingat sebelum bertindak. Ingat, hidup memang milik kita, tapi orang lain lah yang menilai.

Terkait benar atau tidaknya pemblokiran aplikasi TikTok ini patut dijadikan pelajaran penting. Meski Kominfo masih mempertimbangkan keputusan ini dengan memperhatikan batasan umur, tapi kita sebagai masyarakat juga harus selalu siaga dengan lengkah-langkah preventif lainnya agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.

Teruntuk kedua narasumber, saya ucapkan terima kasih banyak. Semoga tulisan ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun