Mohon tunggu...
bonekpalsu
bonekpalsu Mohon Tunggu... profesional -

Bonek palsu yg bejo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penolakan Pembangunan Mesjid di AS, Mesjid (Bukan) Pusat Teroris dan Radikalisasi

19 April 2016   10:07 Diperbarui: 20 April 2016   08:21 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat orang-orang itu pulang kembali ke US dengan keadaan sudah ‘tercuci’ otak nya. Juga ada fakta di mesjid lah beberapa orang berdiskusi tentang permasalahan panas dan dilanjutkan dengan aksi teror. Tapi itu dilakukan secara perorangan, bukan oleh pihak pengelola masjid.

Membangun masjid atau gereja di US tidak terlalu sulit dan juga tidak gampang. Aturannya jelas dan konsisten diterapkan oleh City. Paling sering ditemui sekelompok muslim menyewa sebuah tempat untuk dijadikan ‘mesjid’ di area komersial seperti ruang perkantoran atau pertokoan yang terpisah cukup jauh dari pemukiman penduduk. 

Dengan menyewa di area perkantoran, urusan ijin dengan City lebih simple karena semua aturan pemakaian sebuah ruangan untuk berkumpul sejumlah orang sudah terpenuhi, parkir sudah ada dan sesuai kapasitas ruangan yang disewa, dan tidak perlu meminta ijin ke penduduk disekitar area.

Kalau punya duit lebih, maka membeli gereja yang sudah tidak aktif lagi adalah pilihan paling ideal, karena semua persyaratan pendirian rumah ibadah sudah pasti telah dipenuhi oleh pihak gereja terdahulu dan tinggal dialih fungsikan dari gereja menjadi masjid.

Kalau membeli tanah/bangunan di ruang non-komersil untuk dijadikan rumah ibadah akan lebih ribet urusan perijinanannya. Akan selalu ada penduduk yang menentang. 

Aku paham dan mengerti keberatan orang orang yang merasa terganggu akan bunyi bell gereja, atau lengkingan suara azan, kemacetan jalan, atau gangguan lain jika ada rumah ibadah di lingkungannya. 

Sebelum ijin dikeluarkan, pihak City sudah mengkaji semua aturan dan mempublikasikan secara terbuka ke penduduk sekitarnya tentang rencana pembangunan rumah ibadah. 

Akan ada hearing terbuka di City Hall, akan ada perdebatan. Jika ijin pendirian itu gagal, tidak terkabulkan, bisa dipastikan bukan karena faktor agama. 

Penolakan ijin karena ada aturan City yang tidak terpenuhi jika rumah ibadah itu dibangun. Bukan karena faktor takut Islamisasi, atau Kristenisasi. Undang undang Amerika menjamin kebebasan semua warganya untuk melaksanakan kepercayaannya. 

Adanya kasus ini di kotaku cukup memprihatinkan, karena kita muslim Indonesia juga punya rencana membangun sebuah masjid di atas tanah (di area bisnis) yang sudah kita beli. 

Situasi politik US memang sedang panas mendekati Pilpres November 2016 ini. Isu Islam adalah salah satu topik yang ramai diperbincangkan, mungkin sama lah dengan para anti Ahoker yang menyerang sisi sara Ahok. Bukan menyerang policy Ahok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun