Mohon tunggu...
Cerpen

Liburan Menuju Kemampuan Bertahan Hidup (Bagian 2)

22 Mei 2015   03:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kesempatan kali ini saya aam melanjutkan cerpen cersambung saya yang pernah saya sampaikan di postingan saya sebelumnya dan kali ini adalah bagian ke-2 nya. lang sung saja silahkan disimak.

Liburan Menuju Kemampuan Bertahan Hidup

Bagian 2

Senin, 2 maret, satu minggu lagi tepatnya, sebelum ujuan akhir semester untuk ke-5 mahasiswa yang telah memulai racikan rencana liburan pendakian yang mungkin akan menjadi sebuah trauma yang mendalam bagi mereka, atau mungkin juga malah akan menjadi titik awal dari perjalanan hidup mereka yang baru.
Ujian akhir semester akan diadakan selama 2 minggu, lalu tanpa ada jeda waktu lagi, selama 3 minggu ke-5 mahasiswa beserta mahasiswa yang lain akan mendapatkan waktu liburan selama 3 minggu, tetapi selama 3 minggu itu waktu mereka akan terpotong 1 minggu untuk keperluan melakukan registrasi dan melengkapi data-data untuk keperluan semester selanjutnya mereka.
Selama 1 minggu ini kehidupan ke-5 mahasiswa ini tampak biasa-bias saja, layaknya mahasiswa pada umumnya yang sedang gugup menantikan ujian terakhir pada semester ini. Meskipun kegugupan karena masalah ujuan, ke-5 mahasiswa ini masih tetap berusaha untuk terus meracik rencana hiburan mereka setelah ujian selesai.
Siang hari, tepatnya pukul 12:15, saat matahari telah mencapai titik puncak tepat diatas ubun-ubun manusia, bangku panjang dibawah rindangnya pohon beringin yang menghalau terpaan sinar matahari mengenai kepala seorang mahasiswa yang tengah mengisi kekosongan bangku tadi.
Aji, " Heii broo, sendirian aja loo ".  Memberikan sapaan kepada seorang yang sedang duduk sendiri dibawah pohon tadi, yang ternuata adalah temannya, si Ali.
Eko,  " si Dwi sama Agus kemana ".  Menyahut jawaban Ali sambil berjalan dibelakang Aji.
Ali,  " Biasa lahh, mereka kalo jam segini udah kayak anak burung ditinggal induknya ".  Menjawab prertanyaan Eko sambil tertawa kecil.
Aji, " Hahaha, Anak burung ". Tertawa kecil.
Eko, " Lama amat?? Ngapain aja mereka selain makan?? "
Aji, " Biasa lahh.. Kan kata mereka. . . "
Ali, " Kurang afsol, kalo habis makan gak menghirup segelintir asap, sambil menunggu proses pencernaan makanan ".  Memotong pembicaraan Aji dengan nada suara yang tinggi dan berwibawa.
Susasana siang hari yang panas pun terpecah oleh tawa ke-3 mahasiswa yang sedang menunggu ke-2 temannya yang lain.
Ali, " Oiyaa, ngomong-ngomong kalian tadi habis dari mana?? "
Eko, " Tadi habis dari ruang BO "
Ali, " Ruang BO? Ngapain? "
Aji, " ngurusin pembayaran buat ujuan besok. Lo udah?? "
Ali, " Belum. Santai aja, masih satu minggu lagi kan "
Eko, " Oiyaa, gimana udah dapat tempat besok buat ndakinya?? "
Ali, " Gue gak tau, lo gimana Ji "
Aji, " Kemarin itu sebenarnya ada, cuman tempatnya kurang asik "
Ali, " Dwi sana Agus tadi katanya punya usul buat tempatnya "
Aji, Eko, " Serius loo? ". Menyahut pernyataan Ali dengan nada memastikan
Ali, " Serius lah "
Aji, " Bagus lahh kalo mereka ada ide ".  Berbicara dengan nada seolah-olah semua masalah dihidupnya telah selesai.
Eko, " Trus masalah masalah orangnya yang mau ikut gimana, ada lagi yang mau nambah?? "
Aji, " Tadi saya sudah bilang sama teman-teman yang lain "
Ali, " Trus mereka gimana?? "
Aji, " Katanya belum pasti, soalnya mereka juga sudah punya rencana masing-masing "
Ali, " yaa sudah lah kalo gitu kita ber-5 saja juga tidak apa-apa. Nah itu mereka ".  Sambil menunjuk kearah dua orang yang berjalan dengan santainya.
Aji, " Dwi, Agus . gimana kartanya dapat tempat bagus buat liburan kita besok?? ".  Bertanya kepada ke-2 orang tadi.
Agus, " Ahh iyaa kita dapet tempat bagus ni "
Dwi, " Tempatnya bagus, medannya juga lumayan menantang "
Ali, Aji, Eko, " Dimana?? "
Agus, " Di gunung Merapi "
Aji, " Wow iya bener, gue baru ingat "
Eko, " Ohh gunung yang katanya kayak kumpulan bukit itu yaa?? "
Ali, " Kumpulan bukit ".  Bertanya dengan tatapan mata yang kosong.
Dwi, " Iya bener, soalnya gunung ini memiliki lebih dari 4 puncak, makanya sering disebut kumpulan bukit "
Ali, " Wihhh kayaknya bagus tuhh "
Aji, " Trus gimana, pada setuju gak kalo kita kesana "
Ali, Eko, Agus, Dwi, " Setujuuu ". Menjawab dengan rasa penuh semangat.
Aji, " Trus yang mau ngurusin pemandunya gimana?? "
Agus, " Kalo itu gampang. Kebetulan saya punya kenalan teman yang sering memandu orang-orang naik gunung merapi itu "
Aji, " Cocok sekali ituu "
Agus, " Tapi masalahnya dia mau tau dulu kepastiannya berapa orang yang mau ikut "
Aji, " Kayaknya sih cuman kita ber-5. Soalnya teman-teman yang lain sudah pada sibuk sendiri-sendiri "
Dwi, "  Ehh gue ngajak cewek gue boleh nggak "
Ali, " Kayaknya sih gak jadi masalah, cuman kita harus cari cewek lain, kasian kan kalau cuman dia sendiri ceweknya "
Dwi, " Iya juga yaa "
Agus, " Cewek gue katanya juga mau ikut "
Eko, " Ehh gue juga punya kenalan cewek yang suka daki gunung, kayaknya dia mau kalau gue ajak, gimana "
Aji, " Bolehh, tapi pemandunya gimana "
Agus, " Tenang dia punya pemandu cewek juga kok, jadi aman "
Ali, " Berarti sepakat ni yaa, Tujuan me gunung Merapi, truss. . . "
Aji, " Kita cuman ber-8 "
Agus, Dwi, Eko, " Okee setuju "
Aji, " Truss masalah pembayaran sama pemandunya kita serahik ke lo ya gus "
Agus, " Beres kalau itu "
Dwi, " Okee, berarti ini sudah deal yaa "
Aji, Ali, Agus, Eko, " Deal ".  Jawaban serentK dengan penuh semangat, layaknya pasukan tentara menjawab perintah kaptennya.
Tanpa mereka sadari waktu satu minggu mereka telah habis, dan datanglah waktu dua minggu yang harus mereka lalui dengan ujian, untuk dapat merasakan hasil racika  rencana yang telah mereka sepakati tadi.

Bersambung....

penasaran dengan kelanjutan ceritanya? pantau terus setiap postingan saya untuk menunggu kelanjutan ceritanya... :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun