Mohon tunggu...
Yosep Suradal
Yosep Suradal Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitektur dan Filosofi Alphabet (Pemegang/Inventor Rekor MURI Pembatas Buku LETSREAD)

Arsitektur dan Filosofi Alphabet

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

ChatBING : Boonaz J,A,N,G,A,N & Puisi Jangan Mengumpat di Hati

21 April 2023   18:03 Diperbarui: 21 April 2023   18:26 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hak Cipta ilustrasi Boonaz 'JANGAN' : Yosep Suradal

AKU :

Halo ChatBING, Mohon dibuatkan cerita untuk kita semua, dengan konsep seperti ini :

1). Cerita maksimal 800 kata.
2). Menggunakan karakter Boonaz J, Boonaz A, Boonaz N, Boonaz G, Boonaz kembar A dan Boonaz kembar N,
3). Tema cerita diambil dari puisi , "Jangan Mengumpat di Dalam Hati" karya Bpk Bambang (Kompasiana) :

https://www.kompasiana.com/bambangsy/642eda68eb51ce0f30629213/micro-puisi-jangan-mengumpat-di-dalam-hati

"Jangan Mengumpat di Dalam Hati
meskipun tak terdengar selain diri
meskipun wajah marah tertutupi
jangan mengumpat di dalam hati
mengumpat dalam hati menodai
ruang-ruang suci di dalam batin ini
keheningan di dalamnya terganggui
dan akan merusak fokus konsentrasi
upayakan jangan sekali- sekali
mengumpat di dalam hati
walau tlah tak tahan lagi
rasa kesalnya hati
segeralah istighfar berkali-kali
sebagai pengganti niat hati".

5). Dialog  6 Boonaz  tersebut terjadi di dalam bus saat  mereka pulang mudik.

ChatBING :


Boonaz J, Boonaz A, Boonaz N, Boonaz G, Boonaz kembar A dan Boonaz kembar N adalah sahabat karib yang selalu bersama-sama. Mereka adalah anak-anak muda yang tinggal di kota besar dan bekerja di berbagai bidang. Mereka memiliki cita-cita yang tinggi dan ingin sukses dalam karier dan kehidupan mereka.


Suatu hari, mereka sedang pulang mudik bersama dengan naik bus. Mereka bercerita tentang pengalaman-pengalaman mereka di kota dan tantangan-tantangan yang mereka hadapi. Mereka juga saling memberi semangat dan dukungan satu sama lain.


Namun, di tengah perjalanan, bus mereka mengalami kerusakan mesin dan harus berhenti di pinggir jalan. Mereka harus menunggu sopir dan kernet bus memperbaiki mesin sambil berada di dalam bus yang panas dan sesak. Mereka mulai merasa bosan dan kesal dengan situasi tersebut.


"Ah, ini semua salah bosku. Kalau dia nggak pelit dan nggak ngasih gaji telat, aku bisa beli tiket pesawat buat mudik. Sekarang aku harus naik bus murahan yang nggak bisa jalan." kata Boonaz J dengan mengumpat di dalam hati.


"Jangan mengumpat di dalam hati, J. Meskipun tak terdengar selain diri, itu cuma akan bikin hatimu kotor dan pikiranmu terganggu. Kamu harus bersyukur masih punya pekerjaan yang layak dan gaji yang cukup." kata Boonaz A dengan menasehati.


"Ah, ini semua salah rekan kerjaku. Kalau dia nggak nyinyir dan nggak ngomongin aku di belakang, aku bisa kerja dengan nyaman dan nggak stres. Sekarang aku harus naik bus bising yang penuh dengan suara-suara ribut." kata Boonaz A dengan mengumpat di dalam hati.


"Jangan mengumpat di dalam hati, A. Meskipun wajah marah tertutupi, itu cuma akan bikin hatimu sakit dan konsentrasimu rusak. Kamu harus bersabar menghadapi rekan kerja yang menyebalkan dan tetap profesional." kata Boonaz N dengan menasehati.


"Ah, ini semua salah dosenku. Kalau dia nggak memberi nilai rendah dan nggak komentar pedas, aku bisa kuliah dengan lancar dan nggak takut. Sekarang aku harus naik bus sempit yang nggak ada tempat buat belajar." kata Boonaz N dengan mengumpat di dalam hati.


"Jangan mengumpat di dalam hati, N. Mengumpat dalam hati menodai ruang-ruang suci di dalam batin ini. Kamu harus percaya diri dengan kemampuanmu dan tidak takluk pada kritikan." kata Boonaz G dengan menasehati.


