Mohon tunggu...
Bonifasius Christian
Bonifasius Christian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung

Seorang mahasiswa tingkat akhir Teknik Geofisika di Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Mitigasi Intrusi Air Asin Melalui Metode Geofisika Di Kawasan Jakarta Utara

5 Januari 2025   06:59 Diperbarui: 5 Januari 2025   08:44 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isu lingkngan di kawasan Jakarta Utara (Sumber : ESDM, 2020)

Wilayah Metropolitan Jakarta Utara telah berkembang dan mengalami perubahan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan ini ditandai dengan masifnya pembangunan perumahan elit, pusat perkantoran, perdagangan, dan industri. Namun, di balik gemerlap modernisasi tersebut, tantangan besar dalam penyediaan air bersih masih menjadi persoalan utama. Hingga saat ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Jakarta. Akibatnya, air tanah menjadi sumber utama untuk menunjang kebutuhan rumah tangga, pertanian, hingga industri. Pemanfaatan air tanah secara berlebihan, ditambah dengan letak geografis wilayah Jakarta Utara yang berada di area pesisir pantai akan menimbulkan dampak negatif bagi sistem hidrologi (Alfaiz & Hutahaean, 2015). Selain itu, kondisi aktual akuifer Jakarta yang memiliki struktur lapisan akuifer yang relatif datar dan merupakan akuifer pesisir pantai menjadikan wilayah Jakarta Utara merupakan salah satu wilayah Metropolitan Jakarta yang rawan untuk terjadinya intrusi air asin (Wijaya, 2018).  

Pada dasarnya, intrusi air asin merupakan pergerakan air laut (asin) ke dalam akuifer air tanah (tawar) yang dapat mengkontaminasi sumber air bersih. Proses masuknya air laut menuju daratan dapat melalui sungai, kanal, saluran rawa, atau cekungan lainnya. Seperti sebuah pembatas tak kasat mata, garis pemisah antara air tawar dan air laut di Metropolitan Jakarta Utara kini semakin kabur. Setiap tahunnya, air laut merambat semakin jauh ke daratan, mengkontaminasi cadangan air tanah yang selama ini menjadi tulang punggung kebutuhan air bersih masyarakat Jakarta.  

Fenomena ini dipicu oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatik antara air tanah dan air laut, akibat dari pengambilan air tanah yang berlebihan dan terjadinya ketidakseimbangan antara pengambilan (discharge) dan pengisian (recharge) air tanah di Jakarta (Abidin et al., 2009). Akibatnya, volume air tanah dalam pori-pori batuan akuifer berkurang, menciptakan kekosongan yang dapat memicu amblesan tanah (land subsidance) sekaligus mempercepat intrusi air laut. Penelitian menunjukkan bahwa wilayah pesisir Jakarta telah mengalami penurunan tanah hingga 40 meter, sementara penyusupan air laut telah mencapai kedalaman 150–200 meter dengan laju perluasan sekitar 30–50 meter per tahun (ESDM, 2013). 

Ilustrasi intrusi air asin (Sumber : USGS)
Ilustrasi intrusi air asin (Sumber : USGS)

Hasil penelitian terhadap air tanah di sekitar 47 titik di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, mengungkap kondisi yang mengkhawatirkan terkait intrusi air laut. Data mengungkap adanya peningkatan signifikan pada beberapa parameter kualitas air tanah, seperti pH, salinitas, dan konduktivitas listrik. Nilai pH di bagian Utara cenderung tinggi, berkisar antara 8 hingga 8.8, yang ditunjukkan oleh warna kuning hingga merah pada peta distribusi. Selain itu, kadar salinitas air mencapai 27.9 ppt, dan konduktivitas listrik mencatat angka 45.9 mS/cm. Sebagai perbandingan, air tawar yang layak konsumsi idealnya memiliki salinitas di bawah 10 ppt dan konduktivitas listrik kurang dari 0.05 mS/cm. (Hafizah et al., 2020). Temuan ini menjadi indikasi bahwa intrusi air laut di kawasan Jakarta Utara semakin meluas dan mengancam kualitas air tanah yang menjadi sumber utama kehidupan masyarakat. 

Kondisi kualitas air tanah di wilayah Jakarta Utara Kiri: Nilai pH, Tengah: Nilai konduktivitas, Kanan: Nilai salinitas (Sumber: Hafizah et al., 2020
Kondisi kualitas air tanah di wilayah Jakarta Utara Kiri: Nilai pH, Tengah: Nilai konduktivitas, Kanan: Nilai salinitas (Sumber: Hafizah et al., 2020

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan suatu proses pemantauan (monitoring) yang mampu memberikan gambaran komprehensif terhadap pola penyebaran dan tingkat intrusi air asin di bawah permukaan tanah secara aktual dan real time. Salah satu caranya adalah dengan penyelidikan menggunakan metode geofisika.  Adapun, salah satu metode geofisika yang paling efektif adalah metode geolistrik (Vertical Electrical Sounding). 

Metode geolistrik merupakan metode yang digunakan untuk menyelidiki sifat resistivitas bawah permukaan bumi yang berkaitan dengan kandungan air, mineralisasi, serta struktur geologi (Telford et al., 1990 ). Pada metode geolistrik sounding nilai resistivitas diukur pada berbagai kedalaman untuk mendapatkan gambaran struktur vertikal bawah permukaan.  Sehingga metode tersebut sering digunakan untuk eksplorasi air tanah, menentukan kedalaman lapisan akuifer, atau mengidentifikasi lapisan batuan yang berbeda  (Reynolds, 2011). 

Alasan digunakannya metode geolistrik sounding dikarenakan wilayah Jakarta Utara merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, sehingga bentangan (jarak lintasan) yang digunakan harus menyesuaikan kondisi sekitar. Selain itu, topografi wilayah di sekitar lintasan yang relatif datar (tidak berundulasi). Metode ini juga memberikan informasi detail mengenai lapisan akuifer, potensi penyusupan air laut, dan perubahan kualitas air tanah secara lebih detail. Keuntungan lainnya dari metode geolistrik adalah hemat biaya karena dapat memetakan distribusi air tawar dan air asin dalam akuifer tanpa perlu melakukan pengeboran. Namun, tantangan yang dihadapi mencakup keberadaan instalasi logam bawah permukaan di area pemukiman dan industri yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran geolistrik.  

Untuk mengoptimalkan investigasi intrusi air laut di kawasan Jakarta Utara, diperlukan adanya suatu interpretasi terpadu menggunakan gabungan interpretasi dari data utama dan data pendukung. Dimana data utama yang digunakan merupakan  data geolistrik (resistivitas) serta data pendukung yang digunakan mencakup data air sumur, data geologi, dan data akuifer tanah wilayah Jakarta Utara. Sehingga dapat dilakukan suatu proses mitigasi lebih awal dan menginvestigasi keberadaan air asin di bawah permukaan air tanah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun