Mohon tunggu...
Boni Vaxius
Boni Vaxius Mohon Tunggu... Lainnya - Menangis waktu lahir, senyum waktu hidup.

Mencoba merangkai kata dari pikiran melalui apa yang dilihat, dirasakan, dimengerti, dan didengar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Miris! Justru Pandemi yang Dorong Tren Bersepeda

28 Juni 2020   12:59 Diperbarui: 28 Juni 2020   12:55 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tren bersepeda tengah menghiasi Ibukota Jakarta dan wilayah sekitarnya, termasuk Depok. Meski virus Corona belum benar-benar hilang, tapi masyarakat tetap mengayuh sepedanya dengan menggunakan masker di wajah dan senyum dibaliknya.

Miris! Bukan Gubernur ataupun Walikota, bukan juga Presiden ataupun Menteri Kesehatan tapi justru pandemi yang mendorong gaya hidup sehat bersepeda ini!

Kita menyadari bahwa pandemi mendorong masyarakat untuk mempraktekan gaya hidup sehat, seperti sering mencuci tangan sebelum atau sesudah menyentuh benda, menggunakan masker dan meningkatkan imun tubuh dengan makanan bergizi. Tapi bersepeda meski virus masih ada di luar sana, bagaimana ceritanya?

Mungkin dari kacamata sederhana ini meningkatnya tren bersepeda dapat dilihat dari 3 hal diantaranya:

Ruang bersepeda semakin terbuka.

Sebenarnya sebelum pandemi hadir, jalanan protokoler di Jakarta dan daerah sekitarnya sudah diberikan penanda untuk jalur sepeda namun hal tersebut tidak efektif menaikan tingkat aktifitas bersepeda. Lantas mengapa sekarang melonjak?

Sederhananya, para pengendara motor dan mobil yang berkurang! Hal ini membuat ruang untuk mengayuh sepeda lebih terasa luas dan aman. Bayangkan kamu bersepeda tapi di depan, di belajang serta di samping kamu ada mereka yang tergesa-gesa tancap gas bahkan membunyikan klaksonnya berulang kali. Pasti terasa tidak nyaman dan aman.

Sarana menyehatkan pikiran.

Peringatan untuk dirumah aja serta dampak pandemi yang terasa hingga ke seluruh sektor perekonomian dan sosial membuat 

kegiatan bersepeda menjadi saluran untuk membuang kotoran di pikiran dan menjadikannya sehat. 

Memang kontak fisik pasti masih ada meski bersepeda memiliki jarak, namun mengayuh sepeda sambal menikmati waktu senggang dan jalanan yang lenggang bersama kawan pasti terasa menyenangkan bukan?

The Power of FOMO

Terakhir apalagi kalo bukan FOMO (Fear of Missing Out). Sebuah karakteristik yang menyatakan bahwa masyarakat saat ini takut untuk ketinggalan tren pada umumnya. Sosial media mendorong hal ini tercipta.

Bersepeda dan mempublikasikan gaya hidup sehat di dunia maya, dari satu individu hingga ditangkap individu lain. Dari satu sosok influencer hingga ditangkap para penggemar. Social Media mampu memberikan dampak yang begitu positif untuk mendorong trend bersepeda kali ini.

Sumber: Unsplash (Roman Koester)
Sumber: Unsplash (Roman Koester)

Tren bersepeda sangatalah bagus, namun yang menjadi pertanyaan sampai kapan tren ini akan berlanjut? Ingatkah para pembaca dengan trend bersepeda fixie sebelumnya yang sempat menggelegar pada sekitaran tahun 2011-2012?

Semoga trend bersepeda bukan menjadi sebatas euphoria semata karena kondisi yang ada. Melainkan menjadi gaya hidup bagi masyrakat Indonesia.

Menarik untuk melihat apakah pemerintah memberi perhatian pada tren ini sehingga bisa mengeluarkan peraturan untuk hari bersepeda sehari ataupun tetap membuat sistem ganjil genap terus beroperasi dikemudian hari sehingga ada ruang yang lega dan aman untuk para peseda tetap bisa mengayuh sepedanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun