Mohon tunggu...
Bonardo Paruntungan
Bonardo Paruntungan Mohon Tunggu... -

Hanya saya saja!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Seri Pelayanan Kesehatan: Pengalaman di 4 RS Swasta

7 Juli 2015   21:03 Diperbarui: 7 Juli 2015   21:40 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Salam untuk semua..

Pengalaman-pengalaman ini saya rasakan sendiri. Pertama, sewaktu penanganan Ibu/mama saya di 4 rumah sakit swasta mapan/lama dan satu rumah sakit swasta yang cukup baru.

Kedua, pelayanan salah satu RSUD di bawah kendali Pemprov DKI. Tindakan operasi yang hampir saja tertunda atau batal (tulisan lainnya)

Pengalaman ini membantu saya sedikit memahami pelayanan kesehatan (disingkat PELKES) di Jakarta. DKI Jakarta adalah miniatur Indonesia.

Saya terus mengingat pengalaman ini karena kami akhirnya kehilangan ibu/mama setelah perjuangan selama kira-kira 2-3 tahun, tepatnya sekitar tahun 2013. Almarhum mengalami sakit yang komplikatif berupa penyakit dalam yang cukup membingungkan sampai dengan saat ini. Membingungkan itu maksudnya tidak menemukan sebab musabab penyakit tersebut dari awal sekali dan tidak ada evaluasi atas setiap penanganannya.

Setelah kepergian beliau, saya berpikir apa kekurangan pelayanan/penanganan dokter selama ini maupun kami. Saya akan membagi waktu kejadian dalam beberapa tahap:

1. Tahap Temuan Sakit Awal (TTSA) dan bolak baliknya ke RS

Pertama kalinya, beliau tiba-tiba mengeluh sakit dan diopname di RS SWASTA KE-1, namun setahu saya tidak jelas diagnosis sakitnya akan tetapi beliau merasa sehat sehingga boleh pulang. Kemudian, beliau mengeluh sakit lagi dan pergi ke RS SWASTA KE-2 dan beliau didiagnosis dengan segala kemungkinan namun singkatnya diduga ada sakit atau virus pada lambung atau saluran pencernaan sehingga membuat kondisi beliau begitu kurus dan bolak balik diopname di RS SWASTA KE-2. Pada saat itu juga diduga beliau memiliki fungsi jantung yang tidak optimal atau ada penyempitan. Sayang sekali, penanganan terhadap sakitnya cukup rumit karena komplikatif. Bolak balik opname di RS SWASTA KE-2 ini hampir 2 tahun lebih.

2. Tahap Keputusan Penting dan Urgent (TKPU)

Kemudian, setelah beliau sudah mulai 1 tahunan bebas bolak balik opname, ternyata sakit jantung beliau sudah berada dalam tahap yang sangat riskan. Belum itu saja, fungsi ginjal beliau didiagnosis buruk pula di RS SWASTA KE-3 sehingga diputuskan melakukan bypass jantung dan diharapkan kemudian menangani fungsi ginjal dengan cuci darah. Beliau dirawat 2-3 minggu dan rajin cuci darah selama di opname. 

3. Tahap Pelayanan ICU (TPICU)

Setelah keluar dari RS SWASTA KE-3, beliau pulang ke rumah namun entah kenapa kami maupun beliau enggan melakukan cuci darah ? Sampai akhirnya beliau mengeluh dan kami membawa beliau ke RS SWASTA KE-4 dengan dokter spesialis ginjal yang mumpuni dan recommended. Sayangnya, beliau harus menunggu beberapa jam di kamar perawatan tanpa tindakan signifikan hingga kemudian kami minta dirawat saja ke HCU dengan kondisi sadar dan kemudian tidak beberapa lama kami sangat khawatir karna kondisi beliau memburuk sehingga dipasang ventilator dan segala suntikan mempertahankan hidup. Kondisi beliau terus begitu selama 12 hari (sepsis menuju shock sepsis) hingga Tuhan memanggil beliau kembali ke pangkuanNYA.

Uraian di atas, membuat kami belajar untuk cermat dan mendiskusikan segala dugaan atau diagnosis dokter-dokter yang merawat, medical record, salinan resep, dan diskusi dengan seluruh dokter yang merawat.

Dari 4 RS SWASTA tersebut, tidak ada perbedaan pelayanan dari segi administrasi maupun kualitas dokter. Perbedaannya adalah tingkat kesibukan pelayan kesehatan/dokter dan kawan kawan! Isu tingkat kesibukannya inilah yang paling berkesan karena berakibat atas pelayanan terhadap pasien.

Seluruh hak kami selaku keluarga pasien hampir terpenuhi, hanya kesan cepat-lambat, dan luang-sibuknya dokter saja yang sukar diukur dan seperti harus dimaklumi untuk sementara ini di Indonesia.

Pengalaman ini hendak mendorong dan menantang profesi di bidang kesehatan, masyarakat, dan juga kami dalam mengantisipasi pelayanan pasien dengan sakit-sakit yang 'komplikatif dan istimewa'. Bagaimana dengan anda ?

Kiranya Tuhan memberi kesehatan terbaik dan kebahagian untuk kita semua. Amin

Tetap semangat! 

Ando Sinaga

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun