Mohon tunggu...
Books Boyz
Books Boyz Mohon Tunggu... Freelancer - COMIC ENTHUSIAST

Pecinta Komik

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Komik Lao Sam 1892 - Komik Bisu dengan Art yang Luar Biasa

16 Februari 2023   17:31 Diperbarui: 16 Februari 2023   17:33 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu kata buat komik ini yang patut kita acungi jempol dan harus kita apresiasi keberedaaannya. Bukan hanya layak disebut komik saja, ini adalah karya seni yang luar biasa. 
Satu lagi karya Pak Toni Masdiono yang terbit di Indonesia, meski di bilang Indonesiapun, jangan salah karena Komik ini nyatanya berbahasa inggris.

Komikus Malang yang melalang buana di dunia Internasional ini memang punya karya lain, seperti Komik Kisah Lain dari Situ Gintung, Malena, Gurniti dan Karimata 1890 yang masih satu universe dengan komik terbarunya ini. Selain itu, Komik ini juga terdaftar dalam katalog sebagai koleksi resmi US Congress Library.  


Berbeda dari Karimata 1980, Lao Sam 1892 diterbitkan oleh Win Comics. Lao Sam 1892 adalah logy kedua dari tetralogy karya Pak Toni Masdiono, komik One Shot yang bisa kalian nikmati endingnya hingga selesai, namun kalau kita ambil dari segi ceritanya, statusnya masih ongoing alias belum tamat.

Lao Sam atau Lasem sendiri merupakan sebuah tempat di Kabupaten Rembang - Jawa Tengah, yang dikenal pula sebagai Tiongkok Kecil atau Little Chinatown karena menyimpan banyak sejarah tentang orang Tionghoa. Ditempat ini juga, perpaduan nilai budaya antara Cina dan Jawa terjalin, lintas etnis - lintas agama, sebuah tempat dengan nilai Toleransi yang sangat tinggi. 

Nah jika masih satu Universe dengan komik sebelumnya, Karimata 1890, berarti setting di komik ini adalah 2 tahun setelahnya. Jika Karimata 1890 diterbitkan pada tahun 2019, Lao Sam 1892 ini diterbitkan di akhir tahun 2022 tepatnya di Bulan November. Yang berarti butuh waktu 3 tahun untuk logy ke 2 ini.

Tulisan Silent Comic di cover depan adalah keterangan bahwa isi komik ini adalah Komik Bisu alias tanpa dialog. Sebuah jenis komik yang jarang ditempuh oleh mayoritas komikus, karena sulit dan sunyinya jalan mereka dalam membuatnya, belum lagi penyampaian ke pembacanya. 

Demografi komik ini menurutku masuk ke Komik Netral, terlepas dari segi actionnya, dramanya lebih terasa untuk dinikmati siapa saja. Sedangkan untuk ratingnya masuk ke Komik Dewasa, mengingat jalan cerita dan temanya.

Harganya sendiri jika bagi yang baru tahu pasti auto kaget, karena dijual dengan harga Rp. 200.000, tapi untuk pecinta komik atau yang paham tentang komik, harga segini itu pas atau malah hampir tak sebanding dengan proses pembuatannya, artnya, ceritanya, nilai historisnya dan cetakannya. 

Komik ini dibekali cover yang mewah dan elegan banget, menggunakan laminasi doff dan finishing hotprint warna merah dipadukan emboss di tulisan Lao Sam yang mengambil tokoh Inang yang tampil seksi dengan perpaduan warna soft kuning dan kontras hijau - merahnya.

Dengan dimensi komik yang besar berukuran 18x26x0,8cm, tentunya mantap sekali untuk pembaca. Selain besar komik ini juga berat karena menggunakan kertas artpaper sebagai isinya yang full hitam putih. Dengan materi artpaper ini, gambar jadi telihat jelas.

Melihat dari segi cerita dan sejarahnya, komik ini masuk ke genre Historical dan Drama, sedangkan jika melihat dari aksi dan cara bertarungnya, komik ini masuk genre Action dan Martial Arts. Untuk Temanya tentang sebuah Pertempuran Geng Opium namun sekilas seperti bernuansa pendekar. 

Pembukaan komik ini menyuguhkan art yang memanjakan mata. Meski bisu, komik ini bisa membawa pembaca dalam mengimajinasi cerita karena detail banget dalam objek maupun backgroundnya. Gelap terang dan kontras tingginya benar - benar membuat nostalgia, seolah membawa pembaca ke era cergam saat berjaya. 

Artsyle yang realis ditambah arsiran - arsirannya mampu membuat gambar di komik ini berasa teksturnya, seolah membawa media visual 2 dimensi ke 3 dimensi. 

Sejujurnya, panel tanpa narasi dan balon kata disisi lain begitu nikmat dibaca dan kental banget seninya, tapi disisi lain juga membuat pembaca repot karena harus ekstra bersabar dalam memahami setiap scene yang ada dalam 1 panel saja tanpa melewatkan bagian kecilnya.

Bagi yang sering membaca komik, dengan dukungan narasi ataupun balon kata saja, mungkin sudah bisa mencerna suatu adegan dalam 1 halaman dalam hitungan detik, tapi untuk komik bisu seperti ini, boro - boro satu halaman, satu panelpun punya arti yang berbeda - beda bagi pembaca.

Bagi yang meresapinya, melihat mimik wajah karakter, garis hujan dan background gelap malam yang ada di komik ini, akan langsung mengimajinasi pembaca untuk auto Isekai membawa perasaan komik ini ke dunia nyata. 

Tokoh -tokoh di komik ini yakni, Babah Lim, Inang, Wang The Tiger, Seruni, Ghita, Jahannam, Raden Panji Asmoro, Siauw Peng, Dulah, Bhan Teng, Babah Heng Lang dan Mat Codet

Premis komik ini bercerita tentang Inang, yang setelah pertempuran di Karimata menyembuhkan lukanya ke Seorang Dukun bernama Jahannam di Lereng Gunung Muria, Kudus. Selain berobat, dia juga menjadi murid dan juga menjadi budak nafsu sang Dukun. Di malam yang sunyi ia mengakhiri nyawa Sang Dukun dan dimulailah petualangan Inang menuju Lasem di Rembang. Alur ceritanya maju dengan pacing lambat mengingat ini komik bisu dan bergenre drama.

Di Lasem, perseteruan Geng Opium antara dua keturunan Tionghoa yang awalnya biasa saja mulau masuk ke babak menegangkan. Siapakah yang akan menang dan siapakah yang akan terbunuh ? . Inilah drama yang dibalut dalam cerita dewasa penuh aksi, romansa, erotisme, kesetiaan, perselingkuhan dan kekejaman dan keserakahan yang menuntut imajinasi pembaca.

Terakhir, karya seperti ini limited banget di Indonesia, dari pensil dan bolpen jadi art yang luar biasa, tanpa tone dan semacamnya.

Bagus ceritanya, langka jenis komiknya, bernilai setting tempatnya, berarti sejarahnya, bakalan ada feedback ke tempat yang ada di komik ini pula, dimana lewat komik pembaca menjadi tahu dan penasaran atau punya niat untuk mengunjunginya. Kita wajib mengapresiasi komik ini dengan membeli dan membacanya.


Yuk teman - teman, bisa yuk bisa bangkitkan kualitas perkomikan indonesia. Nah untuk yang penasaran seperti apa komiknya, silahkan lihat review komik Lao Sam 1892.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun