Trend serangan terhadap keamanan jaringan makin meningkat dari tahun ke tahun, serangan terjadi tidak hanya organisasi pemerintahan tetapi juga menyerang organisasi swasta. terutama perbankan dan finance sektor
keamanan jaringan menjadi salah satu prioritas utama dalam organisasi. Dengan semakin banyaknya perangkat yang terhubung ke jaringan, ancaman keamanan pun meningkat. Salah satu solusi untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan menggunakan Network Access Control (NAC). Artikel ini akan membahas pengertian, cara kerja, manfaat, tantangan, serta implementasi NAC.
Apa itu Network Access Control (NAC)?
Network Access Control (NAC) adalah sistem keamanan jaringan yang dirancang untuk mengontrol dan mengatur akses perangkat ke jaringan berdasarkan kebijakan keamanan tertentu. Tujuan utama NAC adalah untuk memastikan bahwa hanya perangkat yang memenuhi standar keamanan yang diizinkan mengakses jaringan organisasi.
Komponen Utama NAC
Endpoint Identification
Sistem NAC mengidentifikasi perangkat yang mencoba terhubung ke jaringan untuk memastikan mereka sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.Policy Enforcement
NAC menerapkan aturan akses berdasarkan berbagai faktor seperti perangkat, pengguna, atau lokasi.Authentication
Proses autentikasi memastikan bahwa identitas pengguna atau perangkat adalah valid.Monitoring and Reporting
Memantau perangkat yang terhubung dan melaporkan aktivitas mencurigakan.
Cara Kerja NAC
Authentication
Sebelum perangkat dapat mengakses jaringan, mereka harus melalui proses autentikasi.Posture Assessment
Perangkat diperiksa untuk memastikan mereka sesuai dengan kebijakan, seperti pembaruan antivirus atau sistem operasi.Enforcement
Akses perangkat dapat dibatasi atau diblokir jika tidak memenuhi kriteria yang ditentukan.Monitoring
Setelah perangkat diizinkan mengakses jaringan, aktivitas mereka terus dipantau.
Manfaat Network Access Control (NAC)
Meningkatkan Keamanan Jaringan: NAC mencegah akses perangkat yang tidak sah, sehingga melindungi data organisasi.
Visibilitas Perangkat: Memungkinkan pemantauan perangkat yang terhubung ke jaringan.
Kepatuhan Regulasi: Membantu organisasi memenuhi persyaratan keamanan dan kepatuhan hukum.
Manajemen Kebijakan yang Mudah: Kebijakan akses dapat diterapkan secara otomatis sesuai kebutuhan.
Tantangan Implementasi NAC
Kompleksitas Implementasi
Integrasi NAC dengan sistem jaringan yang ada membutuhkan perencanaan yang matang.Biaya yang Tinggi
Implementasi NAC memerlukan investasi awal yang besar.Kinerja Jaringan
Jika tidak dikelola dengan baik, NAC dapat memperlambat jaringan.Manajemen Perangkat IoT
Banyak perangkat IoT tidak memenuhi standar keamanan yang dibutuhkan.
Implementasi NAC dalam Organisasi
Perencanaan
Identifikasi kebutuhan jaringan dan risiko yang ada.
- Jumlah perangkat: Apakah organisasi memiliki banyak perangkat BYOD (Bring Your Own Device)?
- Tingkat keamanan: Apakah organisasi memerlukan segmentasi jaringan yang ketat?
- Integrasi: Apakah solusi harus kompatibel dengan infrastruktur yang ada (firewall, SIEM, endpoint security)?
- Kemudahan manajemen: Apakah ada kebutuhan untuk solusi yang mudah dioperasikan oleh tim TI?
Pemilihan Solusi
Pilih vendor atau solusi NAC yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
- Kemampuan deteksi perangkat: Apakah solusi dapat mendeteksi dan mengelola perangkat IoT dan OT?
- Skalabilitas: Apakah dapat memenuhi kebutuhan saat organisasi berkembang?
- Fleksibilitas deployment: Apakah mendukung deployment di on-premises, cloud, atau hybrid?
- Biaya: Apakah sesuai dengan anggaran organisasi?
- Dukungan dan integrasi: Apakah vendor memiliki support lokal dan integrasi dengan perangkat lunak/alat keamanan lain yang digunakan?
Uji Coba
Lakukan uji coba dalam skala kecil sebelum menerapkan secara menyeluruh.
Sebelum menerapkan solusi NAC secara menyeluruh, langkah terbaik adalah melakukan uji coba dalam skala kecil (Proof of Concept/PoC). Hal ini bertujuan untuk:
- Memastikan kompatibilitas: Menguji apakah solusi NAC dapat diintegrasikan dengan infrastruktur jaringan yang ada, seperti switch, firewall, endpoint security, dan perangkat IoT.
- Menguji fungsionalitas: Memvalidasi fitur-fitur utama yang diperlukan, seperti visibilitas perangkat, pengelolaan akses, dan kemampuan segmentasi jaringan berbasis kebijakan.
- Identifikasi potensi kendala: Mengenali potensi masalah seperti latensi, kompatibilitas perangkat, atau dampak pada operasional organisasi.
- Evaluasi efisiensi: Melihat seberapa efektif solusi dalam mengelola akses perangkat dalam jaringan, termasuk BYOD dan perangkat IoT, dalam skenario nyata.
Penerapan
Implementasikan secara bertahap di seluruh jaringan. ada 4 tahapan diantaranya :
Segmentasi Implementasi:
- Mulai dari segmen jaringan dengan risiko atau prioritas tertinggi, seperti jaringan untuk perangkat IoT, server kritis, atau perangkat BYOD.
- Pastikan setiap segmen diuji dan berjalan dengan baik sebelum melanjutkan ke segmen berikutnya.
Fase Implementasi:Â
- Tahap pertama: Monitor-only mode untuk mempelajari perangkat yang terhubung ke jaringan tanpa mengganggu operasional.
- Tahap kedua: Terapkan kebijakan keamanan dengan akses terbatas untuk perangkat yang tidak sesuai atau tidak dikenal.
- Tahap ketiga: Lakukan enforcement penuh dengan kebijakan yang telah dioptimalkan.
Pelibatan Tim Internal:
- Libatkan tim keamanan, jaringan, dan operasional untuk memastikan kebijakan NAC yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan operasional tanpa mengganggu produktivitas.
Pemantauan dan Penyesuaian:
- Pantau hasil implementasi di setiap tahap untuk mengidentifikasi masalah atau kebutuhan penyesuaian kebijakan.
- Lakukan optimasi berdasarkan hasil pemantauan, seperti memperbarui kebijakan akses atau menambahkan perangkat dalam daftar yang diizinkan.
Evaluasi dan Pemeliharaan
Pantau performa sistem dan lakukan perbaikan secara berkala.
Pemantauan Sistem:
- Gunakan dashboard monitoring dari solusi NAC untuk memantau perangkat yang terhubung, kebijakan akses yang diterapkan, dan potensi ancaman.
- Pantau metrik kunci seperti waktu respons, tingkat blokir perangkat tidak sah, dan performa jaringan secara keseluruhan.
Audit Keamanan Berkala:
- Lakukan penilaian berkala terhadap kebijakan yang diterapkan untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut masih relevan dengan kebutuhan keamanan organisasi.
- Perbarui daftar perangkat yang diizinkan (whitelist) atau dibatasi (blacklist) sesuai kebutuhan.
Analisis Log dan Insiden:
- Analisis log dari perangkat dan pengguna untuk mendeteksi pola anomali atau aktivitas mencurigakan.
- Investigasi insiden akses tidak sah dan lakukan penyesuaian kebijakan jika diperlukan.
Optimasi Sistem:
- Berdasarkan hasil pemantauan, lakukan perbaikan seperti mengoptimalkan aturan segmentasi jaringan atau menambahkan fitur keamanan tambahan.
- Pastikan sistem NAC tetap kompatibel dengan perangkat keras dan perangkat lunak baru di jaringan.
Pelatihan dan Awareness:
- Latih tim TI secara berkala untuk menggunakan fitur-fitur NAC secara optimal.
- Sosialisasikan kebijakan akses jaringan kepada seluruh pengguna untuk mengurangi pelanggaran kebijakan.
Kesimpulan
Network Access Control (NAC) adalah solusi penting untuk meningkatkan keamanan jaringan organisasi. Dengan mengelola dan mengontrol akses perangkat, NAC tidak hanya melindungi data organisasi, tetapi juga memastikan bahwa jaringan tetap efisien dan aman. Namun, keberhasilan implementasi NAC membutuhkan perencanaan yang baik, biaya yang harus dianggarkan secara tetap dan konsisten baik itu biaya implementasi atau biaya maintenance  serta pemantauan yang terus-menerus oleh team yang dedicated.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H