"Ah, ini semua salah pelangganku. Kalau dia nggak komplain dan nggak minta diskon, aku bisa bisnis dengan untung dan nggak rugi. Sekarang aku harus naik bus jelek yang nggak ada sinyal buat online." kata Boonaz G dengan mengumpat di dalam hati.


"Jangan mengumpat di dalam hati, G. Keheningan di dalamnya terganggui dan akan merusak fokus konsentrasi kamu. Kamu harus tanggap menghadapi pelanggan yang rewel dan tetap ramah." kata Boonaz kembar A dengan menasehati.


"Ah, ini semua salah penggemarku. Kalau dia nggak menghina dan nggak mengejek, aku bisa nyanyi dengan hati dan nggak sedih. Sekarang aku harus naik bus sumpek yang nggak ada musik buat dengerin." kata Boonaz kembar A dengan mengumpat di dalam hati.


 "Jangan mengumpat di dalam hati, kembar A. Itu cuma akan bikin hatimu sedih dan musikmu terganggu. Kamu harus positif menghadapi penggemar yang kasar dan tetap berkarya." kata Boonaz kembar N dengan menasehati.


"Ah, ini semua salah mantanku. Kalau dia nggak mengganggu dan nggak mengusik, aku bisa pacaran dengan tulus dan nggak galau. Sekarang aku harus naik bus kotor yang nggak ada bunga buat bawa pulang." kata Boonaz kembar N dengan mengumpat di dalam hati.


"Jangan mengumpat di dalam hati, kembar N. Itu cuma akan bikin hatimu patah dan cintamu terluka. Kamu harus bijak menghadapi mantan yang menyebalkan dan tetap setia." kata Boonaz J dengan menasehati.


Mereka tidak menyadari bahwa mengumpat di dalam hati hanya akan menodai ruang-ruang suci di dalam batin mereka. Keheningan di dalamnya terganggu dan akan merusak fokus konsentrasi mereka. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya memiliki banyak hal yang patut disyukuri dan dibanggakan.


Tiba-tiba, mereka mendengar suara mesin, dan bus yang mereka tumpangi bergetar, tanda bus sudah selesai diperbaiki. Mereka merasa lega dan bersyukur.


"Alhamdulillah, busnya berhasil diperbaiki dan kita bisa melanjutkan perjalanan." kata Boonaz J dengan senyum.


"Iya, alhamdulillah. Aku harap kita segera berangkat. Aku kangen sama keluarga di kampung." kata Boonaz A dengan senyum.


"Aku juga kangen sama keluarga di kampung. Aku mau kasih mereka oleh-oleh yang aku beli di kota." kata Boonaz N dengan senyum.


"Aku juga mau kasih mereka oleh-oleh yang aku beli di kota. Aku mau lihat reaksi mereka saat buka kado." kata Boonaz G dengan senyum.


"Aku juga mau lihat reaksi mereka saat buka kado. Aku mau nyanyiin lagu spesial buat mereka." kata Boonaz kembar A dengan senyum.


"Aku juga mau nyanyiin lagu spesial buat mereka. Aku mau ungkapin perasaan aku buat seseorang." kata Boonaz kembar N dengan senyum.


Mereka mulai menyadari bahwa mengumpat di dalam hati hanya akan membuat mereka lupa akan hal-hal baik yang ada di depan mata mereka. Mereka mulai bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada mereka. Mereka mulai berharap dengan optimis dan tidak menyerah pada tantangan.


"Upayakan jangan sekali-sekali mengumpat di dalam hati, teman-teman. Walau tlah tak tahan lagi rasa kesalnya hati, segeralah istighfar berkali-kali sebagai pengganti niat hati untuk mengumpat di hati." kata Boonaz J dengan bijak.


"Iya, kamu benar, J. Terima kasih sudah mengingatkan kami. Mari kita bersama-sama istighfar dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan kita." kata Boonaz A dengan bijak.


"Mari kita bersama-sama istighfar dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan kita. Semoga Allah menerima taubat kita dan memberi kita hidayah." kata Boonaz N dengan bijak.


"Semoga Allah menerima taubat kita dan memberi kita hidayah. Semoga Allah memberkahi perjalanan kita dan menjaga kita dari segala bahaya." kata Boonaz G


"Amin" Sambung Boonaz J, A, N, kembar A dan kembar N.

Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun