Mohon tunggu...
Pendidikan

Pendidikan sebagai Dasar Utama Pembentuk Perilaku Bangsa

9 Desember 2018   18:21 Diperbarui: 9 Desember 2018   18:21 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH :MELISA CLAUDIA KISSING
MAHASISWA SEKOLAH TINGGI FILSAFAT SEMINARI PINELENG

Pendidikan adalah sebuah dasar utama yang di terapkan di sekolah maupun di rumah. Indonesia sendiri sebagai negara yang sedang berkembang memiliki modal yang besar untuk menjadikan negara yang maju, tentunya dengan pendidikan yang di tanamkan di dalam jiwa masing-masing pribadi. Pendidikan yang ditanamkan sejak dini di dalam diri anak tentunya merupakan pendidikan dasar yang menunjuk pada nilai kejujuran, tanggung jawab terhadap apa yang di kerjakan, ikhlas dan juga toleransi dalam beragama, hal tersebut sangat diperlukan dalam mendidik karakter anak bangsa. Pendidikan semacam ini dapat terlaksana jika lapisan masyarakat mendukungnya sehingga sangat dibutuhkan lingkungan yang sehat yang berarti lingkungan di mana tempat tinggalnya menerapkan aspek-aspek kehidupan tersebut dan dapat menjadi contoh yang baik untuk anak, baik itu di lingkungan keluarga (rumah) maupun di lingkungan Sekolah. 

Dalam mempersiapkan dan mendidik anak-anak generasi bangsa, maka pemerintah harus memiliki perhatian khusus untuk anak-anak sebagai penerus bangsa dengan mempersiapkan lembaga pendidikan yang berkualitas yang dapat menunjang pendidikan yang di lakukan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan potensi-potensi yang ada di dalam diri anak. 

Tentu potensi yang dimiliki oleh setiap anak berbeda-beda, sehingga peran penting dari lembaga yang dipersiapkan oleh pemerintah mengambil bagian dalam mengasah setiap potensi yang ada dalam diri mereka, selain lembaga pemerintahan yang berkualitas dibutuhkan juga pendidikan akhlak/budi pekerti untuk setiap anak. 

Hal ini bertujuan untuk mengasah pola pikir yang ada pada anak, serta kepribadian yang memiliki akhlak yang luhur, sehingga hasil dari Pendidikan karakter dapat mewujudkan individu berkualitas untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Selain kedua aspek tersebut hal yang tidak kalah penting adalah lingkungan sekitar tempat tinggal anak.

Lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi kepribadiaan dari seseorang terutama dalam membentuk karakternya. Tempat tinggal yang baik akan menghasilkan pribadi yang berakhlak baik dan karakter anak terbentuk ke arah yang positif. Tapi sebaliknya jika lingkungan sekitar adalah lingkungan yang negatif maka pribadi yang terbentuk juga akan cenderung bertingkah laku negatif, yang mana berpotensi mengusik tatanan sosial di mana ia berada. 

Oleh karena itu keluarga sebagai tempat sosialisasi primer bagi karakter anak, memiliki peranan yang sangat esensisal. Begitu juga masyarakat sekitaran juga memiliki peranan penting untuk membantu proses pembentukan karakternya kearah yang lebih baik dan juga yang tak kalah penting yaitu sekolah yang turut ambil bagian dalam sarana pembentukan karakter melalui pendidikan yang diterapkan. 

Dalam The Great Disruption, Francis Fukuyuma, seorang futuris yang mengajar politik-ekonomi international di Paul H. Nize School of Advance International Studies, Johns Hopkins University, menekankan tentang pentingya peranan lembaga-lembaga sosial dalam menghadapi perubahan dunia ini. Keluarga menjadi modal sosial yang paling penting. 

Modal sosial sendiri tidak lain diartikannya sebagai kapasitas kepercayaan satu individu ke individu yang lain dalam lingkup keluarga yang menjadi sangat kuat dibandingkan dengan kepercayaan kepada pihak lain. Memang mudah membicarakan konsep dan gagasan-gasan tentang pembentukan karakter, namun kenyataannya pendidikan karakter sangat sulit untuk diterapkan dalam diri seseorang.

Berbicara tentang anak-anak jaman now, berarti kita berbicara mengenai generasi milenial yang identik dengan perkembangan-perkembangan yang disruptif. Misalnya smart phone yang semakin canggih, aplikasi-aplikasi yang memudahkan orang berpergian, hingga gejala e commerce (belanja online) yang melanda. Generasi milenial identik dengan cara-cara cepat, efesien, terjangkau dan tidak ribet. Karenanya, pembentukan karakter dalam keluarga yang tak seiring dengan gejala disruptif semacam ini malah akan menghasikan individu yang cenderung kontradiktif dengan perkembangan zamannya. 

Fenomena lain di Indonesia ini ialah mengenai pendidikan karakter yang menekankan penerimaan terhadap kemajemukan. Tidak gampang membentuk pribadi yang toleran dengan perbedaan ras, etnis atau agama, bila sejak awal anak sudah mendapatkan pembinaan yang salah dalam keluarga. Itulah mengapa peran keluarga tak dapat tergantikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun