Mohon tunggu...
Boniy Taufiqurrahman
Boniy Taufiqurrahman Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM

industrial sectors

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rupat Versi 2.0? Mengkaji Dampak Pertambangan Pasir Laut terhadap Kesehatan Lingkungan

25 September 2024   01:15 Diperbarui: 25 September 2024   01:20 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sand extraction: the biggest resource crisis you’ve never heard about (Stockholm Resilience Centre)

Rekomendasi

Meskipun banyak studi menunjukkan bahwa penambangan pasir laut dapat mengancam kelestarian ekosistem laut di masa depan, pemerintah Indonesia justru memutuskan untuk kembali membuka izin ekspor pasir laut, yang sebelumnya telah dihentikan sejak tahun 2003. Sebagai informasi, berdasarkan Kepmen KKP No. 6 Tahun 2024, harga ekspor pasir laut ke luar negeri ditetapkan sebesar Rp 186.000 per meter kubik. Perusahaan dan pembeli asing telah mengajukan permintaan dengan volume sebesar 3,3 miliar meter kubik, yang berpotensi menghasilkan keuntungan mencapai Rp 613 triliun. Menurut data dari KKP, potensi volume pasir laut yang ditawarkan oleh pemerintah mencapai 17,64 miliar meter kubik (fnn.co.id, 2024). Artinya, potensi keuntungan yang akan diterima oleh pemerintah Indonesia akan semakin besar. Hal inilah yang menimbulkan perdebatan dari berbagai pihak.

Melihat pada berbagai aspek diatas, pemerintah perlu meninjau ulang dampak lingkungan dari pemberian izin ekspor pasir laut, terutama terkait potensi kerusakan pada ekosistem pesisir dan laut. Penilaian dampak lingkungan harus dilaksanakan secara komprehensif, disertai pengawasan yang ketat guna mengurangi risiko jangka panjang terhadap keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu, pemerintah juga sebaiknya menilik kembali negara-negara yang menetapkan kebijakan ekspor pasir laut maupun sebaliknya.  Jangan sampai, dengan adanya pembukaan izin ekspor pasir laut, justru akan terjadi kasus ‘Rupat-Rupat’ lain di Indonesia.

Referensi

Bawu, Hendra., Maryati, Sri., & Yusuf, Daud. (2023). Dampak Penambangan Pasir terhadap Kualitas Air Sungai Bulango. Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi. 8(3), pg 133-142.

Daris, Lukman., et.al. (2023). Analisis dampak penambangan pasir laut terhadap sosial ekonomi masyarakat pesisir Desa Aeng Batu Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar (Studi kasus penambangan pasir laut PT. Gasing Sulawesi). Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.16.2.179-189

Forest Digest. (2023). The Dangers of Sea Sand Mining for the Ecosystem: Sea sand mining erodes biodiversity. How to prevent it?. Ed. September 2023.

Kim, Ju-Hee & Yoo, Seung-Hoon. (2020). Public perspective on the environmental impacts of sea sand mining: Evidence from a choice experiment in South Korea. Resources Policy, https://doi.org/10.1016/j.resourpol.2020.101811

Lekomo, Ypolit Kemgang., et.al. (2021). Assessing impacts of sand mining on water quality in Toutsang locality and design of waste water purification system. Cleaner Engineering and Technology. https://doi.org/10.1016/j.clet.2021.100045

Maknun, Djohar. (2017). Ekologi: Populasi, Komunitas, Ekosistem Mewujudkan Kampus Hijau Asri, Islami, dan Ilmiah. Nurjati Press: Cirebon.

UN Environment Programme. (2023). UNEP Marine Sand Watch reveals massive extraction in the world’s oceans. Ed. September 2023. News and Media Unit, UN Environment Programme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun