Mohon tunggu...
Akhmad  Jalaluddin Rakhman
Akhmad Jalaluddin Rakhman Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa Universitas Airlangga

suka main bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jogja Darurat Sampah

9 Januari 2025   14:55 Diperbarui: 9 Januari 2025   14:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota budaya menjadi salah satu kota yang banyak di kunjungi oleh pendatang dari luar kota.begitu pula dengan populasi menduduk yang semakin meningkat menjadikan kota yogyakarta semakin padat.hal ini menjadikan konsumsi masyarakat yogyakarta meningkat yang diikuti dengan peningkatan sampah yang di hasilkan.menurut data dari pemerintah yogyakarta,setiap harinya masyarakat yogyakarta menghasilkan 300-400 ton sampah perhari dan terus akan semakin  meningkat.Peningkatan volume sampah yang di hasilkan berimbas pada tempat pembuangan sampah akhir di Piyungan,Bantul,yogyakarta yang tidak terkendali.Dengan sampah yang melebihi kapasitas ini mengakibatkan dampak pencemaran lingkungan,baik pencemaran udara,pencemaran air,pencemaran tanah  yang berdampak pada kesehatan.Hal ini yang menjadikan warga di sekitar tempat pembuangan sampah melakukan protes kepada pemerintah.Yang akhirnya pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menutup tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan pada 23 juli 2024.

Dengan ditutupnya TPA Piyungan mengakibatkan penumpukan sampah di lingkungan penduduk.Bahkan banyak masyarakat yang membuang sampah di pinggir pinggir jalan dan sungai.Belum lagi masyarakat yang dengan seenaknya membakar sampah yang mengakibatkan pencemaran udara.Hal ini di karenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan sampah masih minim.

Perlu edukasi ke masyarakat tentang bahaya membuang sampah sembarangan.Hal ini bisa di lakukan oleh pemerintah dan lembaga terkait melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah – sekolah agar menanamkan pentingnya membuang dan mengelola sampah dari kecil.Serta memilah sampah yang akan di buang.sehingga masyarakat sadar akan dampak pembuangan sampah sembarangan bagi lingkungan.

Hal ini akan membuar masyarakat mulai mengolah dan mengelola sampah secara mandiri baik di tingkat rumah tangga maupun di tingkat komunitas atau masyarakat.Selain sosialisasi dari pemerintah,peran pemerintah dan  kominutas juga sangat penting untuk menegakkan budaya sadar sampah.Hal ini bisa di lakukan melalui peraturan pemerintah dan pemberian sanksi sosial yang tegas untuk membangun disiplin masyarakat.

Selain mengedukasi masyarakat tentang dampak pembuangan sampah secara sembarangan,pemerintah bersama lembaga terkait juga harus mengedukasi masyarakat tentang metode pengolahan sampah.Ini akan sangat membantu menekan produksi sampah .Salah satu cara mengelola sampah adalah dengan berdasarka prinsip reduce,reuse,recycle dan replace (4R).

Reduce, yang berarti mengurangi penggunaan bahan yang dapat menjadi sampah. Konsep ini mendorong kita untuk lebih bijak dalam menggunakan sumber daya alam dan menghindari pemborosan. Misalnya, dengan menggunakan botol minum reusable, kita dapat mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai yang berkontribusi pada peningkatan jumlah sampah plastik di lingkungan.

Reuse, yang berfokus pada penggunaan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Konsep ini mengajarkan kita untuk tidak langsung membuang barang yang masih berfungsi dengan baik. Misalnya, kita dapat menggunakan kembali kantong plastik untuk berbelanja atau mendaur ulang kertas bekas menjadi kertas daur ulang.

Recycle adalah konsep yang paling sering kita dengar, yang berarti mendaur ulang sampah menjadi bahan baku baru. Dengan mendaur ulang, kita dapat mengurangi penggunaan sumber daya alam yang terbatas dan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Contohnya adalah mendaur ulang botol plastik menjadi serat plastik yang dapat digunakan kembali untuk membuat barang-barang baru seperti baju atau tas.

Recover, yang berfokus pada pengolahan kembali sampah yang sulit didaur ulang menjadi energi atau bahan bakar. Konsep ini sangat penting untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Misalnya, sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau digunakan sebagai bahan bakar biomassa.

Penerapan konsep 4R dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak manfaat. Pertama, pengurangan penggunaan sumber daya alam yang terbatas. Dengan mengurangi penggunaan bahan dan mengolah kembali sampah, kita dapat mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam yang semakin berkurang. Kedua, pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, kita dapat mengurangi polusi tanah, air, dan udara yang disebabkan oleh pembusukan sampah. Ketiga, penghematan biaya. Dengan menerapkan konsep 4R, kita dapat menghemat biaya pembelian barang baru dan biaya pengelolaan sampah.

Semoga dengan adanya kerja sama antara pemerintah,masyarakat dan lembaga terkait akan bisa mengatasi Yogyakarta yang sedang dalam darurat sampah.Sehingga masyarakat yogyakarta akan terhidar dari polusi yang diakibatkan oleh sampah dan bisa hidup dengan sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun