Mohon tunggu...
Kebijakan

Mari mengenal lebih jauh peredaran sekaligus dampak dari Narkoba..

28 Februari 2019   08:27 Diperbarui: 18 Maret 2019   18:18 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narkoba menjadi salah satu akibat dari kematian nomor satu dunia, oleh karena itu pemerintah dunia serius dalam menangani kasus ini. Jenis obat yang tergolong narkoba sebenarnya masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun tidak membenarkan untuk dipakai secara bebas, oleh karena itu obat-obatan terlarang ini menjadi barang yang sangat serius diperhatikan peredaran nya oleh pemerintah. Dampak akibat narkoba itu sendiri terdapat 2 (dua) macam yakni, Dampak langsung, dan Dampak tak langsung. Dari dua macam dampak yang ditimbulkan maka asumsi mengenai narkoba otomatis memunculkan suatu stigma negatif dari semua golongan masyarakat bahkan bagi masyarakat awam itu sendiri yang belum pernah merasakan bagaimana rasanya narkoba. Selain itu, narkoba berdampak tidak hanya kepada fisik penggunanya saja melainkan berdampak pada jiwa pemakainya.  Dalam kali ini Meksiko menjadi negara terparah sampai saat ini untuk pemakaian narkoba bahkan sampai terjadinya kontak bersenjata antara pemerintah dengan kartel narkoba yang ada di negara tersebut. 

Akibat dari narkoba sangat berbahaya? Ya, Konflik bersenjata antara pemerintah dengan kartel tersebut telah banyak merenggut nyawa baik dari pengguna narkoba, gembong pengedar narkoba maupun dari pihak pemerintah. Pemerintah sampai saat ini telah mengerahkan hampir 50.000-100.000 kekuatan militer nya untuk memberantas para kartel narkoba ini yang pada saat itu medan pertempuran nya terjadi di wilayah yang ramai akan penduduk (warga sipil). Warga sipil didalam konflik bersenjata haruslah diutamakan keselamatan nya jika konflik bersenjata pecah didalam daerah kependudukan. Perlindungan yang diberikan bukanlah berupa diberikannya senjata kepada warga sipil, melainkan berupa jaminan untuk melangsungkan kehidupannya setelah konflik bersenjata dilakukan. Didalam perang narkoba antara pemerintah dengan kartel di Meksiko sedikitnya telah merenggut banyak korban jiwa, korban jiwa berasal dari kartel narkoba yang dianggap berkhianat, pihak pemerintah dengan militernya maupun warga sipil yang seharusnya tidak ikut turut serta dalam konflik ini. "Sepanjang 2016 lalu, jumlah pembunuhan di Meksiko mencapai lebih dari 23 ribu kasus. Meningkat pesat dibanding 17 ribu pembunuhan setahun sebelumnya, serta 14 ribu kematian akibat baku tembak ataupun eksekusi anggota kartel pada 2014. Berdasarkan catatan IISS, kematian warga sipil Meksiko rata-rata diakibatkan senjata api ringan, misalnya pistol atau senapan semi-otomatis." Data yang disajikan tersebut merupakan contoh kecil dari maraknya dan kuatnya persaingan usaha atau bisnis narkoba yang dilakukan oleh para kartel. Persaingan diantara banyaknya kartel membuat pihak-pihak yang tidak terlibat langsung didalam transaksi itu juga turut merasakan dampak yang ditimbulkan.

Los Zetas salah satunya, Zetas adalah sebuah organisasi kejahatan obat bius dikenal paling kejam di Meksiko. Setiap kelompok kartel obat bius yang dianggap musuh oleh kelompok ini akan diperangi sampai kiamat. Anggota kartel ini tak segan merebus musuh-musuhnya, termasuk menggorok leher 72 imigran pada Agustus 2010. Kelompok ini didirikan pada 1990-an oleh bekas tentara elite Meksiko yang sebelumnya bertugas memerangi Kartel Teluk hingga kelompok ini terbelah menjadi dua dan melakukan kekerasan di utara Meksiko. Selain melakukan perdagangan obat bius dan menyelundupkan narkoba ke Amerika Serikat, Zetas juga mengembangkan bisnis haram lainnya, yaitu mencuri minyak dari pipa dan mengeksploitasi imigran. Zetas didukung oleh kelompok bersenjata dan memiliki perlengkapan tempur. Tidak seperti organisasi kejahatan lainnya di Meksiko, seluruh kemampuan keuangannya 50 persen diperoleh dari perdagangan narkoba. Soal sadisme, organisasi ini sangat terkenal. Mereka melakukan taktik brutal terhadap lawan-lawannya, di antaranya memenggal kepala musuh, menyiksa, dan membantai. Zetas juga dikenal memilih bertindak kejam dan melakukan suap guna menghadapi rivalnya. Organisasi ini bermarkas di Nuevo Laredo, Tamaulipas, tepatnya di perbatasan dengan Laredo, Texas, Amerika Serikat. Dalam konflik berdarah yang telah berlangsung hingga lebih dari sedekade silam tersebut, sedikitnya 164 ribu korban jiwa baik dari pihak kartel maupun kepolisian telah terenggut. Berikut data sekaligus fakta kekejaman kartel tersebut, antara lain :

            1. Dipenggal menggunakan gergaji mesin, Pada tahun 2014, ada sebuah video yang cukup menggemparkan khalayak netizen kala itu. Dalam video tersebut, terdapat dua pria yang tengah bersandar pada sebuah tembok. Kedua tangan mereka diikat ke belakang. Dari audio yang diperdengarkan, diketahui bahwa keduanya merupakan anggota dari kartel Sinaloa yang dipimpin oleh gembong terkenal Joaquin “El Chapo” Guzman. Mereka dieksekusi karena telah mengkhianati geng tersebut dengan membocorkan informasi kepada kepolisian Meksiko. Yang terjadi selanjutnya adalah pemandangan yang brutal. Leher pria yang pertama dieksekusi seketika memuncratkan darah segar dari urat arteri tatkala sang eksekutor gergaji mesin memenggal kepalanya. Dalam prosesnya, tubuh pria tersebut tak henti-hentinya meronta kesana kemari. Mungkin karena nyeri yang tak tertahankan. Eksekusi tersebut dilakukan secara brutal, sampai-sampai pria di sebelahnya harus kehilangan lengan kirinya karena si penjagal mengeksekusi secara serampangan. Melihat rekannya tewas mengenaskan, ia kemudian terduduk pasrah menunggu giliran.

            2. Dikurung dalam tong dan dipanggang hidup-hidup, Metode yang brutal dan terbilang kreatif ini dipelopori oleh salah satu gembong terkenal, Miguel Trevino. Metode ini sendiri mencerminkan betapa psikopatnya pemimpin Los Zetas tersebut. Metode ini punya dua variasi. Untuk yang pertama, korban yang biasanya merupakan musuh atau rival mereka dimasukkan ke dalam tong berisi oli dan disulut api, sehingga korban yang ada di dialam tong tersebut tewas terbakar di ruang pengap dan sempit tanpa bisa melarikan diri. Sedangkan untuk variasi kedua, korban masih akan tetap dikurung di dalam tong, namun dalam variasi ini ia akan dipanggang hidup-hidup. Miguel Trevino memang telah ditangkap pada tahun 2013, namun metode keji ini masih tetap dipraktikkan oleh kartel Zetas, yang dinobatkan sebagai organisasi kriminal paling sadis di Meksiko.

            3. Digantung di ruang publik, Eksekusi dengan cara digantung mungkin menjadi cara yang paling manusiawi bila dibandingkan dengan metode lain yang ada dalam daftar ini. Metode ini sudah jamak dipraktikkan bahkan sejak ratusan tahun lalu. Namun, sentuhan kejam para kartel menjadikan metode ini menjadi sedikit lebih “spesial”. Bagi mereka, menggantung korban menjadi salah satu metode dengan tujuan ornamental. Sebelum digantung, para korban biasanya disiksa atau dimutilasi terlebih dahulu. Luka lebam, memar atau sayatan dibiarkan begitu saja. Setelah mereka tewas, kemudian mereka “dipamerkan” di ruang publik. Beberapa ada yang digantung di atas jembatan ataupun di papan reklame di pinggir jalan. Metode ini menjadi cara paling ampuh untuk menyampaikan pesan secara langsung ke pihak lawan atau kepolisian agar tak ada yang berani berurusan dengan mereka.

Dalam pertikaian ini, tak jarang korban juga datang dari warga sipil yang tak tahu-menahu soal konflik tersebut. Bukan hanya perang dengan kepolisian. Demi mempertahankan supremasi, perang antar kartel pun menjadi tak terhindarkan. Dari sekian kartel narkoba yang ada, tercatat ada empat kelompok kartel yang dinilai paling berkuasa dan paling menakutkan. Mereka adalah Los Zetas, The Gulf Cartel, Sinaloa, dan Knights Templar. Untuk itu didalam sebuah penanganan tentu terdapat sebuah kebijakan terlebih dahulu yang mendasari perbuatan suatu instansi. Kebijakan yang dihasilkan diperoleh dari adanya bentuk isu yang beredar di lingkungan masyarakat tertentu yang menjadi sebuah perhatian baik oleh masyarakat itu sendiri maupun pemangku keputusan. Lalu, sebuah isu yang sudah terdengar maka akan terus di interpretasikan oleh pembuat kebijakan apakah layak untuk dapat diubah menjadi suatu peraturan atau tidak. 

Lalu bagaimanakah cara agar dapat menghentikan permasalahan narkoba ini? Isu penggunaan, peredaran yang terjadi di Meksiko dianggap layak untuk mendapatkan perhatian yang lebih baik dari masyarakat maupun pemerintah, untuk itulah dibuatnya suatu kebijakan penanganan masalah narkoba ini salah satunya dengan cara yaitu: 

             1. Force Power, dalam hal pemberantasan narkoba khususnya ketika berhadapan dengan kelompok kriminal dari masing-masing negara. Penggunaan force power ini seolah sudah menjadi suatu standar prosedur dalam penanganan peredaran narkoba. Tentu penggunaan force power memiliki implikasi tertentu seperti jatuhnya korban jiwa dan meningkatnya kekerasan terkait narkoba di negara tersebut. Penggunaan instrumen force power dalam memberantas narkoba yang dilakukan oleh kedua negara memiliki cerita yang berbeda. Sejak awal perang melawan kartel narkoba dideklarasikan oleh Felipe Calderon pada tahun 2006, Meksiko melakukan perombakan besar-besaran pada personil aparatnya yaitu dengan memecat ribuan aparat kepolisian. Pada tahun 2010 Meksiko memecat 3.200 personil kepolisian yang kemudian disusul dengan 1.020 personil kepolisian yang juga dipecat (Olson, nbcnews 2010). Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja, kualitas, dan transparansi pemberantasan narkoba oleh Kepolisian Meksiko. Selain itu, untuk memutus rantai perederan narkoba di Meksiko, pemerintah di sana menerapkan kebijakan ekstradisi tahanan. 

            2. Ekstradisi Tahanan telah dilakukan beberapa tahun sebelum Calderon menjabat. Ekstradisi bertujuan untuk melemahkan kekuatan kartel dengan memisahkan ketua ataupun para petinggi kartel menjauh dari daerah kekuasaannya. Dengan dijauhkannya para pemimpin kartel dari daerah kekuasaannya dan anggotanya diharapkan kartel tersebut mulai kehilangan arah ataupun terjadi perpecahan karena ditinggal sang pemimpin. Adapun para pemimpin kartel tersebut diekstradisi ke Amerika Serikat. Dengan begitu baik Meksiko dan Amerika Serikat dapat bekerja sama untuk melakukan investigasi mendalam terkait modus operandi yang digunakan oleh kartel tersebut dengan menginterogasi pimpinan kartel yang tertangkap. Kedua negara juga bisa mempelajari tentang letak markas dan kekuatan dari informasi yang diberikan pimpinan kartel. 

Apakah cara diatas dinilai efektif? Dari kebijakan diatas tentu masih terdapat hal yang diragukan keabsahannya, misalnya dilihat dari penggunaan force power dimana pemerintah hanya terfokus pada pemberantasan para pelaku narkoba saja dan tidak melihat dampak lain yang ditimbulkan dari adanya penggunaan media senjata ini seperti bahayanya jika hal tersebut dilakukan di area yang tergolong ramai akan warga sipil. Dari adanya sebuah peristiwa yang terjadi baik antara kartel dengan kartel, kartel dengan pemerintah, maupun kartel dengan warga dapat diambil sebuah pemikiran yang rasional bahwa narkoba menjadi dasar bagi sekelompok manusia untuk menyakiti manusia yang lain demi sebuah bisnis yang menurut kebanyakan insan memang menggiurkan jika diambil. Data yang disajikan diatas adalah bukti bahwa narkoba merupakan dalang utama dalam tewasnya banyak manusia dan hal itu membuat paradigma baru bahwa narkoba adalah satu-satunya hal yang patut disalahkan. Solusi yang dapat diambil dari peristiwa ini adalah bagaimana cara pemerintah untuk membuat kebijakan yang lebih ketat. Pemerintah dapat membuat peraturan dimana pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini haruslah ditingkatkan diwilayahnya. Pembelajaran akan dampak yang ditimbulkan haruslah dimengerti setiap warganya agar stigma mengenai barang ini akan terus berlanjut kedepannya. Lembaga pemberantasan narkoba baik di wilayah regional dan internasional haruslah bersikap aktif dalam pencegahan setiap peredaran narkoba yang tidak sewajarnya. Ikut turut serta dalam pemberantasan narkoba merupakan langkah awal kontribusi seseorang dalam menyelamatkan setiap generasi yang akan datang.

Daftar Pustaka

Ahmad, Faisal Bosnia. "Metode Eksekusi Brutal ini Lazim Dipraktikkan Oleh Kartel Narkoba di Meksiko." https://www.boombastis.com/metode-eksekusi-brutal-narkoba/91901. diakses pada 23 Februari 2019 pukul 15.26.

Choirul. 2015. "Kisah Zetas, Kartel Obat Bius Terkejam di Meksiko." https://dunia.tempo.co/read/647427/kisah-zetas-kartel-obat-bius-terkejam-di-meksiko/full&view=ok. diakses pada 23 Februari 2019 pukul 15.43.

Satria, Randhi dan Nyphadear Tiara S. A. P. 2016. Kebijakan Pemberantasan Peredaran Narkoba di Indonesia dan Meksiko: Sebuah Studi Perbandingan. Indonesian Perspective, Vol. 1, No. 2 (Juli-Desember 2016): 67-86. file:///C:/Users/User/Downloads/14289-33795-1-SM.pdfdiakses pada 28 Februari 2019 pukul 07. 33.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun