Mohon tunggu...
Boni_054
Boni_054 Mohon Tunggu... -

mahasiswa ilmu komunikasi (broadcast 2014) UKSW Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media sosial ?! mengapa orang-orang menggunakannya?

6 Oktober 2015   12:53 Diperbarui: 8 Oktober 2015   12:25 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dulu yukk terus diupload !!

Follow akun aku dong nanti aku follback

Sering kita mendengar kalimat semacam ini dimana pun tidak di mall, sekolah, tempat wisata, cafe atau tempat nongkrong. Tidak hanya kaum muda tetapi orang tua juga ikut-ikutan walau pun tidak senarsis anak muda. Hal-jhal seperti ini tentunya ditunjang dengan handphone yang canggih yang mereka miliki dan tentunya berbagai aplikasi yang sedang nge-tren saat ini. Hampir di setiap ponsel anak muda pasti ada aplikasi semacam ini, tidak perempuan tidak laki-laki. Rasanya kurang lengkap jika belum punya aplikasi-aplikasi dan akun yang sedang tren saat ini. Banyak orang dewasa yang menggunakan aplikasi serupa untuk bersenang-bersenang. Tren semacam ini sseperti sudah melekat pada diri orang-orang tidak muda tidak tua. Berikut aplikasi-aplikasi yang sedang nge-tren.

Yang pertama ada aplikasi C360

Ini adalah aplikasi untuk berfoto, aplikasi ini didukung dengan banyak fitur-fitur yang menarik tentunya kebanyakan pemakai aplikasi ini adalah kaum muda terutama perempuan. Aplikasi ini nge-tren sekitar tahun 2012-2013 yang lalu, kenapa aplikasi ini begitu digemari? Karena aplikasi ini mempunyai banyak fitur penunjang seperti edit foto agar tampak lebih menarik/lebih cantik disebut juga filter. Ada banyak filter yang bisa dipakai oleh pengguna dan hal ini yang membuat kaum perempuan senang menggunakannya. Banyak pro dan kontra tentang aplikasi ini karena dianggap tipu-tipu tidak sesuai aslinya. Namun hingga sekarang aplikasi ini tetap eksis dikalangan anak muda.

Next ada aplikasi serupa yaitu B612

Sama dengan C360, aplikasi ini mengusung kemudahan dalam berselfie ria maupun membuat video pendek. Aplikasi ini tidak jauh beda dengan C360 yang membedakan hanya dalam pengambilan foto saja. Di B612 sekali mengambil foto bisa berselfie sesuai keinginan anda tergantung grid yang diinginkan. Aplikasi ini juga memiliki banyak filter seperti C360  jadi tidak jauh beda.

Aplikasi selanjutnya yang sedang ngetren adalah Path. Ini adalah aplikasi media sosial dimana sang pemilik akun dapat berbagi setiap momen dia lakukan. Di aplikasi ini pemilik akun bisa mengkomunikasikan aktifitassnya dengan fitur-fitur yang ada di dalamnya, seperti sedang mendengarkan lagu apa, berbagi foto, pesan, menonton film maupun lokasi dimana kita berada.  Namun aplikasi ini juga banyak mendapat komentar buruk dari masyarakat, banyak yang bilang aplikasi ini hanya untuk “pamer” diri. Sebetulnys aplikasi ini dirancang sepeeti buku harian “online” pemilik.

Dan yang paling ngetren saat ini adalah Instagram. Tak bisa dipungkiri siapa yang tak tau aplikasi media sosial yang satu ini. Hampir semua anak muda pasti punya akun instagram di smartphone miliknya. Sang pemilik akun dapat mengkomunikasikan sesuatu lewat berbagai foto dan video yang diunggahnya dengan berbagai caption. Aplikasi ini sedang ngetren sekali dikalangan anaki muda juga para selebriti. Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat instagram menjadi semacam ajang pamer foto sebagai jati diri sang pemilik akun. Instagram mulai ngetren seperti sekarang ini sejak tahun 2014 yang lalu. Juga termasuk dalam aplikasi yang populer diseluruh dunia.

Semua aplikasi tadi seperti menjadi kebutuhan masyarakat pada saat ini. Jika tidak memiliki akun seperti Path atau Instagram akan dianggap ketinggalan zaman. Atau jika belum menggunakan C360 atau B612 belum pas rasanya saat berselfie, rasanya kurang menarik.

Disini saya akan menambahkan dengan teori komunikasi yaitu Teori Uses and Gratification. Teori mengganggap bahwa nilai,minat, hubungan sosial dan peranan sosial merupakan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi khalayak menerima apa yang mereka lihat serta dengar secara efektif. Secara sederhana dapat diartikan sebagai gambaran yang dirancang untuk mewakili kenyataan. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang tapi ia tertarik pada yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi keutuhannya (Rakhmat, 1991). Media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Yang menarik dari ini adalah adanya ketertarikan khalayak pada media yang pada dasarnya dinilai memeiliki sikap aktif dalam  menggunkan media untuk pemenuhan kebutuhan. Model ini menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 1993).

Katz mendefinisikan jenis kebutuhan sebagai berikut:

  1. Cognitive needs: kebutuhan memuaskan rasa penasaran. Ini seperti layaknya kita penasaran dengan berbagai aplikasi/media sosial yang sedang ngetren, jika belum punya akun rasanya penasaran dan kurang gaul.
  2. Affective needs: kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. Orang-orang mempunyai media sosial/menggunakan aplikasi foto merupakan suatu kebutuhan untuk menyenangkan dirinya.
  3. Personal integrative need: kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredinilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu, ini didasarkan pada hasrat akan harga diri. Ini sesuai dengan semakin sesorang update di media sosial seperti Path/Instagram semakin meneguhkan stabilitas orang itu dan status individu juga harga dirinya.
  4. Social integrative needs: kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia, ini didasarkan pada hasrat untuk bearfiliasi. Yaa seseorang update di media sosial tentunya ingin memberikan informasi juga mengomunikasikan aktifitas yang sedang dijalani. Seperti di media sosial Path kita dapat berbagi gambar/foto, film, musik, sedang dimana untuk dibagikan kepada teman lewat update status.
  5. Escapist needs: kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Khalayak menggunakan media sosial untuk menghindarkan dari tekanan yaitu tekanan dibilang “ketinggalan zaman” dan hasrat memiliki keanekaragaman media sosial seperti Path/Instagram/Facebook/Twitter.

Masyarakat menggunakan berbagai aplikasi diatas karena untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan psikologis maupun sosial. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut khalayak aktif menggunakan aplikasi dan media sosial. Pendekatan Uses and Gratification bertujuan menggali motif sesorang untuk menggunakan aplikasi juga media sosial dan untuk menggali manfaat apa yang diperoleh setelah menggunakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun