Mohon tunggu...
Yosep Suradal
Yosep Suradal Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitektur dan Filosofi Alphabet (Pemegang/Inventor Rekor MURI Pembatas Buku LETSREAD)

Arsitektur dan Filosofi Alphabet

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

ChatGPT, Boonaz "Berani" dan Puisi Keberanian Mencintai Tanah Air

30 Juni 2023   17:14 Diperbarui: 30 Juni 2023   18:58 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hak Cipta Ilustrasi Boonaz BERANI : Yosep Suradal

AKU :

Halo ChatGPT, Mohon buatkan cerita, dengan konsep seperti ini :

1). Tema cerita diambil dari puisi berjudul, 'Keberanian Mencintai', karya Bpk. Bambang Syairudin :

"Keberanian mencintai tanah air sendiri
Meski pun mencari nafkah susah di sini
Meski pun barang buatan dalam negeri
Lebih mahal dari buatannya luar negeri
Keberanian mencintai olahan para petani
Meski pun kemasannya sederhana sekali
Andai pun tak ada iklannya di media terkini
Tetap senantiasa menggemari dan mencari."

2). Dalam cerita ada dialog antara anggota keluarga yang terdiri Boonaz B, Boonaz E, Boonaz R, Boonaz A, Boonaz N, dan Boonaz I.

ChatGPT :

Di suatu desa kecil yang terletak di pedalaman, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari enam anggota: Boonaz B, Boonaz E, Boonaz R, Boonaz A, Boonaz N, dan Boonaz I. Mereka adalah keluarga yang sangat patriotik dan penuh keberanian mencintai tanah air mereka.

 
Setiap hari, mereka berusaha mencari nafkah dengan sungguh-sungguh, meskipun kondisi ekonomi sulit. Boonaz B adalah seorang petani yang gigih bekerja di ladangnya. Meski olahannya sederhana, dia selalu mencari cara untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas produknya.

 
Pada suatu hari, ketika keluarga itu berkumpul di bawah pohon rindang di halaman rumah mereka, Boonaz E, anak pertama keluarga, berkata dengan penuh semangat, "Ayah, ibu, meski kita sering kesulitan mencari nafkah di sini, aku tetap bangga menjadi bagian dari negara ini. Aku akan terus mencintai olahan para petani dan mendukung produk lokal."

 
Boonaz R, anak kedua, yang sedang membaca surat kabar lokal, menganggukkan kepalanya dan berkata, "Aku sepakat dengan kakak. Meskipun iklan produk impor menggoda kita, kita harus tetap setia pada produk dalam negeri. Kemasannya memang sederhana, tetapi kualitasnya tak perlu diragukan lagi."

 
Ibu Boonaz A yang bijak berkata, "Anak-anakku, keberanian mencintai tanah air adalah hal yang mulia. Kita harus bangga dengan apa yang kita miliki. Meskipun barang buatan luar negeri lebih murah, kita harus mengutamakan produk lokal agar bisa mendukung pertumbuhan perekonomian kita sendiri."

 
Boonaz N, anak ketiga, yang telah bekerja sebagai pedagang kecil, bergabung dalam percakapan, "Benar sekali, ibu. Aku telah melihat sendiri bagaimana usaha kita untuk menjual produk lokal memberikan manfaat bagi banyak petani dan pekerja lokal. Mari kita terus berjuang bersama."

 
Boonaz I, anak bungsu, yang masih bersekolah, mendengarkan semua itu dengan penuh perhatian. Dia berdiri dan berkata dengan tegas, "Ketika aku besar nanti, aku akan membuka usaha sendiri untuk mempromosikan dan menggemari produk lokal. Aku ingin menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik."

 
Kelima anggota keluarga itu saling menggenggam tangan dan berjanji untuk tetap mencintai dan mendukung produk lokal. Mereka menyadari bahwa keberanian mencintai tanah air mereka adalah panggilan hati yang harus diteruskan kepada generasi berikutnya.

 
Dalam perjalanan hidup mereka, keluarga Boonaz terus berjuang dan bersemangat dalam mencintai olahan para petani. Mereka berkomitmen untuk menjaga keaslian budaya dan identitas bangsa mereka, meskipun godaan dunia luar terus mengintai.

Keluarga Boonaz menjadi panutan dalam masyarakat desa. Mereka tidak hanya menginspirasi orang-orang untuk mencintai produk lokal, tetapi juga mendorong para petani dan pengusaha lokal lainnya untuk terus berkembang. 

Dengan semangat dan keberanian mencintai tanah air, mereka berhasil menciptakan perubahan positif dalam perekonomian dan kehidupan sosial desa mereka.

 
Cerita tentang keluarga Boonaz dan keberanian mereka dalam mencintai tanah air menjadi inspirasi bagi banyak orang. Semakin banyak orang yang menyadari pentingnya mendukung produk lokal dan mempertahankan budaya dan identitas bangsa mereka. Masyarakat desa semakin kuat dan bersatu, berkolaborasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

 
Dalam perjalanan hidup mereka, keluarga Boonaz selalu mengingat pesan dari puisi "Keberanian Mencintai" oleh Bpk. Bambang Syairudin. Mereka menyadari bahwa keberanian mencintai bukan hanya tentang keteguhan hati dalam memilih produk lokal, tetapi juga tentang keberanian dalam memperjuangkan kebaikan dan keadilan bagi tanah air mereka.

 
Dan dalam langkah-langkah mereka, keluarga Boonaz membuktikan bahwa keberanian mencintai bisa mengubah dunia di sekitar mereka, membangkitkan semangat gotong royong, dan menghormati dan melestarikan kekayaan dan keindahan yang ada di negeri mereka.

Selesai. 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun