Mohon tunggu...
bonnie setiawan
bonnie setiawan Mohon Tunggu... -

alumnus ilmu politik FISIP-UI 1980

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bung Karno, Seorang Revolusi Sejati

26 Juni 2015   14:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semangatnya yang tidak kenal lelah dan tidak kenal waktu, membuatnya sebagai seorang Revolusioner. Semangatnya untuk mengubah secara mendasar penderitaan masyarakat menjadi masyarakat yang adil dan makmur selalu menjadi obsesinya. Semangatnya untuk merubah segala hal sejak dari akarnya, sejak dari dasarnya, menjebol dan membongkar masyarakat lama, menjadi masyarakat baru Indonesia yang sosialistis, adalah Bung Karno punya jiwa dan bara. Semangat revolusioner sejatinya tersebut menyebar ke sekelilingnya, menyebar ke rakyatnya, menyebar ke partai-partai politik, menyebar ke seluruh dunia. Hanya Bung Karno-lah yang paling mampu menyebarkan virus semangat revolusioner luar biasa itu kepada seluruh rakyatnya, agar Indonesia berubah menjadi negara besar dan makmur. Itulah semangat dan cita-cita revolusioner beliau yang tak boleh padam dan tak akan bisa padam.

Mengingat beliau adalah mengingat ke-revolusionerannya. Tidak bisa lain. Karena itulah identitas beliau. Tanpa itu, maka itu bukanlah Bung Karno. Itu “Bung Karno” jadi-jadian, “Bung Karno” pura-pura, pseudo Sukarnois. Dan meski sekarang banyak orang, termasuk partai-partai politik oligarki Orde Baru, menyanjung-nyanjung nama beliau, bisakah mereka menyanjung kerevolusionerannya Bung Karno? Bisakah mereka mendukung sang pemimpin besar Revolusi? Yaitu merubah sistem masyarakat, susunan masyarakat, dari sistem kapitalisme ke Sosialisme Indonesia? Inilah ujian dasar bagi seseorang atau kelompok yang katanya penganut atau penyuka Bung Karno. Tidak diperlukan fans-club Bung Karno. Apalagi lips-service kalimat-kalimat Bung Karno, kalau kenyataannya hanya untuk menipu rakyat !

Trisakti adalah temuan revolusioner Bung Karno. Trisakti yang sekarang dijadikan pedoman program pemerintah Jokowi-JK. Ingatlah, Trisakti itu adalah konsep revolusioner. Trisakti adalah jantung revolusioner konsep Bung Karno. Sebagaimana dikatakan Bung Karno tentang “Panca Azimat Revolusi”, yaitu Nasakom (1926), Panca Sila (1945), Manipol-USDEK (1959), Trisakti (1964) dan Berdikari (1965). Kelimanya ini adalah konsep-konsep dasar revolusinya Bung Karno.  Sebagaimana dikatakan Bung Karno sendiri:

“Revolusi kita adalah Revolusi kiri. Kiri karena apa ? Pantjasila op zich zelf is al kiri ! Apalagi djikalau kita memperhatikan Sila kelima daripada Pantjasila: Keadilan Sosial. Maka dengan tegas dan djelas saja katakan, bahwa Revolusi kita adalah revolusi kiri.” (amanat Presiden Sukarno tanggal 27 Oktober 1965)

Bahkan lebih jauh lagi Bung Karno nyatakan dalam Kongres PNI di tahun 1963, bahwa Marhaenisme ialah Marxisme yang diterapkan di Indonesia, yang kemudian ditegaskan dalam sidang BPK PNI di Bandung pada bulan April 1964. Maka apakah kurang hebatnya kerevolusioneran Bung Karno. Bahkan beliau sanggup mengorbankan nyawa dan hidupnya sendiri untuk tetap menjaga agar konsep-konsepnya bisa hidup terus dan agar rakyat Indonesia bisa terus bersatu menjalankan konsep-konsepnya.

Maka bila setiap kali kita memperingati Bulan Bung Karno, maka selalulah kita harus memperingati kerevolusionerannya, mengingat-ingat dan memamah-mamah konsep-konsepnya yang hebat-hebat tersebut. Konsep-konsep tersebut telah membuat Bung Karno dihormati oleh kawula sejagad, dihormati oleh rakyat-rakyat seluruh dunia, dan diperingati oleh bangsa-bangsa di dunia, sebagai orang besar dari Indonesia yang telah menawarkan konsep-konsep hebat pada dunia.

Kini ketika Trisakti telah kembali menjadi panduan program pemerintah secara resmi, maka apakah yang bisa kita harapkan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia? Tidak lain untuk kembali kepada semangat revolusioner Bung Karno. Kembali kepada api dan jiwa revolusi Agustus 1945. Kembali kepada amanat penderitaan rakyat. Kembali kepada jati-diri revolusi Indonesia.  Yaitu merubah secara mendasar sistem dan susunan masyarakat yang masih timpang, eksploitatif dan tidak adil ini, untuk berangsur-angsur menuju ke masyarakat Sosialisme Indonesia. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Karena memang hanya itulah resep dasar kemajuan negara kita, resep tunggal kemakmuran bangsa ini. Yaitu menemukan dan menggenggam revolusi Indonesia kembali dalam menjalankan program-program dan agenda pembangunan masa kini. Hakul Yakin akan bisa terwujud Indonesia yang makmur, adil dan beradab.

 

Jakarta, 6 Juni 2015

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun