Mohon tunggu...
Prabowo Shakti
Prabowo Shakti Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pensiunan dari sebuah Bank Pemerintah, kini bekerja sebagai RESELLER WHITESMOKE WRITING SOFTWARE UNTUK INDONESIA. (WHITESMOKE WRITER adalah SOFTWARE UTK MEMPERBAIKI-MENGOREKSI BAHASA INGGRIS TULIS ANDA SEHINGGA MENJADI PROFESIONAL). Tinggal di BANDUNG.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ingin Jago Menulis Bahasa Inggris?

7 Juni 2013   13:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:24 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus diakui bahwa menulis dalam bahasa Inggris baik itu artikel pendek, tesis, maupun surat penawaran sangatlah sulit. Apalagi kalau bahasa Inggris kita tergolong hanya berlevel "pas-pasan." Jelas hal ini merupakan penghalang bagi kita untuk berani membuat tulisan dalam bahasa Inggris. Dalam tulisan saya di Kompasiana : Dare To Write in English, saya mengulas secara singkat mengapa pelajar Malaysia lebih mumpuni dalam menulis bahasa Inggris ketimbang siswa Indonesia. Jawaban singkat untuk pertanyaan ini adalah karena faktor sejarah dan toleransi pemerintah Malaysia atas bekas penjajahnya. Malaysia pernah di jaman kolonial dijajah oleh Inggris yang notabene berbahasa Inggris, sehingga infrastruktur kepemerintahan di sana semuanya menggunakan bahasa Inggris sebagai lingua franca. Sampai detik ini orang-orang pemerintahan dan para pelajar di Malaysia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Kendati pemerintah Malaysia memberlakukan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Malaysia dan kini infra struktur kepemerintahan telah menggunakan bahasa Malaysia, toh bahasa Inggris tidak lantas menjadi bahasa kelas dua. Bahasa Inggris tetap dipertahankan dan menjadi bahasa penting sejajar dengan bahasa Malaysia.

Berbeda dengan Indonesia, begitu kita memperoleh kemerdekaan, segala hal yang berbau penjajah sebisa mungkin kita buang. Bahasa civil servant yang awalnya Belanda kita depak jauh-jauh, segera digantikan dengan bahasa Indonesia. Kelakar yang muncul dari situasi ini sangat beragam, tetapi semuanya merujuk kepada pemahaman bahwa kendati kita tetap memberlakukan bahasa Belanda sebagai pendamping bahasa Indonesia, strategi ini tetap tidak ada gunanya, karena bahasa Belanda bukanlah bahasa internasional sebagaimana bahasa Inggris.

Lalu bagaimana agar para pelajar dan mahasiswa Indonesia berani menulis dalam bahasa Inggris? Jujur, tidak ada kata lain yang bisa saya sampaikan di sini kecuali berlatih, belajar, dan jangan cepat bosan. Titik. Memang tidak mudah untuk melakukan hal tersebut. Berlatih, jika tidak ada guru atau pembimbing sangatlah sulit. Belajar bisa diartikan kursus. Selain "take time," juga memerlukan biaya yang cukup besar. Jangan cepat bosan adalah bahasa sumir. Kalau kita sudah mentok, apa tidak boleh untuk bosan?

Memang untuk bisa menulis dalam bahasa Inggris ada beberapa prasyarat yang mau tidak mau harus kita penuhi. Dalam bahasa TOEFL, skore yang kita perloleh haruslah minimal 700. Ini baru salah satu tolok ukur. Masih banyak lagi tolok ukur lain yang dapat kita gunakan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris kita.

Dengan skore 700 kita tidak akan mengalami kesulitan dalam hal vocabulary, grammar, spelling dan punctuation. Empat item ini sangat diperlukan untuk menulis dalam bahasa Inggris. Menggunakan bahasa gahol, bahasa Inggris kita sudah cukup "ciamik." Belum mumpuni sih, tetapi lebih dari pada lumayan.

Lalu bagaimana jika skore TOEFL kita masih dibawah 700? Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Pertama, mau tidak mau ya kita harus meningkatkan skore TOEFL kita agar mendekati 700. Kedua, jika skore TOEFL kita masih berkisar 500 - 650, kita bisa menulis Bahasa Inggris layaknya pemilik TOEFL dengan skore di atas 700 dengan cara DOPING! Doping? Ya, doping. Kok bingung? Saya menggunakan istilah "doping" karena kata inilah yang paling cocok untuk kondisi bahasa Inggris kita yang masih kurang jika kita harus menulis dalam bahasa Inggris. Dengan skore TOEFL 500 - 650, kita akan dihadang berbagai kesulitan jika kita "nekat" menulis dalam bahasa Inggris, terutama masalah grammar dan vocabulary. Spelling bisa kita rujuk kepada dictionary, untuk membetulkannya. Tetapi yang tidak bisa kita bohongi adalah grammar, ini karena menyangkut "jam terbang" belajar kita. Semakin panjang jam terbang belajar kita, semakin "ciamik"-lah grammar kita.

Lantas bagaimana jika "jam terbang" kita belum panjang? Ya, dengan DOPING itu tadi. Doping adalah stimulan, pendongkrak, sebagaimana obat doping. Doping di sini sudah barang tentu tidak menggunakan obat dalam arti yang sesungguhnya, tetapi sejenis "obat" yang kita kenal dengan nama SOFTWARE TOOL. Sudah banyak beredar software tool yang berfungsi sebagai doping untuk meningkatkan kehandalan bahasa Inggris kita, termasuk bahasa Inggris tulis. Salah satu yang terbaik adalah WhiteSmoke Writer. Saya menyebut nama ini bukan lantaran saya Reseller software ini untuk Indonesia, bukan. Sebelum menjadi Reseller software WhiteSmoke, saya telah mempelajari pelbagai software sejenis, tetapi WhiteSmoke Writer lah yang terbaik.

Dengan menjadi Reseller saya bisa merealisasikan cita-cita saya agar bisa menulis dalam bahasa Inggris. Maklum skore TOEFL saya terakhir "cuma" 570, belum cukup mumpuni untuk menulis dalam bahasa Inggris. Untuk itulah WhiteSmoke Writer saya gunakan sebagai senjata RAHASIA saya.

Penutup

Untuk bisa berkibar di dunia Internet, mau tak mau kita harus bisa menulis setidaknya minimal berani menulis dalam bahasa Inggris, karena 70% konten di internet ditulis dalam bahasa Inggris. Mari yang muda-muda calon penerus bangsa ini mulai berani menulis dalam bahasa Inggris.

Wassalam,

Prabowo Shakti

Tulisan Bahasa Inggris Anda Ingin Menjadi PRO?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun