Ini adalah kisah nyata, tentang seorang pejuang kesehatan di meja hijau. Perjuangannya dimulai sejak 1998 hingga saat ini. Tentang PFOA, perfluoro octanoic acid, senyawa kimia dengan 8 rantai karbon yang terkandung dalam teflon, serta bahayanya bagi kesehatan.
Adalah Rob Bilott, seorang pengacara di sebuah firma hukum terkemuka, yaitu Taft Stettinius & Hollister di Cincinnati, AS. Suatu hari, Will Tennant, Â seorang peternak sapi, mendatanginya untuk memperlihatkan bukti-bukti aneh terkait sapi-sapinya yang sakit dan mati mengenaskan dengan cara yang aneh. Jumlahnya besar. Ia mengubur hingga 190 ekor sapi yang mati tanpa sebab yang jelas.
Tertarik dengan bukti yang dibawa oleh Tennant, Rob meninjau lokasi peternakan tersebut, di Virginia Barat. Kisah akhirnya bergulir dengan fakta-fakta aneh seputar masalah kesehatan yang tak hanya diderita oleh sapi-sapi, namun juga penyakit-penyakit aneh yang muncul di penduduk sekitar Virginia Barat. Jumlah kasusnya mencapai 70 ribu penduduk.
Rob Bilott akhirnya menemukan fakta, bahwa lingkungan telah tercemar oleh buangan pabrik teflon, sebuah nama yang tak asing di telinga kita. Biasanya merujuk kepada produk panci ajaib anti lengket.Â
Namun senyawa ini juga dipergunakan pada beragam produk-produk lainnya. Perusahaannya bernama Du Pont. Sebuah raksasa industri. Peringkat ke 35 di deretan nama perusahaan di majalah Fortune 500. Pabriknya sendiri luasnya mencapai 35 kali luas Pentagon. Berdiri megah bak benteng besar di pedesaan Virginia Barat.Â
Rob Bilott yang menyadari bahwa fakta tersebut menggiring pada peperangan di meja hijau yang melelahkan, terpaksa berkorban atas karir dan bahkan keselamatam dirinya dalam menghadapi raksasa industri tersebut. Pada akhirnya, Rob Bilott mendapatkan dukungan dari EPA (Environtment Protection Agency) dalam menghadapi Du Pont. Berbekal 138 kesaksian, Bilott mendapatkan 3.535 sampel penduduk yang keseluruhannya memberikan bukti bahwa air di sekitar pabrik telah tercemar oleh PFOA.Â
Senyawa kimia itu diduga menyebabkan 6 penyakit berbahaya pada 3.535 sampel, mencakup kanker, alergi endokrin, kelainan metabolik dan cacat dalam kehamilan. Sebuah penelitian epidemiologis terbesar dalam dekade ini. Senyawa kimia bernama PFOA, si karbon delapan rantai, ditengarai sebagai senyawa berbahaya dan terkandung dalam 99% penduduk. Sifatnya abadi dalam tubuh, sehingga disebut sebagai forever chemical.
Rob Bilott harus menghadapi ujian demi ujian yang melanda dirinya dan juga keluarganya, serta 3.535 penduduk pemilik sampel yang harus berjuang di meja hijau.Â
Pada akhirnya, mereka memenangkan perkara dengan tuntutan sebesar 670,7 juta dolar AS, setelah mengalami tekanan dan pengingkaran DuPont atas kesepakatannya sendiri. Sebuah harga yang harus dibayar mahal oleh Du Pont atas pencemaran lingkungan yang dilakukannya.
Kisah ini bergulir sejak tahun 1998, hingga saat ini. Sebuah perjalanan panjang para pejuang keadilan yang tak hanya menghadapi raksasa seperti Du Pont, namun juga keraguan dan hujatan orang banyak yang terganggu periuk nasinya, lantaran Du Pont adalah sebuah juragan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
Rob Bilott adalah sosok pejuang di meja hijau, yang kesendiriannya begitu mengerikan untuk dibayangkan oleh kita, yang merindukan kebenaran dan keadilan. Sebuah hasrat yang tak mudah untuk dikubur, karena nuraninya digedor setiap saat. Namun juga tak mudah untuk dijalani karena  dampaknya terlalu mencekam untuk dibayangkan. Rob juga harus mengorbankan segala kemapanan yang telah ia jalani selama ini. Sebuah sikap yang tak mudah.
Film berdurasi 126 menit ini diproduksi pada tahun 2019, dan tayang di 2020 lalu. Kini HBO menayangkannya sebagai salah satu film box office dengan pendapatan sebesar 28,1 juta dolar AS.Â
Film ini disutradarai oleh Todd Haynes dan dibintangi oleh Mark Ruffall, Anne Hathaway, Tim Robbins dan Bill Pullman. Kisahnya sendiri diangkat dari sebuah buku berjudul "The Lawyer Who Became Du Pont's Worst Nightmare" karya Nathaniel Rich. Sebuah reportase kisah nyata atas kasus pencemaran lingkungan yang meracuni lebih dari 70 ribu penduduk Virginia Barat.
Kisah ini adalah pencerahan atas pejuang-pejuang kebenaran dan keadilan, bahwa mereka tidak sendirian. Juga sebuah kenyataan bahwa Tuhan selalu beserta orang-orang yang sabar, dalam liku perjalanan yang kelam.Â
Tak mudah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di atas segalanya. Terutama saat ketika semua orang menyerah kepada takdir buruk, beberapa orang dikaruniai kehendak untuk terus berjuang demi takdir baik. Mereka layak disebut pejuang, meski dalam kesendirian. Sebuah kisah yang perlu diteladani, khususnya di masa pandemi covid saat ini.
Bon Yosi
Purwokerto, 17 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H