Pertama - tama kegiatan membuat mural ini didukung oleh pemerintah dengan upaya memperindah tindakan vandalisme (atau corat - coret yang bukan pada tempatnya) yang sudah ada sejak lama dan mengganggu mereka yang memiliki toko pada saat itu dan juga pada masa itu karya seni mural juga sedang terkenal, dan kegiatan itu tidak hanya dengan persetujuan pemerintah dan para seniman, melainkan juga adanya ikut campur mereka yang memiliki toko. Maka dari itu jalan Gatsu menjadi ruang seni mural yang besar.
Hal itu menyebabkan karya mural di jalan Gatot Subroto kota Solo ini menjadi hal yang ikonik bagi solo dan menarik perhatian orang luar kota hingga orang luar negeri dan menjadikan tempat ini juga sebagai tempat yang harus dikunjungi jika menginjakan kaki ke kota ini, Solo. Sekarang jalan Gatsu ini menjadi terkenal dan ramai, karena itu banyak pengusaha pengusaha kecil yang mencari nafkah datang kesana. Dengan itu kota Solo sekarang banyak yang bilang bahwa "Solo sekarang Hidup".
Dengan terkenalnya jalan Gatsu mengakibatkan banyaknya potensi pekerjaan yang memanfaatkan itu, seperti; tempat makan kuliner, street live music, membuka beberapa stan (menjual manik manik, perhiasan, karya lokal rajutan dalam bentuk boneka/tas/gantungan kunci dll, pameran kecil para seniman, lilin wangi-wangian, dll), toko make up/rias, pesulap jalan, bahkan tukang parkir sekalipun. Semua aspek itu menjadi potensi mereka yang ingin mengembangkan usaha kecil mereka. Adapun upaya menarik perhatian orang lain untuk mengunjungi stan mereka dengan membawa hewan peliharaan, seperti; kucing, ular, sugar glider, biawak, dll.Â
Pembukaan stan disana juga tidak mengganggu kegiatan ruko-ruko atau toko - toko yang sudah lama ada untuk berjualan, karena kegiatan stan akan dibuka pada saat malam hari saja dan spesifik pada malam hari weekend.Â
Kemudian hal apa yang berdampak dari seni mural kota Solo jalan Gatot Subroto ini dengan perkembangan seni rupa di Indonesia, terlebih lagi Solo, menurut saya kegiatan ini dapat membuka mata masyarakat mengenai seni di Solo, terlebih lagi banyak budaya seni di Solo yang patut di apresiasi. Masyarakat jadi mengetahui Kesenian tidak hanya berpatok pada kanvas, patung, warna di atas kertas, pameran menjadi media bukan lah batasan para seniman dapat berkarya, media media baru yang dapat diaplikasikan dan dapat dipertanggung jawabkan oleh para seniman dan membuat itu menjadi hasil karya baru dan indah.Â
Hal ini juga tentu membantu para seniman untuk dapat berkarya, mengaplikasikan hasrat berkarya dengan penyediaan ruang seni yang begitu luas tersebut, namun jangankan para seniman saja, melainkan orang lain juga dapat merasakan dan tertarik pada seni, bukan hanya menjadi media berkarya, jalan Gatsu juga bisa menjadi tempat yang mengedukasi siswa siswi Indonesia mengenai seni mural. Sejumlah orang luar kota, pulau hingga negara yang menyaksikan perubahan ini juga mendapat kesan baru terhadap Solo bahwa, Solo dan budayanya yang mahal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI