Mohon tunggu...
Edo Hendra Kusuma
Edo Hendra Kusuma Mohon Tunggu... Human Resources - Presiden of Asean Studies Forum

Teacher

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan Biarlah Engkau Membalas Dendamku (2)

6 Agustus 2018   00:30 Diperbarui: 6 Agustus 2018   09:24 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di titik ini aku ingin membahas lebih tentang siapa mereka sesungguhnya?

Dulu terhitung puluhan tahun, teman sebangku ku salah satu orang yang acapkali ditertawakan, dihinakan, tendangan bokong waktu dia mengambil buku-buku dari perpustakaan yang jatuh seperti melihat iklan sinetron di stasiun tv era ini, kata lainnya terlalu sering, barangkali meninggalkan bekas yang meninggalkan jejak sepatu di celana nya.

Dimana dia sekarang? Dia menjadi mata dan telinga penguasa negeri dari mereka lah penguasa tau gerak gerik orang-orang yang dicurigai akan mengacu kekuasaannya lebih luas negara yang dipimpinnya. Dia sekarang bagian dari Intelijen negara. Itulah orang-orang sudut, membalas dendam dengan menghemat bicara tetapi bisa ditebak dendam dia dibalaskan tuhan.

Orang yang dulu sering menendang bokongnya, kini merintih dijeruji penjara akibat upaya makar yang dia rencakana. Siapa yang menyusup dan memberikan sinyal waktunya ditangkap? Dia temanku penggila buku dan bagian orang sudut. Terlalu sempurna, itu kata yang aku ucapkan mendengar kisah ini waktu reuni. Tetapi, begitulah tuhan berskenario. Berdoalah dan itu senjatamu orang-orang sudut.

Najab belkacem si penggala Domba, lahir di negeri tandus bekas Jajahan Perancis, tersimpan rapi di teras rumahnya dan jejak digital juga menyimpan kisah itu. Dulu dia bagian orang-orang sudut, tatapan hina sering dia terima, mengais makan amatlah susah, kini dia menjadi menteri Pendidikan Perancis, itulah orang-orang sudut menghemat kata untuk melawan dan menjadikan kaidah Ikhtiar setelah itu serahkan pada tuhan dia lakukan setiap malam, boom lihatlah hari ini, semuanya diam.

Ucap salah seorang menir kepada anak bangsa, "Bangsamu tak pantas menjadi pilot karena kaki-kaki kalian pendek", anak sudut TB Simatupang berikhrar bahwa suatu saat dia akan menerbangkan pesawat, dia hemat kata-kata, dia berikhtiar dan dengan skenario Tuhan dia berhasil menghilangkan mitos bahwa anak bangsa tidak bisa menerbangkan pesawat.

Anak-anak sudut mempunyai ciri, berhemat kata dan melawan dengan kerja keras. Doktrin mereka adalah berharap, karena berharap bisa membunuh ketakutan. Doktrin mereka kerja keras, karena kerja keras membunus sinisme penghujat mereka, orang-orang sudut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun