Mohon tunggu...
Bonita Simanjuntak
Bonita Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komuniaksi 2020

Saya merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Indonesia: 80-an vs 2000-an!

9 September 2022   19:23 Diperbarui: 13 September 2022   20:32 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: wikipedia

Namun masalah tidak selesai begitu saja. Setelah memiliki penampilan yang ideal dan cantik, sikap dan perilaku Rara tiba-tiba berubah. Hal itu membuat ia terlibat konflik dengan sahabat dekatnya, kekasihnya hingga bahkan adiknya sendiri.  

Pada suatu waktu, berbagai permasalahan baru yang dihadapi membuatnya tersadar dan mencoba untuk berdamai dengan orang-orang yang terlibat konflik dengannya. Rara juga menyadari bahwa penampilan bukan menjadi hal utama kembali percaya diri untuk tampil sebagai diri sendiri.

Paradigma Film

Paradigma yang ada pada film berfungsi untuk melihat pesan yang terkandung dalam film, selain itu juga untuk menjelaskan fokus analisis suatu film dan yang terakhir untuk mengenal aturan yang harus diikuti dalam menginterpretasikan film.

Film Cinta Segitiga tahun 1983 menunjukan penggunaan paradigma fungsionalisme. Paradigma ini memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan (agama, pendidikan, struktur politik hingga keluarga) (Astuti, 2022, h. 21).

Pandangan paradigma fungsionalisme tersebut terdapat dalam film ini dimana terdapat unsur  agama dalam berbagai dialog yang diungkapkan pemeran Rhoma maupun tokoh lainnya. 

Terdapat pula unsur keluarga dalam drama ini yang tampak dalam berbagai adegan Rhoma bersama anggota keluarganya yang saling menunjukan rasa kekeluargaan, misalnya ketika adegan dimana Rhoma berharap kakaknya tidak jadi bekerja di luar kota karena ia akan merasa sedih. 

Kedua unsur ini bersatu sebagai sistem yang berkaitan, dimana keluarga dapat dikatakan  dasar utama dalam pembentukan pola pikir keagamaan yang dianut dan dipahami Rhoma. 

Sementara itu, film Imperfect yang tayang pada tahun 2019 mengandung paradigma fenomenologi. 

Dalam paradigma fenomenologi, dimana film berupaya untuk menjelaskan makna dan pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala (Astuti, 2022, h. 22).

Hal tersebut ditunjukan dengan kebanyakan penonton yang merasa relate dengan tema yang diangkat film ini, yaitu insecurity. Masalah insecure terkait berat badan hingga warna kulit merupakan sebuah fenomenologi yang kerap terjadi di kalangan anak muda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun