Mohon tunggu...
Maria Manalu
Maria Manalu Mohon Tunggu... karyawan -

i'm just an ordinary girl who lives in an ordinary world...\r\ngo fearless and stay good...!!\r\n^...kawaii ni naru...^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berita Orang Biasa "BOB - I"

5 Oktober 2011   09:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Idiih gue kesel banget tau..masa gue cuma dapat jatah tiga ratus, kan gue yang paling berjasa soal keuangan di kantor"   temannya yg berambut panjang menyahuti,
" yee..loe tuh kudu bersyukur deh, paling ga kan lumayan tuh bisa nambahin bocah loe yang ngambek minta dibeliin HP,  dari pada kita cuma dapat seratus, mudah - mudahan aja ada proyek piktip lagi bulan depan dan
lebih gede, kita-kita bisa kebagian lebih banyak yang dari sekarang" .

Sambil senyum-senyum.."iya tuh.." teman yg paling kelihatan pendiam bersuara.
"Argh...tetap aja gue ngerasa enggak adil, dasar kepala-kepala itu maunya menang sendiri..coba kalo kita
aduin emang mereka masih berani?"
"yaah...kalo loe aduin, loe nggak dapat jatah tambahan sama sekali dong, gimana sih?
teman ketiga menyahut..."udah ngikut aja, kalo loe bersih sendiri malah loe juga ntar yg di tumbalin
kalo loe pinter loe bisa dapat lebih gede, ikutin aja dulu apa kata kepala, jaman sekarang susah
cari kerja, syukur loe dapet es ka, jadi pns udah paling aman deh".
Sambil tertawa...perempuan berambut panjang ngangguk-ngangguk "iya deh, liat tuh ..baca deh, gue baru
kirim bbm"

Sambil sibuk bbm an bertiga tertawa kecil, tersenyum dan mulai sibuk dengan dunia mayanya.

karena bosan, pak supir menyetel tape dengan musik dangdut populer.."keong racun".

Ayeee...hampir meledak kepalaku..tiba-tiba ada anak masih kecil sekali, paling umur tiga tahun, matanya sedikit  terlalu menongol, rambutnya tipis, hidung nya penuh ingus, tidak pakai alas kaki, membagi-bagi kan
amplop lusuh bertuliskan acak  "mohon bantuannya untuk anak panti asuhan blas..blaa.."
setelah selesai membagi-bagi amplop ke setiap penumpang dalam angkot, dia tetap berdiri
dan menatap penumpang satu persatu, berharap ada yang mengisi amplop nya untuk kemudian semua amlop
di tarik lagi satu persatu.
Cerita si ibu bermata lebar sudah mulai habis, tapi masih ngawur dengan cerita  awal di ulang-ulang, mungkin karena sudah mulai kehabisan tenaga dengan udara terbatas di dalam angkot, atw juga karena beberapa bapak-bapak di sebelahku dari tadi melototin mereka demi mendengar cerita nya, tidak tau karena gerah mendengar ceritanya atau ikut hanyut dengan keseruan cerita nya.

Cerita ketiga perempuan berseragam itu juga sudah habis terdengar mungkin sudah bersambung di
dunia lain selain realita di atas angkot ini dan mereka punya komunitasnya eksklusip group mungkin.

Hampir satu jam angkot tidak bergerak lebih dari seratus meter, macat jalanan jadi biang nya beberapa penumpang lain tertidur dan masih beruntung punya penghibur sumpalan headset untuk musik dari player digital masing-masing.
Sementara aku belum mendapat satu pun cerita penghibur di kepala ku...yang bisa mengalihkan ku dari drama angkot ini otakku buntu, panas, gerah, penat, mata ku mulai berair lagi karena menahan panas sebenarnya, tambahan lagi karena tidak menemukan jalan keluar, aku terjebak di sudut dalam angkutan mini padat penumpang ini, ingin lari keluar cari taksi, sadar aku tidak punya cukup uang di kantong, HP sudah mati  dari tadi, dan akhirnya menjadi pemicu kesemua nya..

"kyaaaaa..aaaa...aaaaaa....."
Aku berteriak kencaang sekali hingga mengagetkan semua orang yang memandang aneh kepadaku...
Setelah puas berteriak, aku tersenyum kepada setiap mereka.

Dan aku pun memutuskan turun dari angkot, keluar dan berjalan santai menghindari jalan besar menuju
gang2 kecil yang jauh dari bunyi kendaraan.
Hati ku sangat ramai...

Di dalam kesendirianku, keramaian tercipta begitu saja.

Aku hanya bisa berucap dalam hati, besok aku akan mengalami nya lagi, cerita lain, cerita lain dari orang biasa, yap cerita lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun