Mohon tunggu...
Boris Pasanda
Boris Pasanda Mohon Tunggu... Pelaut - Dukun jadi-jadian

suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Sinar sang Bintang Fajar

21 November 2024   20:17 Diperbarui: 21 November 2024   21:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski begitu, Theys tidak pernah mundur. Ia terus berbicara, terus menulis, dan terus mengingatkan rakyatnya untuk tidak pernah melupakan siapa mereka dan mimpi mereka untuk merdeka dan berdiri di kaki sendiri.

Pada malam terakhirnya, sebelum ia pergi ke sebuah pertemuan penting, Theys berbicara kepada anak-anak dan cucunya. "Kalian mungkin tidak akan mengerti sekarang," katanya, suaranya penuh kelembutan, "tapi ingatlah satu hal, harga diri kita adalah warisan terbesar yang bisa kita jaga. Jangan pernah biarkan siapa pun merampasnya."

Keesokan harinya, kabar duka menyebar. Theys Hiyo Eluay ditemukan tak bernyawa. Kemartirannya meninggalkan luka yang dalam, tapi juga menyalakan api semangat yang tak pernah padam sampai saat ini.

Bagi masyarakat Papua, Theys bukan hanya seorang pemimpin. Ia adalah simbol keberanian, keteguhan hati, dan cinta yang tak tergoyahkan untuk tanah kelahirannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun