Foto dulu yukk terus diupload !!
Follow akun aku dong nanti aku follback
Sering kita mendengar kalimat semacam ini dimana pun tidak di mall, sekolah, tempat wisata, cafe atau tempat nongkrong. Tidak hanya kaum muda tetapi orang tua juga ikut-ikutan walau pun tidak senarsis anak muda. Hal-jhal seperti ini tentunya ditunjang dengan handphone yang canggih yang mereka miliki dan tentunya berbagai aplikasi yang sedang nge-tren saat ini. Hampir di setiap ponsel anak muda pasti ada aplikasi semacam ini, tidak perempuan tidak laki-laki. Rasanya kurang lengkap jika belum punya aplikasi-aplikasi dan akun yang sedang tren saat ini. Banyak orang dewasa yang menggunakan aplikasi serupa untuk bersenang-bersenang. Tren semacam ini sseperti sudah melekat pada diri orang-orang tidak muda tidak tua. Berikut aplikasi-aplikasi yang sedang nge-tren.
Yang pertama ada aplikasi C360
Next ada aplikasi serupa yaitu B612
Sama dengan C360, aplikasi ini mengusung kemudahan dalam berselfie ria maupun membuat video pendek. Aplikasi ini tidak jauh beda dengan C360 yang membedakan hanya dalam pengambilan foto saja. Di B612 sekali mengambil foto bisa berselfie sesuai keinginan anda tergantung grid yang diinginkan. Aplikasi ini juga memiliki banyak filter seperti C360 jadi tidak jauh beda.
Dan yang paling ngetren saat ini adalah Instagram. Tak bisa dipungkiri siapa yang tak tau aplikasi media sosial yang satu ini. Hampir semua anak muda pasti punya akun instagram di smartphone miliknya. Sang pemilik akun dapat mengkomunikasikan sesuatu lewat berbagai foto dan video yang diunggahnya dengan berbagai caption. Aplikasi ini sedang ngetren sekali dikalangan anaki muda juga para selebriti. Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat instagram menjadi semacam ajang pamer foto sebagai jati diri sang pemilik akun. Instagram mulai ngetren seperti sekarang ini sejak tahun 2014 yang lalu. Juga termasuk dalam aplikasi yang populer diseluruh dunia.
Semua aplikasi tadi seperti menjadi kebutuhan masyarakat pada saat ini. Jika tidak memiliki akun seperti Path atau Instagram akan dianggap ketinggalan zaman. Atau jika belum menggunakan C360 atau B612 belum pas rasanya saat berselfie, rasanya kurang menarik.
Disini saya akan menambahkan dengan teori komunikasi yaitu Teori Uses and Gratification. Teori mengganggap bahwa nilai,minat, hubungan sosial dan peranan sosial merupakan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi khalayak menerima apa yang mereka lihat serta dengar secara efektif. Secara sederhana dapat diartikan sebagai gambaran yang dirancang untuk mewakili kenyataan. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang tapi ia tertarik pada yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi keutuhannya (Rakhmat, 1991). Media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Yang menarik dari ini adalah adanya ketertarikan khalayak pada media yang pada dasarnya dinilai memeiliki sikap aktif dalam menggunkan media untuk pemenuhan kebutuhan. Model ini menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 1993).
Katz mendefinisikan jenis kebutuhan sebagai berikut:
- Cognitive needs: kebutuhan memuaskan rasa penasaran. Ini seperti layaknya kita penasaran dengan berbagai aplikasi/media sosial yang sedang ngetren, jika belum punya akun rasanya penasaran dan kurang gaul.
- Affective needs: kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. Orang-orang mempunyai media sosial/menggunakan aplikasi foto merupakan suatu kebutuhan untuk menyenangkan dirinya.
- Personal integrative need: kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredinilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu, ini didasarkan pada hasrat akan harga diri. Ini sesuai dengan semakin sesorang update di media sosial seperti Path/Instagram semakin meneguhkan stabilitas orang itu dan status individu juga harga dirinya.
- Social integrative needs: kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia, ini didasarkan pada hasrat untuk bearfiliasi. Yaa seseorang update di media sosial tentunya ingin memberikan informasi juga mengomunikasikan aktifitas yang sedang dijalani. Seperti di media sosial Path kita dapat berbagi gambar/foto, film, musik, sedang dimana untuk dibagikan kepada teman lewat update status.
- Escapist needs: kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Khalayak menggunakan media sosial untuk menghindarkan dari tekanan yaitu tekanan dibilang “ketinggalan zaman” dan hasrat memiliki keanekaragaman media sosial seperti Path/Instagram/Facebook/Twitter.
Masyarakat menggunakan berbagai aplikasi diatas karena untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan psikologis maupun sosial. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut khalayak aktif menggunakan aplikasi dan media sosial. Pendekatan Uses and Gratification bertujuan menggali motif sesorang untuk menggunakan aplikasi juga media sosial dan untuk menggali manfaat apa yang diperoleh setelah menggunakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H